Relasi Antara Arsitektur dan Budaya
Oleh: 2602152433 – Dhaku Atma Nugraha
Pengertian Arsitektur
Arsitektur (dari bahasa Yunani) = arche dan tektoon. Arche berarti: yang asli, yang utama, yang awal; sedangkan tektoon menunjuk sesuatu yang berdiri kokoh, tidak roboh, stabil, dan sebagainya. Jadi kata arsitektur hanya punya sudut pandangan teknis statika bangunan belaka. Architectoon artinya pembangunan utama atau sebenarnya: tukang ahli bangunan yang utama.
Di Eropa abad pertengahan, arsitek umumnya dikenal sebagai, magister operis (guru atau ahli seni) atau magister lapidum (guru atau ahli batu). Pada masa firaun Mesir, kaisar Romawi, dan di sebagian besar sistem kekaisaran, arsitek memegang profesi yang sangat politis, karena prestise dan kehebatan seorang kaisar selalu diukur dari istana dan bangunan ‘Negara’.
Pengertian Budaya
Kebudayaan berasal dari kata culture (Belanda) culture (Inggris) dan colere (Latin) yang berarti mengolah, menggarap, menyuburkan dan menumbuhkan, apalagi selanjutnya penggarapan tanah berkembang menjadi seluruh tenaga dan kegiatan manusia mengolah dan mengubah alam. Kata bahasa Indonesia (Sansekerta) “buddhayah”, merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti pikiran atau akal. Pendapat lain mengatakan bahwa “kebudayaan” merupakan pengembangan dari kata majemuk budidaya-daya yang berarti kekuatan pikiran, oleh karena itu dibedakan antara budaya dan budidaya. Kebudayaan merupakan kekuatan kecerdasan yang berupa daya cipta, prakarsa, dan perasaan.
Relasi antara Arsitektur dan Budaya
Konteks kebudayaan dalam bentuknya yang akan tercermin dalam karya arsitektur meliputi: agama, sosial, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, estetika. Nilai sebagai salah satu perwujudan kebudayaan akan mencakup hal yang berkenaan dengan kebenaran (logika), kebaikan (etika), keindahan (estetika). Faktor fungsi dari kebudayaan dalam wujud arsitektur ditentukan oleh kebutuhan, teknologi, asosiasi, estetika, telesik (kesejamanan), pemakaian yang tepat.
Skema Relasi antara arsitektur dan budaya
Sumber: