Tradisi Malam Bainai
bridestory.com
Bagi kalian yang berasal dari daerah Sumatera Barat, pasti tahu tentang “Malam Bainai” kan? Malam Bainai merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh pengantin wanita, sebelum hari pernikahan tiba. Tradisi ini bisa dibilang sama dengan acara lepas lajang yang sering dilakukan oleh pengantin wanita dan pengantin pria pada umumnya, namun ini versi adat Minang. Bainai sendiri berasal dari kata inai yang berarti tumbuhan yang biasa digunakan untuk memerahkan kuku.
Tradisi Malam Bainai ini terdiri dari beberapa prosesi. Sebelum itu, anak daro atau pengantin wanita harus mengenakan baju tradisional, Baju Tokah, serta hiasan kepala, Suntiang.
Prosesi pertama yang dilakukan adalah, Prosesi Mandi-Mandi. Prosesi pertama ini, mirip dengan tradisi siraman adat Jawa. Namun, prosesi ini dilakukan hanya dengan mencipratkan air dengan jumlah ganjil dan airnya harus menggunakan Sitawa Sidingin.
Prosesi kedua adalah mengantarkan anak daro ke pelaminan. Kedua orang tua pengantin wanita mengantarkan anak mereka ke pelaminan. Hal ini dapat diartikan sebagai lambang dari perjalanan hidup pengantin wanita.
Prosesi ketiga adalah prosesi memakaikan inai atau Malam Bainai. Prosesi ini merupakan prosesi yang paling penting di tradisi tersebut. Di sini, para saudara perempuan anak daro akan memakaikan inai kepada kuku anak daro.
Prosesi yang terakhir merupakan, anak daro akan diberi petuah atau nasihat oleh keluarga beserta kerabat dekatnya. Pada prosesi ini, biasanya akan ada alunan musik yang menghangatkan prosesi akhir dari tradisi Malam Bainai ini.
Muthia Farha Aidil/2440110034
Sumber:
https://id.theasianparent.com/malam-bainai
https://www.bridestory.com/id/blog/makna-tradisi-malam-bainai-dari-adat-minang