Mengenal Stasiun Tokyo, Stasiun Tersibuk di Jepang
Apa kalian tahu bangunan dalam gambar di atas? Bangunan besar dengan arsitektur bergaya Eropa dan terbuat dari batu bata merah ini adalah Stasiun Tokyo atau Tokyo Station, salah satu stasiun tertua yang kini juga menjadi stasiun tersibuk di Jepang. Bagaimana tidak, di dalam stasiun ini, ada banyak sekali peron yang siap mengantarkan penumpang menuju ke stasiun tujuan mereka. Tidak hanya itu, lokasinya yang strategis dan arsitekturnya yang menarik juga menjadikan stasiun ini sebagai salah satu tempat atraksi yang sayang dilewatkan oleh para turis mancanegara ketika hendak pergi ke Jepang.
Penasaran dengan apa yang ada di dalam stasiun ini? Yuk, kita cari tahu bersama-sama!
Sejarah Stasiun Tokyo
Stasiun Tokyo mulanya diciptakan ketika pemerintah Jepang merasa harus ada stasiun yang dapat menghubungkan kawasan Shinbashi dengan Ueno. Pemerintah Jepang pada waktu itu juga berpikir bahwa stasiun yang menghubungkan kawasan Shinbashi dan Ueno ini adalah sebuah stasiun pusat yang dapat terhubung dengan semua kawasan di Jepang.
Awalnya, insinyur asal Jerman, Franz Batzler, diundang untuk melihat rencana pembangunan rel kereta dari Shinbashi ke Ueno dan dipercaya untuk membuat rancangan bangunan dari stasiun yang baru ini. Batzler, yang sudah mempelajari arsitektur Jepang, kemudian merancang bangunan Stasiun Tokyo dengan arsitektur khas Jepang. Sayangnya, rancangannya itu ditolak.
Karena pada saat itu Jepang tengah mengalami westernisasi pada era Meiji, pemerintah menginginkan desain bangunan yang lebih modern. Arsitek Kingo Tatsuno, bapak arsitektur modern Jepang, dipercaya untuk merancang desain Stasiun Tokyo. Desain milik Tatsuno sangat berbeda dengan milik Batzler, karena desain yang digambar Tatsuno adalah sebuah bangunan bergaya barat dan terlihat modern.
Stasiun Tokyo pun selesai dibangun pada tahun 1914. Karena sudah berdiri untuk waktu yang lama, Stasiun Tokyo menjadi saksi bisu sejarah Jepang, mulai dari Gempa Besar Kanto, Perang Dunia I dan II, Olimpiade, dan peluncuran kereta cepat (shinkansen) pertama di Jepang. Pada masa Perang Dunia II, Stasiun Tokyo sempat terkena imbas dari serangan udara yang menimpa Tokyo. Bangunan tersebut dipugar, namun tidak sama dengan desain aslinya. Baru pada ulang tahunnya yang ke-100 pada 2014 lalu, Stasiun Tokyo dipugar sehingga bangunannya menyerupai desain aslinya.
Stasiun Tersibuk
Karena Stasiun Tokyo adalah stasiun pusat yang menghubungkan Tokyo dengan banyak daerah di Jepang, stasiun ini kerap dinilai sebagai stasiun tersibuk di Jepang. Tidak seperti stasiun lainnya di Tokyo yang hanya dilayani oleh jalur Japan Railway (JR) ternama seperti Yamanote atau Chuo, stasiun ini memiliki banyak jalur lainnya, termasuk di antaranya jalur rel kereta shinkansen yang menghubungkan Tokyo dengan kota-kota besar lainnya seperti Kyoto atau Osaka.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Stasiun Tokyo terdiri dari 28 peron yang siap mengantarkan penumpang menuju ke stasiun tujuan mereka. 28 peron tersebut terdiri dari 20 peron di atas tanah dan 8 peron lainnya di bawah tanah. Sebanyak kurang lebih 3.000 kereta melintasi stasiun ini setiap harinya dan Stasiun Tokyo juga melayani 500.000 penumpang tiap harinya.
Stasiun Tokyo juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang tentunya dapat memudahkan penumpang ketika berkunjung ke stasiun ini atau lewat stasiun ini, tapi masih harus mengerjakan hal lain. Stasiun Tokyo menyediakan koneksi wi-fi gratis, pusat informasi dalam berbagai bahasa, tempat penukaran uang asing, dan juga loker penitipan barang.
Lokasi Strategis
Stasiun Tokyo terletak di kawasan Chiyoda, Tokyo. Selain itu, Stasiun Tokyo juga berdekatan dengan kawasan elit Marunouchi dan lingkungan istana Kaisar Jepang. Karena lokasinya yang strategis ini, begitu keluar dari stasiun ini, pengunjung akan menemukan berbagai area hiburan dan tempat belanja yang ada di kawasan Marunouchi.
Jika keluar dari pintu barat yang mengarah ke Marunouchi, pengunjung dapat langsung mengunjungi kawasan istana Kaisar Jepang yang terdiri dari Taman Air Mancur Wadakura serta taman kawasan istana di bagian timur, gedung Shin-Marunouchi, GRANSTA Marunouchi, dan Tokyo International Forum. Di kawasan pintu keluar barat ini, ada juga Sannomaru Shozokan, sebuah museum koleksi kekaisaran, dan hotel serta galeri Stasiun Tokyo.
Sementara itu, jika keluar dari pintu timur yang mengarah ke kawasan Yaesu, pengunjung dapat mengakses terminal bus JR Express dan menemui berbagai tempat belanja dan atraksi menarik lainnya di kawasan tersebut. Sebut saja Marunouchi Trust Tower, Nihonbashi Takashimaya, Hotel Shangri-La Tokyo, Mal Yaesu, dan Pusat Buku Yaesu.
Jadi, apakah kalian tertarik untuk mengunjungi Stasiun Tokyo ketika berkunjung ke Jepang nanti? Semoga pandemi COVID-19 dapat segera diatasi agar kita bisa berkunjung ke sana, ya!
Sumber:
- https://www.japantimes.co.jp/news/2014/12/13/national/history/tokyo-station-100-change/#.X0xrFvkzbIV
- https://livejapan.com/en/in-tokyo/in-pref-tokyo/in-tokyo_train_station/article-a0001220/
- https://japanesestation.com/japan-travel/travel-destination/jsnavigator-aiyuki-aikawa-diary-mengintip-kemegahan-tokyo-station
- https://japanesestation.com/japan-travel/travel-destination/6-rekomendasi-souvenir-menarik-yang-bisa-kalian-beli-di-stasiun-tokyo
Nadia Theresa Johari
2301849164