Wagashi: Si Manis dari Jepang yang Mempesona Lidah

Penulis: Julia

Mina-san, tahukah kalian bahwa biasanya, salah satu yang menjadi daya tarik turis untuk mengunjungi sebuah negara adalah makanan tradisional yang mereka miliki? Jika kita melihat negara kita sendiri, Indonesia, banyak turis yang datang kemari tidak akan melewatkan kuliner-kuliner tradisional yang ada, misalnya seperti rendang, sate, dan lain-lain. Tidak terbatas pada makanan berat, banyak pula turis yang mencoba berbagai makanan manis tradisional yang kita miliki.

Sama seperti Indonesia, Jepang juga memiliki makanan manis tradisional. Salah satunya ialah mochi, si kue kenyal dari tepung beras yang biasanya diisi oleh berbagai macam isi. Tapi kue tradisional Jepang tidaklah tertutup pada mochi saja.

Mochi merupakan salah satu wagashi! Apa itu wagashi?

Wagashi adalah istilah bahasa Jepang untuk makanan-makanan manis tradisional Jepang. Biasanya, wagashi ini dinikmati bersama teh hijau. Seperti yang kita ketahui, teh hijau asli Jepang itu pahit. Makanan manis inilah yang membantu kita dapat mencerna rasa pahit yang diberikan oleh teh tersebut. Walau begitu, wagashi saat ini tidak tertutup untuk upacara teh saja, biasanya bisa dinikmati secara umum atau sesuai musim.

Jika kita mendengar tentang wagashi, biasanya kata anko akan langsung terlewat di dalam benak kita. Apa sih anko itu? Anko merupakan kacang azuki yang sudah direbus, ditambahkan gula, dan ditumbuk halus (disebut koshian) atau kasar (disebut tsubuan). Anko bisa dimakan begitu saja, tapi biasanya divariasikan dengan bahan makanan lain—seperti dijadikan isi wagashi atau dijadikan anmitsu. Anmitsu juga salah satu wagashi, lho!

 

Wagashi terbagi menjadi empat kelompok, yaitu:

  1. Namagashi adalah wagashi yang memiliki tekstur lembut dan basah. Contohnya mochi, daifuku, dan dango.
  2. Higashi adalah kebalikan dari namagashi, yaitu wagashi bertekstur keras. Contohnya senbei.
  3. Nambangashi adalah wagashi yang dibawa dari luar Jepang pada abad ke-16.
  4. Zatsugashi adalah wagashi yang berharga lebih murah dan banyak ditemukan di jalanan.

Wagashi di setiap daerah berbeda dengan daerah lainnya, sehingga menciptakan berbagai macam variasi wagashi yang dapat kita rasakan jika kita berkunjung ke daerah tersebut. Karena itu, jika minna-san berkunjung ke Jepang, jangan lupa untuk mencicipi wagashi yang ada di daerah tersebut, ya! Sekian dari artikel ini, dan doumo arigatou gozaimasu!