Mengenal Karate untuk Otak, Karuta

Mina-san, kalian pernah menonton anime berjudul Chihayafuru? Anime yang menceritakan kisah anak SMA yang gemar bermain karuta. Penasaran apasih karuta itu atau bagaimana permainan karuta bisa sampai di Jepang? Kali ini kita akan memberikan sedikit ulasan mengenai permainan karuta.

Karuta adalah sebuah permainan kartu yang belum terlalu dikenal orang di luar Jepang. Walau pun berdasarkan sejarahnya karuta ini bukanlah permainan asli dari Jepang melainkan mengadopsi dari negara lain sama seperti karate. Pada dasarnya aturan permainan yang diadopsi dari Portugis ini adalah yang paling cepat mengenali kartu yan dibacakan oleh penyair dan merebut kartu tersebut sebelum diambil lawan main. Karuta juga banyak dijuluki ‘Karate for Brain’ karena dalam karuta kita diharuskan untuk mengingat seraya mendengarkan waka (puisi klasik Jepang) yang dilantunkan penyair. Tapi selain untuk bermain, karuta juga bisa digunakan dalam proses belajar untuk anak-anak. Ada jenis karuta yang sengaja dibuat untuk belajar huruf-huruf hiragana dan katakana.

Di Jepang ada dua jenis kartu, kartu Portugis (carta) dan Eawase (lomba melukis di Jepang). Kartu Eawase inilah yang nantinya berkembang menjadi permainan karuta yang sekarang. Kartu Eawase pada awalnya menggunakan kerang lalu pada awak abad ke-17 mulai diganti menjadi kartu pada umumnya. Karuta Eawase terbagi menjadi dua, uta-garuha dan iroha karuta. Dalam uta-garuta, kita harus mencari dua baris terakhir dari tiga baris awal waka. Waka yang biasa digunakan diambil dari Ogura Hyakunin Isshu. Sedangkan iroha karuta adalah jenis kartu yang memiliki gambar dan kana di salah satu sudut. Ini kartu yang biasa digunakan untuk belajar huruf kana.

Permainan karuta biasa dimainkan di sebuah ruangan berlaintaikan tatami. Sama seperti karate, dalam permainan karuta juga terdapat tingkatan-tingkatan. Tingkatan ini biasanya ditentukan lewat turnamen. Tingkatan dalam karuta yang terendah adalah tingkat C sedangkan tertinggi adalah A, untuk naik tingkat mereka harus mengikuti kompetisi kenaikan tingkat karuta.

Turnamen karuta diadakan pertama kali pada abad ke-19 di setiap daerah dan setiap daerah memiliki peraturannya masing-masing yang berbeda. Dan pada abad ke-20 turnament nasional karuta dilaksanakan, turnamen ini biasa diadakan setiap bulan Januari di Omi Jingu sebuah kuil Shinto di daerah Shiga. Turnamen yang dilakukan untuk mendapatkan gelar Meijin dan Queen,  kedua gelar tersebut merupakan gelar atau tingkat tertinggi dalam karuta. Meijin untuk laki-laki, sedangkan Queen untuk perempuan.

Turnamen Meijin pertama kali dilakukan pada tahun 1955, gelar ini pertama kali didapatkan oleh Ichiro Masaki yang dikenal juga sebagai ‘Eternal Master’ karena mempertahankan gelar itu selama sepuluh tahun. Sedangkan turnamen Queen pertama kali dilaksanakan dua tahun setelahnya tahun 1957 yang dimenangkan oleh Chieko Amano. Turnamen untuk mendapatkan gelar ini hanya dapat dilakukan oleh pemain tingkat A, dari ribuan orang yang bermain pada akhirnya hanya satu orang yang masuk ke final melawan Meijin dan Queen sebelumnya. Pada final turnamen biasanya pemain memakai baju tradisional yang dinamakan hakama.

Tidak hanya turnamen umum seperti penentuan Meijin dan Queen, di Jepang juga terdapat turnamen nasional untuk antar SMA yang diadakan setiap bulan Juli. Dahulu ada istilah jika menjadi pemain karuta nomor satu di Jepang berarti nomor satu di dunia karena negara lain belum tahu tentang permainan ini. Tapi belakangan, sejak tahun 2012 mulai diadakan turnamen Internasional dengan pemain dari berbagai negara.

Herziaputri Rachmawati