Architecture Grand Festival (AGF) 2023

Architecture Grand Festival (AGF) merupakan suatu program kerja HIMARS BINUS University yang berskala international untuk mewujudkan apresiasi kami terhadap perkembangan di lingkup arsitektur masa kini dan mewujudkan visi – misi bersama sebagai suatu organisasi kemahasiswaan.

Melalui pameran, seminar, talk show, sayembara, lomba, dan lokakarya, kami berharap dapat menjadi wadah penyebaran pengetahuan dan kesadaran tentang arsitektur dan seni kepada masyarakat. Ini mencakup aspek pengetahuan umum dan perkembangan saat ini. Pada tahun ke-10 ini, AGF berkolaborasi dengan Bintaro Design District 2023, dengan tema “Menggambarkan Alam,” yang akan diselenggarakan di South 78 Bintaro dari 8-18 November 2023.

Kolaborasi antara Bintaro Design District dan Architecture Grand Festival 2023, dengan tema “Envisioning Nature,” mencakup serangkaian acara yang komprehensif. Tujuannya adalah untuk menggabungkan keahlian arsitektur dan desain dengan penghargaan mendalam terhadap alam. Selain pameran karya, program ini juga mencakup seminar, diskusi, dan kompetisi, dengan melibatkan tokoh-tokoh berpengaruh dari bidang arsitektur, studi lingkungan, dan desain.

Kolaborasi ini bertujuan untuk menumbuhkan inspirasi dan solusi kreatif yang dapat memicu ide-ide revolusioner tentang integrasi harmonis alam dalam lanskap perkotaan masa depan.

AGF berlangsung selama dua minggu dengan berbagai kegiatan seperti lokakarya, seminar, talk show, dan instalasi arsitektur. Salah satu instalasi yang mencolok adalah berjudul “Sea of Can Waste,” yang terwujud melalui ratusan kaleng susu berwarna perak yang diatur dalam pola tertentu dan digantung pada partisi.

Ketika melintasi lorong, kepala akan bersentuhan dengan kaleng, menghasilkan suara gemeretak. Ini merupakan pesan atau peringatan tentang kerusakan lingkungan akibat limbah konsumsi manusia yang diwakili oleh keberadaan kaleng susu.

Pesan bijak yang disampaikan adalah bahwa ekosistem alam yang rusak memerlukan penanganan segera untuk mencegah kondisi yang semakin parah. Ini melibatkan konsumsi yang bijak, mencari kemasan ramah lingkungan, dan pengelolaan limbah rumah tangga untuk menciptakan produk bernilai ekonomi.

Selain instalasi  “Sea of Can Waste,” terdapat exhibition online yang bertemakan “Verdantia” VERDANTIA berangkat dari cerita bahwa kehijauan merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup. VERDANTIA bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan melalui Pameran Virtual dengan tema Botanical Garden. Exhibition ini dapat dikunjungi melalui link dibwah ini, https://www.spatial.io/s/VERDANTIA-653ede31722c0394001d7fa3?share=2888331114781534904

Selama minggu pertama AGF ,terdapat workshop oleharsitek Yanita Mila Ardiani  dengan tema “Transformasi Kota Menuju Arsitektur Berkelanjutan,” diikuti oleh dua design talks oleh alumni arsitektur Binus. Design talks pertama, berjudul “Introducing Culture through Sustainable Products,” disampaikan oleh Ivan Halim Pramana dan Dhanie Syawalia. Design talks kedua berjudul “Measuring the Sustainability Impact in Cultural Heritage Preservation,” oleh Ar. Denny Setiawan dan Alexis Shelindra.

Pada minggu kedua AGF 2023 x BDD 2023, terdapat sesi open judging untuk lomba dan sayembara arsitektur. Peserta mempresentasikan karyanya dalam lomba fotografi + ilustrasi, sketsa + seni, dan lomba arsitektur di hadapan juri nasional dan internasional. Sesi open judging diakhiri dengan pengumuman pemenang untuk setiap lomba dan sayembara arsitektur.

Sesi  talkshow dan seminar menampilkan pembicara internasional dari berbagai negara, termasuk Malaysia, Thailand, Korea, dan Indonesia. Talkshow AGF Binus University x Bintaro Design District menjelajahi tema “Envisioning Nature: Positive Future with Aesthetics in the Environment,” berfokus pada konsep alam dalam arsitektur, estetika, keberlanjutan, dan desain biofilik dalam menciptakan lingkungan yang indah dan berkelanjutan yang erat kaitannya dengan budaya, teknologi, tren masa depan, konsep smart city, dan pelestarian sejarah.

Terdapat sesi tanya jawab, dimana audiens memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan mendalami topik ini, merangsang pemikiran tentang bagaimana estetika bisa menjadi kunci untuk mengubah lingkungan masa depan secara positif.

Talkshow “Envisioning Nature: Positive Future with Aesthetics in the Environment,”  menggali hubungan antara arsitektur dan alam dengan mengeksplorasi konsep arsitektur terinspirasi alam. Pembicara Ridha Razak, Arsitek – Direktur AbRAz Arkitek, ARN Consulting training, Seetizens Lab, seetizensplus.io, dan Direktur Pentas skool dari Malaysia, bersama dengan Qhwarizmi, Arsitek – Direktur Qhwarizmi Architects (QWA), Malaysia, membahas bagaimana elemen alam yang terintegrasi dalam desain, seperti penggunaan bahan alami dan optimasi cahaya alam, memainkan peran kunci.

Pertimbangan terhadap iklim, topografi, flora, dan fauna lokal ditekankan dalam menciptakan desain yang harmonis. Penggunaan teknologi hijau, seperti panel surya dan atap berkebun, disajikan sebagai solusi untuk mengurangi dampak lingkungan. Diskusi merinci peran estetika dalam meningkatkan pengalaman ruang, dengan fokus pada keindahan alam dan pemilihan material yang mencerminkan elemen alam. Arsitektur berkelanjutan menjadi pusat pembahasan, memaksimalkan efisiensi sumber daya dan menggabungkan elemen alam dalam desain biofilik untuk menciptakan ruang yang nyaman dan berkelanjutan. Diskusi melibatkan keterkaitan dengan budaya lokal, pelestarian sejarah, teknologi, tren masa depan, kota cerdas, dan aplikasi sehari-hari, menjelaskan bagaimana arsitektur terinspirasi alam bisa menjadi dasar untuk masa depan yang lebih berkelanjutan, estetis, dan sesuai dengan nilai budaya serta perkembangan teknologi. Diskusi ini mengajak audiens untuk mempertimbangkan peran estetika dalam menciptakan lingkungan masa depan yang positif, dengan harapan dapat menginspirasi langkah-langkah positif dalam desain arsitektur masa depan.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC dan presentasi dari masing-masing pembicara, dilanjutkan dengan sesi talkshow yang dimoderatori oleh Rezki Dikaputera, IAI, dari Arah Arsitektur. Sesi ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab di mana peserta dan pembicara terlibat dalam diskusi.

Seminar AGF Binus University  X Bintaro Design District, bertema “Envisioning Nature: Sensory Experience and Nature Infused Architecture,” bertujuan untuk mengeksplorasi peran pengalaman sensori dalam arsitektur yang terinspirasi oleh alam. Fokus utamanya adalah bagaimana arsitek dan desainer memanfaatkan elemen alam, seperti cahaya, suara, tekstur, dan komponen alam lainnya, untuk menciptakan ruang yang mengundang pengalaman sensori yang kaya dan memuaskan. Seminar ini juga membahas dampak positif arsitektur yang menggabungkan unsur-unsur alam terhadap kesejahteraan manusia.

Seminar AGF 2023 X Bintaro Design District menekankan tema “Envisioning Nature: Sensory Experience and Nature Infused Architecture,,” diisi oleh pembicara internasional, Rujnumporn Keskasemsook, Arsitek – Pendiri Sook Architects dari Thailand, Muhammad Sagitha, Arsitek – Pendiri ArMS Architects dari Indonesia, dan Lee Ki Chul, Arsitek – Pendiri ARCHITECT-K dari Korea Selatan. Para pembicara mempresentasikan karya-karya arsitektur mereka yang terkait dengan tema seminar, dan seminar diakhiri dengan sesi tanya jawab dengan peserta. Seminar ini juga dimeriahkan dengan penampilan band pada akhir acara. Acara ditutup dengan sesi foto bersama dengan para pembicara AGF 2023 x BDD 2023.