Alat Musik Tradisional Klasik Jepang yang Menggetarkan Hati

Penulis :Erlivian Herlivia
NIM : 2101628253

JAKARTA- Pada kesempatan ini (7/9) Universitas Binus mendapat kehormatan karena menjadi tempat penampilan dan workshop dari Nakanoshima-Ryu Taishogoto yang akan tampil untuk Jak-Japan matsuri besok di Plaza Tenggara Senayan, Tapi, taukah kalian apa itu taishogoto? Simak artikelnya yuk!

Taishogoto atau yang dikenal dengan Nagoya Harp adalah alat musik era Taisho. Alat music ini diperkenalkan oleh Gorō Morita pada tahun 1912. Beliau mendapatkan beasiswa untuk bersekolah diluar Jepang dan mendapatkan ide untuk menciptakan instrumen musik dengan mesin tik. Taishogoto sendiri berbentuk segi empat perpaduan mesin tik yang bernada dan mempunyai senar seperti gitar diujungnya. Cara memainkan alat musik ini dengan cara ditekan dan dipetik. Taishogoto memiliki 4 jenis nada, yaitu bernada sopran, alto, bass, dan dance piano (untuk penampilan modern). Harmonisasi ini menciptakan sebuah lagu lengkap semua instrument. Padahal, hanya menggunakan ansambel dari Taishogoto.

Acara ini berlangsung 2 jam dari mulainya acara. Dimulai dengan kata sambutan dari ketua Nakanoshima- Ryu Taishogoto. Pemain Taishogoto ini tidak lagi muda, namun mereka tetap bersemangat untuk menampilkan yang terbaik. Ada 12 lagu yang ditampilkan. Baik lagu barat, lagu tradisional, lagu klasik, lagu populer Jepang, maupun lagu populer Indonesia yaitu Bengawan Solo. Disela penampilan mereka, mereka juga mengajak peserta untuk bermain taishogoto dengan bersama-sama. Mereka mengajarkan para peserta dengan ramah menggunakan Bahasa Jepang. Walaupun bukan bahasa yang dimengerti para peserta. Para pemain mempraktikan bagaimana cara memainkannya dengan not yang sudah disediakan, dan peserta mencobanya perlahan.

Acara ini sukses membuat para penonton menikmati alunan musik dan bertepuk tangan riuh. Pada penampilan lagu terakhir, yaitu Kokoro no Tomo. Peserta sangat antusias mendengarkan dan bernyanyi bersama. Selain peserta yang menyaksikan depan mata, banyak juga pasang mata yang melihat dari lantai 2 Universitas Binus Kijang. Acara ini ditutup dengan prosesi Kepala Jurusan Sastra Jepang Bina Nusantara yang memberikan souvenir sebagai tanda terimakasih.

Kesempatan ini akan menjadi kesempatan yang tidak akan terlupakan. Namun bagi yang belum berkesempatan untuk melihat, taishogoto ini akan tampil di Jak-Japan Matsuri pada tanggal 8 September 2018 ini. Pastinya penampilannya akan dibawakan lebih menarik. Sekian artikel untuk Taishogoto kali ini. Harapannya kita bisa memetik nilai dimana kita harus membudayakan alat musik tradisional yang kita punya sampai generasi yang akan datang. Selain itu juga, tidak semua alat musik tradisional itu kuno. Bahkan bisa dipakai untuk menyanyikan lagu-lagu modern sehingga tidak akan hilang eksistensinya.