SEDUHAN KOPI DALAM HARMONI BUDAYA JEPANG

Kopi adalah jenis minuman yang sangat populer di seluruh dunia. Biji kopi yang berbentuk bulat berasal dari buah pohon kopi yang dipetik oleh petani. Buah kopi kemudian dimasukan ke dalam mesin pengupas untuk mengeluarkan biji kopi dari sekam dan dipilah satu demi satu untuk mendapatkan biji yang berkualitas. Biji-biji tersebut dikeringkan lalu dipanggang agar biji kopi dapat dikonsumsi.

Kachiichakan, kedai kopi pertama di Jepang didirikan pada tahun 1888 di Tokyo oleh Tei Ei-Kei. Namun 5 tahun setelahnya, kedai ini tutup karena kebangkrutan. Pada tahun 1907, cabang kedai kopi pertama di dunia didirikan di Tokyo dan Osaka yang bernama Paulista. Dalam beberapa waktu setelah dibukanya kedai kopi tersebut, Paulista menghasilkan kesuksesan yang besar. Bagi kalangan pecinta kopi saat ini, (orang Jepang) lebih memilih kedai kopi independen untuk membuka cabang, baik lokal maupun impor.

Merry White, seorang dosen antropologi Universitas Harvard di Inggris pernah mengunjungi Jepang untuk melakukan riset penelitian tentang kehidupan masyarakat perkotaan dan budaya Jepang. Salah satu bidang yang beliau tekuni adalah sejarah kopi. Di dalam bukunya yang berjudul Coffee Life in Japan (Kehidupan Kopi di Jepang), ia mengatakan bahwa kopi lebih populer ketimbang teh hijau dalam konteks jenis minuman terpilih oleh masyarakat Jepang. Jenis kopi yang disukai oleh orang Jepang rata-rata adalah jenis blended coffee.

Jepang sendiri merupakan negara yang sering melakukan penelitian varietas kopi baru sebelum akhirnya didistribusikan ke setiap penjuru dunia. Jepang juga memiliki standar kopi yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain. White juga mengatakan, “Apabila kopi yang anda produksi dapat lolos di Jepang, maka kopi anda dapat lolos di negara lain juga.”

Di Jepang, kalian akan menemukan banyak kedai kopi. Dimulai dari kedai kopi terkenal seperti Starbucks sampai kedai kopi spesial. Kebanyakan orang menganggap kedai kopi sebagai ‘tempat ketiga’ selain rumah dan pekerjaan; maksudnya sebagai tempat relaksasi melepas kelelahan setelah seharian bekerja. Kita mengetahui bahwa barista seringkali menanyakan kepada pelanggan mengenai jenis minuman apa yang dipilih serta nama depan pelanggan. Tidak demikian jika dibandingkan dengan barista di Jepang. Meskipun mereka terlihat ramah dan riang, mereka biasanya diam dan tidak menanyakan keadaan pelanggan (contoh: keadaan keluarga).

Barista umumnya menyajikan kopi menggunakan alat penyeduh otomatis. Berbeda dengan Jepang, barista menyeduh kopi dengan tangan. “Preferensi yang dimaksud datang dari rasa (di dalam diri) seorang master sejati yang mampu ‘memainkan’ nada berbeda dalam kopi yang bermacam-macam secara bersamaan membuat sebuah simfoni rasa”, ujarnya. Seluruh proses penyajian merupakan hasil tangan dan sangat artisinal.

Karena keunikan serta gaya penyajian kopi Jepang yang berbeda, baru-baru ini café di Amerika Serikat dan Eropa mulai menggunakan teknik Jepang untuk menyeduh dan menyajikan kopi kepada pelanggan. “(Hal) yang membuatku tertarik (untuk meneliti sejarah kopi) adalah kopi sebagai sebuah industri di Jepang; dan ekspor kopi bergaya Jepang didatangkan dari tempat di mana orang-orang tidak begitu berpikir sebagai negara pengonsumsi kopi.”, katanya.

Demikianlah artikel mengenai kopi dalam budaya Jepang. Setelah membaca artikel ini, apakah kalian penasaran untuk mencicipi kopi di Jepang? Jika kalian berkesempatan untuk berkunjung ke Jepang, jangan lupa untuk mencobanya ya! Sekian dan terima kasih telah membaca. ?

 

Sumber :

http://www.bu.edu/bostonia/web/cafe/

https://nationalpost.com/life/food/coffee-is-king-in-japan-experience-one-of-the-worlds-most-fascinating-coffee-cultures

https://japantoday.com/category/features/opinions/japans-coffee-culture

Penulis: Saskia Savira

NIM: 2201820250