Study Tour 2025: HIMARS GOES TO OSAKA-KYOTO
29 September – 3 Oktober 2025
Study Tour merupakan salah satu program kerja tahunan HIMARS yang bertujuan memperluas wawasan dan pengalaman mahasiswa arsitektur melalui observasi langsung ke karya dan lingkungan arsitektur di luar negeri. Tahun ini, HIMARS menghadirkan Study Tour 2025: HIMARS Goes to Osaka–Kyoto dengan tema Kōsen no Kenchiku, yang berarti “Arsitektur dan Evolusi Teknologi”. Perjalanan ini mengajak peserta untuk menelusuri bagaimana arsitektur Jepang berevolusi seiring kemajuan teknologi—mulai dari struktur tradisional Kyoto yang sarat nilai historis, hingga inovasi desain futuristik di kota Osaka yang memanfaatkan kecerdasan buatan, teknologi ramah lingkungan, serta konsep smart city.
Hari Pertama – Tiba di Osaka.
Rombongan tiba di Itami Osaka International Airport dan melanjutkan perjalanan menuju pusat kota Osaka. Setelah check-in di hotel, peserta menikmati waktu santai untuk beradaptasi dengan suasana kota. Malam harinya, peserta bersama-sama melakukan eksplorasi ringan di kawasan Dōtonbori dan Namba District, dua area ikonik yang menggambarkan dinamika arsitektur urban Jepang—padat, hidup, namun tertata rapi.
Hari Kedua – Eksplorasi Penuh di Osaka Expo 2025.
Di Hari kedua ini menjadi inti dari kegiatan Study Tour ini diadakan, di mana seluruh peserta mengikuti kunjungan penuh ke Expo 2025 Osaka, Kansai, yang berlokasi di Pulau Yumeshima. Dengan membawa tema Designing Future Society for Our Lives, Expo 2025 menjadi ajang pameran dunia yang menghadirkan beragam paviliun negara dan korporasi yang menampilkan inovasi arsitektur dan teknologi terkini. Peserta berkesempatan mengunjungi hampir seluruh paviliun utama yang terbagi dalam tiga zona besar:
Saving Lives Zone – menampilkan solusi arsitektur untuk keberlanjutan, efisiensi energi, dan penanggulangan krisis lingkungan.
Empowering Lives Zone – berfokus pada inovasi digital, artificial intelligence, dan interaksi manusia-teknologi dalam desain ruang.
Connecting Lives Zone – mengeksplorasi hubungan sosial, budaya, dan ruang publik lintas negara.
Selama eksplorasi, peserta mengamati langsung bagaimana tiap paviliun mempresentasikan identitas negaranya lewat pendekatan arsitektur, teknologi, dan pengalaman ruang. Beberapa paviliun yang paling membekas di antaranya:
INDONESIA PAVILION
Paviliun Indonesia menjadi salah satu titik kebanggaan tersendiri. Mengusung tema “Nusantara: Nature, Future, Culture”, paviliun ini menampilkan arsitektur tropis yang memadukan material alami seperti bambu, kayu, dan serat alam dengan sistem struktur modular berkelanjutan. Desainnya merepresentasikan filosofi keberagaman dan keterhubungan antar pulau, diwujudkan melalui bentuk ruang yang terbuka dan sirkulasi yang berliku menyerupai garis pantai Nusantara. Di dalamnya, peserta disambut oleh instalasi digital yang menampilkan potensi energi terbarukan Indonesia dan upaya adaptasi terhadap perubahan iklim. Melalui pengalaman ini, peserta HIMARS mendapat wawasan tentang bagaimana nilai-nilai lokal dan teknologi modern dapat berpadu dalam satu bahasa arsitektur yang kontekstual dan progresif.
KOREA PAVILION
Paviliun Korea memukau dengan fasad kinetik yang berubah warna sesuai pergerakan pengunjung. Konsep “Korea on the Move” diwujudkan melalui teknologi sensorik dan media interaktif berskala besar yang menggabungkan seni, teknologi, dan budaya masa depan. Peserta mencatat bagaimana pendekatan *human-centered design* menciptakan ruang yang bukan hanya dilihat, tapi juga dirasakan secara intuitif.
SPAIN PAVILION
Paviliun Spanyol mengusung konsep “Kuroshio Current”, terinspirasi dari arus laut yang menghubungkan Jepang dan Spanyol. Bentuknya menyerupai gelombang dengan tangga terbuka sebagai ruang publik, menonjolkan prinsip keberlanjutan dan ekonomi biru melalui material daur ulang serta pemanfaatan cahaya dan angin alami.
ARAB SAUDI PAVILION
Paviliun yang monumental ini menampilkan geometri futuristik dan panel reflektif yang menciptakan kesan ruang tak terbatas. Interiornya menghadirkan pengalaman imersif melalui proyeksi multimedia tentang transformasi kota gurun menuju smart desert city, menjadi simbol perpaduan antara tradisi dan visi masa depan.
Hari ditutup dengan momen hangat saat peserta menyaksikan pertunjukan kembang api di Ring Utama Osaka Expo 2025. Langit malam yang berwarna-warni menjadi penutup sempurna bagi hari penuh inspirasi—menggambarkan bahwa di balik kemajuan teknologi, selalu ada ruang bagi keindahan dan kebersamaan.
Hari Ketiga – Jelajah Arsitektur di Kyoto
Perjalanan berlanjut menuju Kota Kyoto, pusat budaya dan sejarah Jepang. Sebelum menuju Universitas yang di tuju, peserta makan siang bersama di salah satu restaurant traditional jepang_Yoshimura Kitayamaro
Peserta kemudian mengunjungi Kyoto University of the Arts and Design untuk mengenal pendekatan arsitektur akademik di Jepang. Di sana, mereka mengikuti sesi berbagi bersama Prof. Tomohisa Miyauchi dan Prof. Morishige mengenai filosofi desain dan konteks budaya Jepang, dilanjutkan tur keliling kampus. Kunjungan ditutup dengan penyerahan plakat oleh Tyashabriya selaku Project Manager Study Tour kali ini, sebagai simbol apresiasi dan kolaborasi akademik.
dilanjutkan dengan kunjungan ke Fushimi Inari Taisha, salah satu kuil paling terkenal di Jepang yang dikenal dengan ribuan gerbang torii berwarna merah terang. Kunjungan ini memberikan pengalaman langsung tentang bagaimana arsitektur spiritual Jepang memadukan kesakralan ruang, material alami, dan hubungan harmonis antara bangunan dengan lanskap alam sekitarnya.
Hari Keempat – Arsitektur Kontemporer Osaka
Kembali ke Osaka, peserta mengunjungi Umeda Sky Building, dan Osaka Castle Park, juga Church of the Light karya Tadao Ando untuk mempelajari harmoni antara ruang hijau, sejarah, dan arsitektur modern. Hari diakhiri dengan sesi penutupan dan foto bersama sebagai penutup perjalanan.
Hari Kelima – Perjalanan Pulang.
Last but not least, Hari kelima menjadi momen perpisahan dengan Jepang. Setelah sarapan dan proses check-out, rombongan berangkat menuju ITAMI OSAKA International Airport. Dan kegiatan Study Tour 2025: HIMARS Goes to Osaka–Kyoto berjalan dengan lancar juga memberikan pengalaman berharga bagi seluruh peserta.
Melalui perjalanan ini, mahasiswa tidak hanya memahami evolusi arsitektur Jepang, tetapi juga memperoleh inspirasi tentang bagaimana arsitektur dapat menjadi medium yang menjembatani tradisi, teknologi, dan keberlanjutan. Dengan Kōsen no Kenchiku, kegiatan ini menjadi langkah awal bagi generasi arsitek muda untuk terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi dalam menjawab tantangan zaman.













