Dialek Arekan: Bahasa Jawa Khas Masyarakat Surabaya

“Kate nang ndi, rek?”

Bagi kalian yang setidaknya pernah mengunjungi kota Surabaya, apalagi mereka yang kota aslinya merupakan Surabaya pasti sudah sering mendengar atau setidaknya pernah mengucapkan kalimat ini saat mengobrol dengan masyarakat di Surabaya. 

Layaknya Jepang yang memiliki banyak sekali dialek pada tiap daerahnya, Surabaya juga memiliki dialek yang sangat khas dan melekat dalam kehidupan masyarakatnya sendiri. Dialek yang digunakan oleh masyarakat, terutama para remaja Surabaya disebut dengan dialek arekan, atau boso suroboyoan kalau menurut masyarakat Surabaya sendiri. Ya… meskipun disebut dengan boso suroboyoan, sebenarnya dialek bahasa jawa ini berkembang dan juga sering kali digunakan di daerah sekitar Surabaya seperti Sidoarjo, Gresik, hingga Malang. 

Meskipun masih tergolong dalam penggunaan bahasa jawa karena pelafalannya sekilas mirip dengan yang digunakan oleh masyarakat di Jawa Tengah, bahasa jawa yang digunakan oleh masyarakat Surabaya bisa dikatakan sebagai bahasa jawa kasar. Bahkan orang Surabaya sendiri sering mengatakan seperti ini:

“Yen kate misuhi wong, mending nganggo boso suroboyo ae” (Artinya, kalau ingin berkata kasar pada seseorang, lebih enak pakai bahasa Surabaya aja)

Tapi meskipun dianggap kasar, masyarakat Surabaya sendiri menggunakannya pada saat bersama dengan teman-temannya atau mereka yang seumuran. Sedangkan saat sedang berbicara dengan seseorang yang lebih tua, mereka juga sering sekali mencampurkan dengan bahasa jawa halus (madya sampai krama) untuk menghormati mereka.

Gimana? Kalian mulai penasaran dengan boso suroboyoan? Nah, berikut ada beberapa contoh sederhana kosakata yang sering digunakan oleh orang Surabaya:

  • “gurung” berarti “belum” (bahasa Jawa biasa: durung)
  • “arek” berarti “anak” (bahasa Jawa biasa: bocah)
  • “gak ” berarti “tidak” (bahasa Jawa biasa: ora)
  • “opo’o” berarti “mengapa” (bahasa Jawa biasa: kenopo)
  • “kate ” berarti “akan” (bahasa Jawa biasa: arep)
  • “gae” berarti “pakai/untuk/buat” (bahasa Jawa biasa: pakai/untuk=kanggo, buat=gawe)
  • “koen” (diucapkan “kon”) berarti “kamu” (bahasa Jawa biasa: kowe) untuk yang lebih kasarnya bisa dengan “awakmu”
  • “iwak” berarti “lauk” (bahasa Jawa biasa: lawuh, “iwak” yang dimaksud disini itu lauk pada saat makan nasi. 
  • “ndhek” berarti “di” (bahasa Jawa biasa: “ing” atau “ning”)
  • “dhukur” berarti “tinggi” (bahasa Jawa biasa: dhuwur)

10 kosakata diatas hanya beberapa contoh dari banyaknya kosakata yang sering diucapkan oleh masyarakat Surabaya loh. Gimana? Menarik kan? Apakah kalian tertarik untuk mempelajari dan merasakan langsung pengalaman berbicara seperti wong Suroboyo?

Penulis: Jessica Octaviani Gunawan_ 2540102941

Referensi:

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/03/17/boso-suroboyoan-kosakata-khas-arek-suroboyo-yang-tegas 

https://indrajatim.com/budaya/dialek-boso-suroboyoan