Tiga Pusaka Keramat Jepang

Jika kalian menonton prosesi penobatan Kaisar Naruhito pada 30 April 2019 yang lalu, tentunya melihat keberadaan dari tiga benda yang dipresentasikan di hadapan kaisar baru Jepang. Ketiga benda ini merupakan tiga benda pusaka milik kekaisaran Jepang yang biasanya ditampilkan hanya pada saat upacara penobatan kaisar yang baru. Karena benda-benda ini memiliki unsur mitologis yang kuat, keaslian dari benda pusaka ini dipertanyakan. Tiga benda pusaka ini dijaga ketat oleh pendeta-pendeta tertentu dan tidak diperbolehkan untuk diperlihatkan pada publik sehingga tidak ada foto maupun gambar yang akurat dari benda-benda tersebut  Kalau pun diperlihatkan di publik, biasanya ditutupi oleh kain atau disimpan di dalam kotak.

Menurut legenda, tiga pusaka ini diturunkan dari langit oleh Dewi Amaterasu kepada kaisar pertama Jepang, Kaisar Jimmu, yang kemudian diturunkan selama beberapa generasi berturut-turut. Ketiga benda pusaka ini terdiri dari sebuah kaca (Yata-no-Kagami), sebuah bilah pedang (Kusanagi-no-Tsurugi), dan sebuah permata (Yasakani-no-Magatama). Di antara ketiga benda ini, cermin Yata-no-Kagami dikatakan sebagai benda yang terpenting karena cermin melambangkan kebenaran. Makna dari pedang Kusanagi-no-Tsurugi­ adalah keberanian dari seorang kaisar namun keaslian pedang tersebut masih dipertanyakan hingga sekarang. Konon pedang ini didapatkan dari ular berkepala delapan, Yamato-no-Orochi oleh Dewa Susanoo sebagai permintaan maafnya kepada Dewi Amaterasu. Magatama diciptakan sekitar 1.000 tahun yang lalu, dimana awalnya hanya memiliki nilai estetika dan kemudian dihargai karena memaknai kemurahan hati kaisar.

Saat penobatan, ketiga benda pusaka ini diletakan di sebuah ruang upacara yang bernama Matsu-no-Ma pada saat upacara Kenji to Shokei no Gi atau upacara penobatan kaisar. Sementara itu, cerminnya disimpan di suatu tempat dalam kompleks istana kekaisaran yang bernama Kashiko Dokoro. Akan tetapi, benda-benda yang digunakan dalam upacara penobatan dikatakan sebagai duplikat dari yang asli. Hingga saat ini, tidak ada yang tahu secara pasti dari lokasi keberadaan benda-benda tersebut. Banyak yang mengatakan bahwa cermin yang asli disimpan di Kuil Ise di Prefektur Mie, dan pedangnya disimpan di Kuil Atsuta di Prefektur Nagoya. Sementara permatanya disimpan di istana kekaisaran yang berada di Tokyo.

 

Sumber:

https://mainichi.jp/english/articles/20180331/p2a/00m/0na/007000c

https://www.thevintagenews.com/2019/05/18/japanese-coronation-ceremony/

Nama: Anggita Pramesthi Adrianto

NIM: 2201729953