SSEARCH#4
SSEARCH 4 ini mengundang 2 alumni arsitektur BINUS yang sudah cukup sukses di dunia pekerjaan arsitektur yaitu Dhanie Syawaliah (BINUS 2012) dan Seisy Zakia (BINUS 2013) untuk sharing architecture project mereka. Dimulai dari Dhanie Syawaliah, selama perkuliahan, ia aktif dalam himars, Jong architect, dan seminar Budi Pradono. Ia juga sharing mengenai pengalamannya magang di studio andra matin selama 8 bulan dan selama 6 tahun bekerja di Andra Matin serta project yang ditanganinnya yaitu Masjid As Shobur Tubaba, rumah dengan dominansi open space di Bandung, dan Airport di Banyuwangi. Dhanie yang merupakan tangan kanan Andra Matin dalam project Masjid As Shobur menceritakan tentang pembangunan dan elemen elemen arsitektur Masjid As Shobur. Bupati Tubaba menyerahkan project ini kepada Andra Matin dengan harapan agar masjid ini dapat menjadi daya tarik atau icon Tubaba untuk menarik para wisatawan ke Tubaba karena kota ini tidak memiliki wisata yang menarik orang untuk berjunjung. Masjid ini didominasi beton dan disebut juga Masjid 99 Cahaya karena pada bagian atapnya dilengkapi 99 lobang cahaya yang pada tepat matahari diatas kita, di bulan Maret-September akan membentuk pantulan bayangan yang menarik. Pada bagian ceillingnya dilengkapi dengan kaligrafi surat asmaul husna yang merefleksikan diri saat shalat. Setelah beberapa tahun bekerja di studio andra matin, Dhanie akhirnya memutuskan untuk membuat studio arsitek sendiri yaitu DhanieSal bersama temannya yang dipertemukan pada studio Andra Matin. Saat ini DhanieSal sudah memiliki 6 staff. Salah satu project DhanieSal ini adalah rumah yang bersatu dengan coffeeshop. Pada project ini digunakan glass brick yang merupakan pertama di Indonesia.
Pembicara kedua adalah Seizy Saskia. Perjalanan menuju arsitek, selama masa kuliah lebih banyak mencari tau dimana letak passionnya dan juga mengikuti organisasi HIMARS. Ka Seizy ikut berpartisipasi dalam workshop bernama Omahkukini dan mengikuti kompetisi Danone Young Social Entterpreneur. Melalui kompetisi Danone dalam membuat social project yang akan diimplementasikan dalam kehidupan nyata tersebut membuat ia tertarik untuk kerja di multi international company. Namun, setelah sidang TA ia mendapat rekomendasi tempat kerja di Air Mas Asri. Penting baginya untuk semasa kuliah menggali terlebih dahulu dimana letak ketertarikan kita. Saat di Air Mas Asri ia mendapat banyak project high rise. Beliau membantu salah satu project di Bandung dengan Pak Yusuf yaitu direktur dari Air mas asri dengan nama Landmark Residence. Project tersebut dimulai pada tahun 2012 dan pada saat ini sudah selesai. Project ini juga merupakan kolaborasi dengan Mas Febri, Pak Yusuf, dan Pak Gaza. Pada project Landmark Residence ini terdapat bagian atas yang menjadi area eksklusif dan terdapat kurang lebih 8 tower. Ketika pindah ke masyuri, ia diceritakan mengenai proyek rumah asuhnya. Yayasan rumah asuhnya itu berada di pedalaman dan non komersil, sehingga membangun kembali desa yang hamper punah di Indonesia.
Project yang akan dipresentasikan mulai dari tahun 2014-2020. Project pertama yaitu Universitas Ciputra di Surabaya, project dimulai dari tahun 2013 dan baru selesai 2020. Selanjutnya, project rumah di jalan sriwijaya dengan luas tanah 2.000 dengan 4 lantai, di tengah atas terdapat rooftop dan ruang tengah yang terbuka. Lalu, project Bumi Apsari yaitu pendomo untuk acara pernikahan dan disewakan, sebelum proses pembuatannya Ka Seizy ke Jogja untuk mempelajari rumah Joglo. Selanjutnya, project rumah di Karawaci dengan 3 lantai dan rooftop dibagian atas. Lalu ad project kos-kosan di Cipete dengan 14 kamar dan luas kamar 500 dengan konsep semi outdoor. Selanjutnya, project di Labuan Bajo dengan nama Puncak Waringin. Project ini dikerjakan bersama kementrian PUPR dan Bapak Jokowi. Degan fungsi area tenun, area souvenir, view deck, dan theater. Bentuk diambil dari arsitektur flores dan batu batu dari budaya megalitikum di flores. Selanjurnya, project rumah di Kebon Jeruk dengan 3 lantai, dengan lantai 3 sebagai ruang kumpul dan karena klien merupakan orang Palembang Ka Seizy memberikan pattern songket Palembang untuk menguatkan identitas.