Malam Musim Panas Berkilau di Festival Kembang Api Sumidagawa

“Even if we can’t go today, there’ll be fireworks next year and the year after, we can go see them then.” – Hakuji.

Sumber kiri: https://in.pinterest.com/pin/659003357981180261/  

Sumber kanan: https://wall.alphacoders.com/big.php?i=1011289

Hayo, siapa di sini yang ngikutin anime Demon Slayer? Film trilogi bagian pertama berjudul Infinity Castle lagi hits akhir-akhir ini karena menyajikan animasi dan adegan pertarungan luar biasa. Kutipan tadi diambil dari masa lalu Akaza, sang iblis bulan atas tiga, ketika ia masih manusia bernama Hakuji dan bertemu dengan Koyuki, anak gurunya yang kelak menjadi istrinya—meski hanya sebentar. Jujur, waktu nonton ini mimin sakit hati banget 😭. Minasan yang belum nonton, wajib banget nonton!

Bagi yang sudah nonton, minasan pasti ingat ada momen manis sekaligus menyedihkan ketika mereka menyatakan perasaan di bawah kembang api malam. Meskipun tidak dijelaskan secara rinci, mereka tidak berada di tempat yang sembarangan. Kembang api itu kemungkinan besar berlatar pada festival musim panas paling legendaris dan ikonik di Tokyo, yakni Festival Kembang Api Sungai Sumidagawa.

Sumber: https://otomeromance.wordpress.com/

Festival Sumidagawa pertama digelar pada tahun 1733 di Edo, pusat kota yang saat ini dikenal sebagai Tokyo. Rupanya, kota ini menyimpan masa kelam yang menjadi asal-usul di balik meriahnya kilau bunga api di langit malam.

Pada tahun 1732, selama masa pemerintahan Shogun kedelapan, Tokugawa Yoshimune, terjadi sebuah bencana yang dikenal sebagai Kelaparan Besar Kyōhō atau Kyōhō no Daikikin. Bencana yang dipicu oleh pola cuaca ekstrem dan musim yang merugikan sehingga menyebabkan gagalnya panen di berbagai wilayah. Selain kelangkaan pangan, masyarakat Jepang saat itu juga berjuang melawan wabah penyakit yang menyebar akibat kondisi sanitasi buruk, sehingga ratusan ribu orang meninggal dunia.

Satu tahun kemudian, ketika kondisi berangsur pulih, Shogun Tokugawa Yoshimune mengadakan pertunjukan kembang api di tepi Sungai Sumida.  Acara yang awalnya bernama Ryōgoku Kawabiraki ini ditujukan untuk menghibur masyarakatnya yang tengah dilanda penderitaan. Selain itu, sesuai dengan kepercayaan masyarakat Edo pada masa itu, festival ini bukan hanya hiburan semata, tetapi juga punya makna spiritual dan sosial, yaitu untuk menghormati arwah korban yang meninggal akibat kelaparan dan wabah, sekaligus mengusir roh jahat.

Sumber_kiri: https://sakura.co/blog/sumidagawa-fireworks-festival?srsltid=AfmBOoqAcNtE1gBCGBjE6rIbPO36Z_NdvK5Y3B_rVfncaw_wjUbwtX1t

Sumber kanan: https://tokyotreat.com/blog/what-is-natsu-matsuri-then-and-now

Seperti halnya festival Jepang pada umumnya, suasana selalu identik dengan jalan yang dipenuhi kios makanan, dan Festival Sumidagawa pun tidak terkecuali. Beberapa jajanan yang paling populer antara lain Takoyaki, Okonomiyaki, Yakitori, Karaage, kakigōri dan masih banyak lagi. Jadi, meskipun datang hanya untuk menyaksikan kembang api, minasan tetap bisa kenyang dan puas menikmati aneka makanan khas matsuri

 Sumber kiri: https://hellotokyotours.com/blog/a-guide-to-goldfish-scooping-in-japan-tokyo-things-to-do-2025

Sumber kanan: https://tokyobling.wordpress.com/2013/09/23/festival-games-nezujinja-matsuri/

Selain makanan, ada banyak permainan tradisional yang seru dimainkan oleh anak-anak maupun pasangan muda. Misalnya, Kingyo sukui, yaitu permainan menangkap ikan mas kecil dengan sendok kertas tipis. Ada juga Shateki, permainan menembak hadiah kecil menggunakan senapan kayu mainan yang populer di berbagai festival. Dengan begitu, minasan bisa seru-seruan sambil menunggu pertunjukan kembang api dimulai.   

Sumber kiri: https://hk.trip.com/moments/detail/japan-100041-123867150/

Sumber kanan: https://tokyotravel.co.id/rekomendasi-itinerary-untuk-menikmati-festival-kembang-api-di-jepang/

Tentu saja, tidak mungkin mengunjungi Festival Kembang Api tanpa menyaksikan kembang apinya dong. Apalagi, pertunjukan Sumidagawa ini merupakan yang paling legendaris di Jepang. Jadi, mimin ada 3 rekomendasi nih, supaya minasan bisa menikmati pertunjukannya dengan maksimal. 

  • Spot Menonton yang tepat

Sumber kiri Tokyo Skytree: https://matcha-jp.com/en/375

Sumber kanan Shiori Park: https://livejapan.com/en/in-tokyo/in-pref-tokyo/in-tokyo_suburbs/article-a0003490/

Kalau ingin menonton di tempat yang populer dan merasakan atmosfer penuh festival, minasan bisa langsung menuju Sumida Park. Suasananya memang ramai hingga ribuan orang, tapi view kembang apinya jelas banget! Di Asakusa, ada pula Kuil Sensō-ji yang bisa minasan kunjungi, jadi bisa sekalian jalan-jalan ke kuil sambil menunggu kembang api dimulai.

Tetapi, kalau ingin suasana yang lebih tenang, coba deh ke Shiori Park. Dari sini, kembang api tetap terlihat indah meskipun sedikit lebih jauh, dan suasananya jauh lebih lenggang dari pusat keramaian. Sementara itu, bagi yang berada di sekitar Asakusa, Tokyo Skytree juga pas banget karena menawarkan pengalaman yang berbeda, yaitu menonton kembang api dari ketinggian dengan suasana yang lebih nyaman.

  • Datang lebih awal


Sumber: https://tentangjepang.com/traveling/perlengkapan-yang-harus-dibawa-ke-festival-hanabi-di-jepang/

Orang-orang biasanya mulai memadati lokasi sejak siang hari untuk mengamankan posisi terbaik demi kembang api. Jadi, kalau minasan tidak ingin kehilangan momen seru nan heboh dari festival legendaris Sumidagawa, sebaiknya datang lebih awal dan jangan telat! 😃

Selain itu, bawalah tikar atau alas duduk agar bisa piknik dengan nyaman. Jangan lupa menyiapkan makanan dan minuman sejak awal, karena antrean di kios festival biasanya sangat panjang. Sambil menunggu dimulainya pertunjukan, minasan bisa saling bertukar cerita bersama teman, pasangan, atau keluarga.

 

  • Tips Penting

Sumber kiri: https://www.fun-japan.jp/hk/articles/13351

Sumber kanan: https://japanesestation.com/japan-travel/event-in-japan/4-festival-hanabi-paling-populer-yang-wajib-kalian-kunjungi

Sebagai festival budaya, acara ini tentu tidak lengkap tanpa pakaian tradisional Jepang. Banyak pengunjung datang mengenakan yukata, yaitu kimono musim panas yang dipadukan dengan sandal geta. Suasana pun terasa semakin meriah. Selain itu, karena cuaca pada musim panas cukup gerah dan lembap, ada baiknya membawa kipas tangan atau handuk kecil agar lebih nyaman. 

Setelah pertunjukan selesai, stasiun di sekitar lokasi biasanya sangat padat, sehingga sebaiknya menunggu sejenak sebelum pulang agar perjalanan tidak terburu-buru. Lalu yang terakhir, jangan lupa mengabadikan momen dengan berfoto ya! 📷 Soalnya festival ini hanya diadakan sekali dalam setahun. Jadi sayang sekali jika kesempatan langka ini dilewatkan tanpa kenangan. 

Sumber: https://anievo.id/a/a-in/kenapa-festival-obon-jadi-tradisi-penting-di-jepang/

Gimana minasan? Udah siap menikmati musim panas Jepang belum?? Kalau ada kesempatan, jangan lupa mampir untuk menyaksikan kilaunya Festival Kembang Api Sumidagawa yaa!! またね~~!

 

Penulis: 2802412023 – Richard Alvaro Zhou.