Penerapan Arsitektur Modern di Jakarta

  1. Gama Tower

Pada saat ini, Gama Tower merupakan bangunan pencakar langit tertinggi di Indonesia yang terletak di jalan H. R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Sebelumnya, bangunan ini dikenal sebagai Menara Rasuna atau Menara Cemindo. Tinggi dari bangunan ini setidaknya 310 meter dan memiliki 69 lantai, tinggi bangunan yang dapat dikonfirmasi yaitu setinggi 285,5 meter dan memiliki 64 lantai. Bangunan menggunakan konsep green building ini dikategorikan sebagai arsitektur modern yang mewah dan memiliki fungsi sebagai kantor dan hotel. Pembangunan dari Gama Tower dimulai pada tahun 2011 dan diselesaikan pada tahun 2015. 

  1. Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal yang terletak di Jakarta ini, dipercayai sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara. Sejarah dibalik pembangunan masjid ini dimulai saat Presiden Soekarno mencetuskan sebuah sayembara di tahun 1955 yang dimenangkan oleh rancangan karya Friedrich Silaban yang bertemakan ‘Ketuhanan’. Pembangunan masjid ini terjadi pada tahun 1961 dan menggunakan gaya arsitektur yang kontemporer, serta mengandung makna-makna yang berkaitan dengan Islam dan juga kemerdekaan Indonesia, contohnya ukuran kubah yang digunakan sebesar 45 meter yang melambangkan tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia dan penggunaan 12 pilar yang melambangkan terdapatnya 12 bulan dalam satu tahun serta melambangkan tanggal kelahiran Nabi Muhammad. Karena letaknya yang berseberangan dengan gereja kathedral melambangkan toleransi antar agama.

  1. Metropole XXI

Sinema Metropole XXI adalah sinema tertua yang terletak di jalan Pegangsaan nomor 21, Menteng, Jakarta Tengah. Metropole Cinema ini dibangun pada tanggal 11 Agustus 1949 dan diselasaikan pada tahun 1951. Peresmian dari sinama ini ditandai dengan diputarnya film berjudul Annie Get Your Gun. Banyak yang menduga bahwa rancangan sinema ini merupakan karya arsitek Belanda, Johannes Martinus (Han) Groenewegen, tetapi menurut catatan sejarah, arsitek yang merancang bangunan ini ialah Liauw Goan Seng, yang merancang bangunan ini dengan gaya Art Deco. Sinema ini sempat mengalami beberapa pergantian nama sebelum dinamakan sebagai Metropole XXI.