Prinsip Estetika Bangunan dan Jenis-Jenis Pondasi

Prinsip Estetika Bangunan

Irama  (Accentuation & Rhythm)

Dalam desain arsitektur, yang dimaksud irama adalah penataan dari sebuah elemen yang harmonis. Elemen inipun bisa bervariasi mulai dari bentuk, warna, hingga perabot dan dekor ruangan.

Prinsip irama dalam desain arsitektur sendiri dibagi menjadi dua jenis irama. Pertama adalah irama statis merupakan pengulangan dengan pola yang sama dan konsisten. Contohnya bisa seperti peletakkan kolom dengan jarak setiap 3 meter secara konsisten. Irama yang kedua adalah irama dinamis, di mana faktor penentu pengulangan irama bisa lebih dari satu aspek dan bervariasi. Dalam desain arsitektur, contoh dari pengaplikasian prinsip irama dinamis adalah pola warna pada fasad rumah atau fasad bangunan yang diselang-seling secara teratur dan konsisten. Contoh dalam warna misalnya coklat-putih-hijau.

Keseimbangan (Balance)

Desain arsitektur yang baik adalah desain yang seimbang. Untuk itulah prinsip dalam desain arsitektur  selanjutnya adalah balance. Keseimbangan dalam desain arsitektur sendiri dibagi menjadi dua.

Pertama adalah keseimbangan simetris. Menentukan komposisi keseimbangan yang simetris terbilang cukup mudah. Cukup imajinasikan terdapat garis pada bagian tengah-tengah objek arsitektur dan apakah kedua sisi memilik visual yang serupa atau seperti reflektif. Selain simetris, keseimbangan juga bisa dicapai dengan komposisi asimetris, di mana penataan sengaja dibentuk tak seimbang dengan menitikberatkan kontras pada salah satu titik atau sisi  dalam ruang.

Point of Interest atau Hierarki

Prinsip desain arsitektur satu ini juga  sering disebut sebagai focal point. Sederhananya, prinsip desain arsitektur ini adalah membuat sebuah elemen kontras yang menjadi perhatian utama dari sebuah desain. Baik itu dalam interior maupun secara arsitektural. Contoh pengaplikasian prinsip desain arsitektur ini dalam hal bentuk adalah dengan membuat desain jendela unik dengan bentuk persegi panjang di antara rangkaian jendela dengan bentuk melingkar.

Skala (Scale)

Skala adalah perbandingan dari ruang atau bangunan dengan lingkungan atau elemen arsitektural lainnya. Pada dasarnya, skala pada desain arsitektur tak ada aturan khusus karena skala bisa disesuaikan dengan nuansa atau kesan yang diinginkan. Misalkan untuk mendapatkan kesan megah, kamu bisa membuat ruangan dengan tinggi yang lebih tinggi daripada ruang lainnya atau standar pada umumnya.

Kesatuan (Unity)

Memberikan keserasian pada setiap unsur dalam desain arsitektur bisa dilakukan dengan berbagai hal seperti dengan penggunaan warna, bentuk, pola, material hingga gaya spesifik desain. Contoh penerapan dari prinsip ini dalam desain arsitektur adalah dengan penggunaan bentuk yang sama. Misalkan saja kamu menata berbagai jenis foto dalam bingkai dengan berbagai ukuran dan warna. Berikan bentuk bingkai persegi yang sama makan komposisi pajangan bingkai foto milikmu akan terlihat lebih menyatu secara keseluruhan.

Sumbu (Axis)

Garis sumbu adalah “Garis yang dibentuk oleh dua titik dalam ruang, tentang bentuk dan ruang mana yang dapat diatur secara simetris atau seimbang.” Garis sumbu juga sering disebut garis aksis atau garis as.

Pada dasarnya, sumbu adalah garis tengah yang awalnya membantu membentuk ruang dalam desain layout. Seringkali sumbu berada di tengah bangunan atau melewati pintu masuk. Sumbu memberikan panjang dan arah, menciptakan gerakan dan juga memberikan pandangan di sepanjang lintasannya dan harus diakhiri di kedua ujungnya dengan bentuk dan ruang tertentu.

Jenis-Jenis Pondasi

Sebelum memutuskan membuat suatu pondasi, biasanya harus melakukan sejenis survei untuk mengukur struktur tanah tempat sebuah proyek akan dikerjakan. Setelah hal itu, maka baru bisa menentukan jenis pondasi bangunan seperti apa yang akan dibuat. Di sini akan dibahas dua pondasi yang dapat dijadikan referensi dalam menggerakan sebuah proyek pembangunan.

  1. Pondasi Dalam

Seperti yang sebelumnya telah dikatakan bahwa jenis pondasi yang satu ini biasa digunakan dalam membangun bangunan bertingkat. Pondasi ini adalah yang didirikan di permukaan tanah dengan kedalaman tertentu sehingga beban struktur sebuah bangunan dan kondisi permukaan tanah memengaruhi daya dukung pondasinya. Pondasi ini juga terdiri dari beberapa jenis lagi :

Pondasi Dinding Diafragma (Pondasi Piers) : pondasi untuk meneruskan beban struktural yang dibuat dengan menggunakan penggalian dalam. Setelah itu, struktur pondasi Piers dipasangkan bersamaan ke dalam galian.

Pondasi Tiang Pancang : pondasi ini biasnaya menggunakan beton sebagai bahan dasarnya. Beton tersebut kemudian ditancapkan lengsung ke tanah menggunakansebuah mesin yang disebut mesin pemancang.

Pondasi Bor Pile (Caissons) : pondasi caissons baisanya dibangun di dalam tanah, tepatnya di permukaan tanah. Selain itu, pondasi yang satu ini ditempatkan pada kedalaman sesuai dengan kebutuhan dengan cara membuat sebuah lubang. Untuk membuat pondasi ini, digunakan sitem pengukuran tanah dengan cara pengeboran.

  1. Pondasi Dangkal

Sementara itu, membuat pondasi dangkal biasanya digunakan dalam proyek pembangunan bangunan yang lebih sederhana. Selain itu, pondasi yang ini dibuat tak jauh dengan permukaan tanah. Pada umumnya, kedalaman pondasi dibangun kurang dari 1/3 dari lebar pondasi dengan kedalaman kurang dari 3 meter. Sama halnya dengan pondasi dalam, terdapat beberapa jenis pondasi dangkal:

Pondasi Raft : digunakan untuk menyebarkan beban struktur atas area yang luas. Biasanya jenis pondasi yang satu ini sering digunakan di area tanah yang memiliki tekstrur yang lebih lunak atau longgar dengan kapasitas daya tahan yang rendah.

Pondasi Tapak : digunakan untuk menggunakan titik individual. Biasanya, pondasi seperti ini dibuat dalam bentuk lingkaran, persegi, maupun persegi panjang. Selain itu, pondasi ini terdiri dari lapisan beton yang sama juga seragam.

Pondasi Memanjang atau Pondasi Jalur : digunakan untuk mendukung beban yang memanjang (beban garis). Pada umumnya, pondasi memanjang dibuat untuk dinding bangunan yang dibuat membentuk persegi, persegi panjang, atau trapesium.

Sumber:

https://www.adhyaksapersada.co.id/jenis-jenis-pondasi-bangunan/

https://www.dekoruma.com/artikel/64511/prinsip-dasar-desain-

arsitekturhttps://www.arsitur.com/2019/06/6-prinsip-desain-arsitektur-contoh.html