PERAIH JUARA 3 SAYEMBARA ARCHITECTURE GRAND FESTIVAL 2018
Architectural Grand Festival (AGF) merupakan program kerja utama dari HIMARS BINUS, dan dalam acara tersebut terdapat banyak event salah satunya adalah sayembara, sayembara ini memiliki tema yaitu “Slum Area” dan proyek sayembara ini berlokasi di Kampung Pulo, Jatinegara. Yulianto Wijaya adalah salah satu mahasiswa arsitektur Bina Nusantara yang berhasil meraih juara 3 pada sayembara tersebut. Proyek yang diusungnya berjudul “Parasite House – When life starts from above the flood”.
Proyek yang ia buat ini adalah untuk meberikan solusi atas masalah yang terjadi di lokasi tersebut yaitu banjir, disamping itu masalah lain yang dialami warga di Kampung Pulo cukup banyak seperti sampah, kurangnya air bersih, kerusuhan, bahkan hingga masalah sosial dan target kota Jakarta pada tahun 2030 untuk kampung tersebut adalah membuat rusun namun warga di Kampung Pulo tidak setuju karena mereka merasa bahwa itu adalah rumah mereka.
Pada umumnya proyek ini berfungsi untuk mengedukasi warga agar bisa tinggal di hunian bertingkat. Solusi banjir pada umumnya adalah membuat rumah yang tinggi tetapi menurutnya (Yulianto) bagaimana membuat hunian bertingkat di Kawasan sepadat itu? Dan bagaimana cara membuat hunian baru tanpa menggusur penghuni (warga) yang sudah tinggal disana setidaknya tiga generasi terlebih dahulu? Jadi solusi yang ia pikirkan adalah membangun rumah diatas rumah, membuat rumah bertingkat dan membuat warga masih merasakan rumah tersebut milik mereka, setelah itu baru dikembangkan beberapa konsep di bidang lingkungan, social, resource dan lainnya sehingga hunian ini bisa mencapai livable city yang mengacu kepada prinsip Lennard (1997).
Kemudian ia juga memiliki kesan selama mengikuti sayembara ini, pertama ia merasa tertantang karna mengerjakan proyek ini sendiri, dan dia harus membuat jadwal untuk mengerjakan proyek ini ditengah kesibukannya yang cukup padat, selama menjalani site visit ia benar benar mencoba memposisikan diri sebagai warga yang berada disana karena ternyata cara hidup mereka sedikit berbeda, mereka (warga) sudah tinggal disana cukup lama dan mereka merasa nyaman tinggal disana padahal hal tersebut tidak baik untuk kesehatan mereka dan proyek yang dia buat (Yulianto) sedikit keluar dari Term of Reference (TOR) karena ia merasa sedikit tidak sesuai dengan apa yang warga butuhkan jadi ia mencoba mengambil resiko yang dirasanya lebih solutif.
Dia juga memberikan pesan untuk kita semua khususnya mahasiswa arsitektur BINUS yaitu ia mengajak kita semua untuk memajukan BINUS khususnya jurusan arsitektur bersama sama dengan mengikuti event seperti sayembara ini dan terakhir dia mengigatkan kepada kita semua bahwa yang memajukan nama kampus tidak luput dari jasa para senior dan juga kita yang akan menjadi alumni.