Laksamana Maeda, Prajurit Jepang yang Membantu dalam Proses Kemerdekaan Indonesia

Kompas.com

Apakah kalian mengenal nama Laksamana Maeda? Ya, nama tersebut tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Beliau sudah sering kali disebut di dalam mata pelajaran sejarah. Pada nyatanya, Beliau memang berperan sangat penting dalam proses kemerdekaan Indonesia. Kira-kira apa yang dilakukan Laksamana Maeda ini, ya? Mari kita bahas lebih lanjut.

Laksamana Maeda atau dengan nama yang lebih lengkapnya, Laksamana Muda Tadashi Maeda adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada Perang Pasifik di Hindia Belanda. Maeda menempuh pendidikan di bidang Angkatan Laut Jepang pada usia 18 tahun. Beliau mengambil spesialis navigasi dan mendapatkan pangkat letnan satu dalam Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.  Dalam Angkatan Laut Jepang, dirinya juga sudah Maka dari itu, tidak mengherankan bahwa selama Jepang menduduki Indonesia beliau memiliki jabatan sebagai Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Tentara Kekaisaran Jepang. 

Maeda merupakan salah satu prajurit yang mendesak pimpinan Angkatan Laut Jepang, Laksamana Shibata untuk memerdekakan Indonesia. Lagipula, Jepang sudah menyerah ke sekutu tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945. Selain itu, Jepang juga sedang mengalami kekalahan beruntun dalam perang. Bukan hanya kalah dalam peperangan saja, tetapi kejadian pengeboman Hiroshima dan Nagasaki yang menimpa Jepang juga menjadi salah satu faktornya. 

Maeda mulai menjadi salah satu tokoh penting ketika Achmad Soebardjo memberikan berita terkait hilangnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta yang menyebabkan mereka tidak bisa melakukan sidang PPKI. Maeda yang mendengar berita tersebut seketika memberikan bantuan dan memerintahkan perwira-perwira Angkatan Laut Jepang untuk mencari keberadaan Ir. Soekarno dan juga Moh. Hatta. Dengan bantuan Maeda, tidak butuh waktu lama untuk mengetahui keberadaan mereka. Pada akhirnya, Achmad mengetahui keberadaan mereka yang sedang berada  di Rengasdengklok. 

Negosiasi pun terjadi diantara para golongan tua dan golongan muda. Dalam negosiasi ini dijelaskan bahwa Maeda akan membantu Indonesia dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Pada akhirnya, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta pun dibawa kembali ke Jakarta. Ketika malam tiba, Laksamana Maeda meminjamkan rumahnya sebagai tempat perumusan teks proklamasi. Bahkan, rumah Maeda dijaga cukup ketat dan dijamin keamanannya. Sampai saat ini rumah Laksamana Maeda yang terletak di jalan Imam Bonjol masih ada keberadaanya. Rumah Maeda saat ini telah menjadi salah satu museum bersejarah dan disebut sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi. 

Penulis: Carlene Felicia