PKM HIMJA B27

   

   Hari Senin, 26 Agustus 2024, anggota HIMJA B27 mulai melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di SMPN 88 di Kemanggisan, Jakarta Barat. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan edukasi kepada anak-anak SMP mengenai bahasa dan kebudayaan Jepang. 

     PKM dimulai dengan mengajarkan para siswa salam dalam bahasa Jepang (aisatsu). Kegiatan dilanjutkan dengan mengajarkan cara menulis dan membaca huruf hiragana yang merupakan dasar dari pengetahuan bahasa Jepang. Pada hari pertama ini, panitia juga berusaha membangun komunikasi yang baik dengan para peserta. Peserta tampak masih malu-malu karena baru pertama kali bertemu anggota panitia sehingga situasi di kelas masih agak canggung.

  Pada hari kedua, kegiatan dilakukan secara lebih interaktif agar siswa tidak mengantuk saat mendengarkan materi. Awalnya panitia memperkenalkan huruf katakana kepada siswa, kemudian mereka diminta untuk menuliskan nama masing-masing dengan katakana sambil diawasi dan dibantu oleh anggota-anggota panitia yang berkeliling. Materi yang dibawakan adalah ga imasu /arimasu, wa doko desu ka, serta cara memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang, di mana masing-masing siswa diminta untuk maju ke depan memperkenalkan diri menggunakan bahasa Jepang (jikoshoukai). Pada hari kedua, siswa terlihat lebih memperhatikan dan menikmati kegiatan dibandingkan hari pertama. Jumlah peserta yang hadir juga lebih banyak dibandingkan hari pertama.

    Pada hari ketiga, kegiatan dimulai dengan mengadakan quiz review materi di hari-hari sebelumnya. Siswa yang berhasil menjawab dengan tepat mendapatkan hadiah berupa snack dari panitia. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan pembawaan materi baru. Materi yang dibawakan adalah suki-kirai, pola kalimat wa … desu, partikel wo, serta partikel e dan ni. Siswa kemudian diminta untuk membuat kelompok berpasang-pasangan untuk membuat percakapan singkat dengan bahasa Jepang berdasarkan materi-materi yang telah dipelajari sebelumnya. Panitia mencontohkan terlebih dahulu contoh percakapan yang harus dipraktikkan, barulah siswa mulai menyusun kaiwa (pembicaraan). Anggota panitia yang hadir berkeliling sambil membantu siswa-siswi yang memerlukan bantuan. Setelah selesai menyusun kaiwa, masing-masing kelompok mendapatkan kesempatan untuk maju ke depan dan mempraktikkan percakapan tersebut.

   Hari keempat dimulai dengan kegiatan ice breaking berupa tebak-tebakkan karakter anime, tujuannya agar para peserta tetap bersemangat meskipun telah sampai di penghujung acara. Selanjutnya, panitia mengajak peserta untuk mengulang kembali pembelajaran yang telah diberikan dari hari pertama. Panitia kemudian melakukan kegiatan bonding dengan berbincang-bincang bersama siswa sambil menanyakan keluhan selama pembelajaran bahasa Jepang, kesan-pesan selama ini, dan lainnya.

   Acara PKM diakhiri dengan kegiatan membuat bento bersama, para peserta dibagi menjadi tiga kelompok untuk menghias bento. Setiap kelompok menggunakan kreativitasnya untuk membuat bento terlihat lebih menarik dan lucu. Panitia menyediakan nori (rumput laut), wortel, sosis, dan selada, sedangkan siswa membawa nasi, telur, dan lauk lainnya untuk menjadi bahan tambahan dalam menghias bento. Setelah itu, para siswa maju bergantian untuk menjelaskan hasil kreasi kelompok masing-masing. Di akhir acara, panitia memberikan hadiah untuk mengapresiasi partisipasi dan hasil karya masing-masing peserta.

 

Penulis: Amira Batrisyiya Ghassani Mirza 

NIM: 2702384492