Arsitektur Modern : Brutalisme

Oleh: 2440022454 – Noviola Esther

Fig 1. Geisel Library (Zulfikar, 2020)

Kemajuan teknologi berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan kehidupan manusia. Kemudian, revolusi industri ini mempengaruhi perancangan pada bangunan, seperti perubahan dari konstruksi bangunan tradisional menjadi bangunan fungsional dengan teknologi baru. Diperkirakan pada akhir abad 19, terdapat beberapa arsitek yang berusaha ‘menentang’ gaya tradisional dari Beaux-Art dan Neo-Classicism yang berkembang di Eropa dan Amerika Serikat. Salah satunya yaitu arsitek Frank Lloyd Wright, dia merupakan seorang arsitek yang tidak terikat dengan suatu gaya arsitektur secara spesifik, sehingga dia menciptakan gaya arsitektur yang menjadi ciri khasnya sendiri. Di Eropa, gaya arsitektur modern awal ini dipelopori oleh arsitek, Walter Gropius dan Ludwig Mies van der Rohe di Jerman, Le Corbusier dan Robert Mallet-Stevens di Perancis, dan Konstantin Melnikov di Uni Soviet ; yang mana mereka berusaha untuk menekankan pada bentuk dan menghilangkan berbagai bentuk ornamen dan hiasan pada bangunan. Di tahun 1890-an, Victor Horta dan Hector Guimard memulai gaya Art Nouveau di Belgium dan Perancis; setelah Perang Dunia I, gaya tersebut digantikan dengan gaya Art Deco.  

Fig 2.1  Bauhaus School, Fig 2.2 The National Assembly in Dhaka (The Editors of Encyclopaedia Britannica and Anonymous, n.d.)

Sejak lahirnya gaya arsitektur modern, terdapat banyak variasi gaya arsitektur modern yang berkembang di seluruh dunia. Pada tahun 1919 di Jerman, gaya arsitektur ini beriringan dengan gaya Bauhaus yang dimulai oleh Walter Gropius. Mendekati Perang Dunia II, banyak arsitek Bauhaus yang memilih untuk menetap di Amerika Serikat dan mengenalkan gaya arsitektur mereka sebagai International Style, yang kemudian digantikan dengan post-modernisme didahului oleh Louis Kahn dan Eero Saarinem. Pada awal abad ke-20, secara halus gaya arsitektur modern ini berkembang dibawah pengaruh gaya arsitektur klasik; salah satu bangunan pertama yaitu karya Peter Behren yang diselesaikan di tahun 1925. Setelah Perang Dunia II, modernisme di Britania Raya lanjut berevolusi menjadi apa yang dikenal sebagai New Brutalism yang diinspirasi oleh karya Le Corbusier.

Brutalisme atau yang dikenal juga sebagai arsitektur brutalisme adalah sebuah gaya arsitektur yang berkembang pada pertengahan abad ke-20 yaitu sekitar tahun 1950-an sampai dengan 1980-an di Inggris; pada masa ini, bangunan sipil, institutional, dan patung diterapkan gaya arsitektur ini. Nama “brutal” berasal dari bahasa Prancis, béton burt yang berarti beton mentah; memberikan kesan seolah bangunan yang terbengkalai. Gaya arsitektur ini dikatakan bermula dari seorang arsitek Perancis-Swiss bernama Le Corbusier yang berkarir selama 50 tahun; yang mana pada masa tersebut ia merancang beberapa bangunan yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Selain itu, ia dikenal sebagai perintis beton bertulang.

Setelah Perang Dunia II, negara-negara yang terletak di Eropa Timur dipengaruhi oleh para sosialis yang mengakibatkan terciptanya bangunan keras dengan biaya murah yang bersifat ‘utilitarian’. Pada masa itu, beton menjadi material pilihan dikarenakan biayanya yang murah dan pembangunan yang cepat. Pada tahun 1952, Le Corbusier ditugaskan untuk merancang suatu perumahan sosial untuk kelas pekerja di Marseilles, Perancis ; yang mana mampu menampung hingga 1.600 di 337 unit apartemen. Unité d’Habitation menjadi awal dari arsitektur brutalisme yang merupakan bangunan apartemen modular dengan kerangka beton bertulang besar serta tanpa adanya ornamen dan dekorasi pada bangunan.

Fig 3. Unité d’Habitation (Furuto, n.d.)

Pada tahun 1970-an di New York, Amerika Serikat, gaya arsitektur ini mencapai puncaknya, namun setelah pergantian dekade, reputasi dari arsitektur ini menurun; hal ini disebabkan oleh biaya perawatannya yang mahal dan gaya arsitektur ini dinilai kurang fungsional. Beton-beton yang ditampilkan pada bangunan secara perlahan akan rusak hingga merusak keindahan bangunan sehingga bangunan dengan gaya brutalisme ini kehilangan daya tariknya. Pada abad ke-21 atau sekitar tiga dekade kemudian, gaya arsitektur ini kembali popular. Sejumlah arsitek kontemporer, seperti Peter Zumthor, Tadao Ando, Daniel Libeskind, dan Zaha Hadid menciptakan karya-karya yang dipengaruhi oleh gaya arsitektur brutalisme. Sisi buruk gaya arsitektur ini menjadi alasan awal kebangkitan dari arsitektur ini. Peruntuhan beberapa bangunan dengan gaya arsitektur ini dihentikan karena adanya gerakan pelestarian. Pada saat ini, bangunan brutalisme telah diubah melalui restrukturisasi dan renovasi ekstensif sehingga bangunan ini layak digunakan, modern, dan tidak merusak pemandangan.

Fig 4. National Theatre (Goodhart, 2019.)

Karakteristik dari arsitektur brutalisme, seperti:

  1. Bentuk yang kaku dan struktur yang kasar:

Bahan utama yang ditampilkan tanpa finishing tambahan menyebabkan gaya arsitektur ini menjadi lebih kaku dan kasar. Gaya bangunan yang menampilkan bentuk aslinya, membuat bangunan ini tidak menggunakan bahan pasir halus seperti pada umumnya, sehingga struktur terlihat kasar dan apa adanya. Permukaan beton yang sengaja ditampilkan dan dibiarkan tanpa finishing menjadi ciri khas dari bangunan yang elegan.

  1. Bentuknya aneh dan menyimpang dari kaidah bangunan pada umumnya:

Untuk menunjukkan dan menyesuaikan dengan kesan kokoh pada bahan bangunan, maka bentuk bangunan tidak memiliki ketentuan dan memiliki bentuk bebas yang aneh, kokoh, dan tidak rapi.

  1. Memiliki warna yang gelap:

Untuk menekankan kesan kuat dan kokoh pada arsitektur brutalisme, perpaduan warna yang digunakan yaitu warna-warna gelap sehingga terkesan ‘masculine’, sederhana, dan kokoh.

  1. Memiliki banyak akses sirkulasi dan pencahayaan:

Bangunan yang berbahan dasar beton ini, menimbulkan permasalahan akan potensi udara menjadi keruh, selain itu, ciri khas gaya arsitektur ini yang identic gelap menimbulkan ruangan yang semakin gelap juga, sehingga solusi yang diberikan oleh perancang yang menggunakan gaya arsitektur ini yaitu memberi banyak sirkulasi udara dan pencahayaan melalui jendela.

 

 

 

Referensi :

Anonymous. (n.d.). Architecture : Louis Kahn. Diakses dari http://www.dreamideamachine.com/?p=44957

Anonymous. (2020, Januari 25). Arsitektur Brutalis. Diakses dari https://arsitektur.uma.ac.id/2020/01/25/arsitektur-brutalis/

Anonymous. (n.d.). Brutalist Architecture. Diakses dari https://www.theartstory.org/movement/brutalism/

Fauzia, N. (2020, Mei 5). Modern Architecture : Quick History, Variations, and Characteristics. Diakses dari https://indonesiadesign.com/story/modern-architecture

Furuto, A. (n.d.). “Brutalism. Architecture of Everyday Culture, Poetry and Theory” Symposium. Diakses dari https://www.archdaily.com/224525/brutalism-architecture-of-everyday-culture-poetry-and-theory-symposium

Goodhart, C. (2019, January 18). A Brief Introduction to Brutalism. Diakses dari https://heritagecalling.com/2019/01/18/a-brief-introduction-to-brutalism/

Jordan, Y. (2022, Januari 1). Arsitektur Brutalisme: Pengertian, Karakteristik & Contohnya. Diakses dari https://japdesain.com/blog/arsitektur-brutalisme-pengertian-karakteristik-contohnya/

The Editors of Encyclopaedia Britannica. (n.d.). Bauhaus. Diakses dari https://www.britannica.com/topic/Bauhaus

Tim Editorial Rumah.com. (2021, Januari 24). Desain Arsitektur Modern: Sejarah, Ciri Khas, dan Prinsipnya. Diakses dari https://www.rumah.com/panduan-properti/arsitektur-modern-40999

Unknown. (2013, Januari 22). Perkembangan Arsitektur Dunia. Diakses dari http://perkembanganarsitekturdunia.blogspot.com/2013/01/sejarah-dan-perkembangan-arsitektur.html

Zulfikar, A. (2020, September 8). Mengenal Arsitektur Brutalisme, Konsep Keindahan Bangunan Yang Kasar Dan Futuristik. Diakses dari https://berita.99.co/arsitektur-brutalisme/2