Sekolah untuk Maskot di Jepang

Choko Group Mascot Actor’s School adalah satu-satunya sekolah maskot di Jepang. Sekolah ini merupakan bagian dari Choko Group, yang bergerak di bidang pelatihan untuk orang yang ingin menjadi maskot maupun untuk mereka yang sudah berpengalaman, dan ingin meningkatkan kinerjanya. Choko Group juga membuat kostum dan berperan semacam agensi talent untuk perusahaan yang membutuhkan maskot maupun sebaliknya. Choko Group sendiri didirikan oleh veteran wanita maskot yaitu, Choko Ohira dan sudah berjalan selama 12 tahun. Choko Group terletak di pinggiran barat Tokyo, lebih tepatnya di wilayah Sekido, Tama.

Sejarah dari sekolah Choko Group Mascot Actor’s School yang didirikan Choko Ohira. Choko Ohira adalah seorang veteran maskot. Dahulu, Choko Ohira adalah maskot dari program anak-anak yaitu “Okaasan to Issho” yang berarti “Bersama Ibu” Choko Ohira sendiri memerankan karakter bajak laut tikus terkenal yaitu Popori selama lebih dari satu dekade. Akhirnya setelah dia selesai memerankan karakter Popori,  Choko Ohira memutuskan untuk mendirikan sekolah untuk maskot di Jepang. Beberapa siswa yang belajar di sekolah Choko Ohira ini mengatakan bahwa Choko Group Mascot Actor’s School ini spesial, karena pendirinya sendiri merupakan mantan maskot yang bergengsi. Karena menurut mereka, seperti mendatangi kelas maskot yang diajarkan oleh artis terkenal.

Semua yang belajar di Choko Group diajarkan semua hal untuk menjadi maskot. Contohnya, cara melambai, menari, berpose, cara berinteraksi dengan anak-anak, dan perform. Orang yang belajar di Choko Group juga bermacam-macam. Mulai dari Ibu rumah tangga hingga mantan koki. Umur mereka juga bermacam- macam, mulai dari umur 20 tahun hingga umur 50 tahun.

Ada beberapa peraturan penting yang harus diperhatikan saat menjadi maskot. Peraturan yang pertama adalah tidak boleh berbicara. Karena suara orang yang memakai kostum maskot dan suara karakter maskot berbeda, hal ini dapat menyebakan hancurnya kesan penonton terhadap karakter maskot tersebut. Peraturan yang kedua adalah tidak boleh menunjukan kulit asli. Semua orang yang menjadi maskot tidak boleh berganti kostum di publik, karena akan menunjukan rahasia bahwa karakter itu tidak nyata. Peraturan yang ketiga adalah tidak boleh kasar dengan penonton. Karena maskot bukan hanya sekedar kostum, namun menjadi karakter dari kostum maskot yang dipakai tersebut. Jadi, orang yang menjadi maskot tidak boleh kasar apalagi sampai menghancurkan citra karakter dan meninggalkan kesan tidak baik kepada penonton.

Harga sekolah Choko Group Mascot Actor’s School adalah sekitar Rp 4.050.000, untuk 12 jam pelajaran. Harga yang fantastis bukan? Tapi mengapa masih ada orang yang mau menjadi maskot profesional? Berbagai jawaban diberikan oleh orang-orang yang menjadi maskot. Mulai dari ingin membuat orang tersenyum hingga memberikan rasa sukacita kepada orang-orang. Tentu bukan hal yang mudah untuk menjadi maskot. Namun, mereka bisa menyebarkan rasa sukacita dan membuat orang-orang tersenyum.

Sumber            : https://www.atlasobscura.com/articles/japanese-mascot-school

https://www.straitstimes.com/asia/east-asia/in-mascot-crazy-japan-one-can-learn-          the-craft-at-the-mascot-actors-school

https://gigazine.net/gsc_news/en/20181205-woman-teaching-mascot/

Nama   : Delevin Natasha

NIM    : 2301850531