Pentingnya Kejujuran bagi Seorang Akuntan

Akuntan adalah bentuk profesi yang bertugas untuk mencatat keuangan suatu perusahaan melalui pendidikan yang ditempuh pada jurusan akuntansi. Ada beberapa jenis profesi akuntan, yaitu Akuntan Perusahaan, Akuntan Publik, Akuntan Pemerintah, Akuntan Pendidik, Akuntan Syariah, dan Akuntan Pajak. Tugas-tugas yang dikerjakan oleh seorang akuntan biasanya disebut sebagai akuntansi. Menurut Winarno (2006), akuntansi adalah proses mencatat transaksi keuangan dan mengolah data transaksi dengan menyajikan sebuah informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akuntansi adalah seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi. Fungsi dari akuntansi adalah memberikan beberapa data keuangan untuk mengambil keputusan bagi sebuah perusahaan.

Memiliki sikap integritas sangatlah penting untuk menjadi seorang akuntan. Sudah menjadi kewajiban bagi seorang akuntan untuk bersikap jujur dalam menganalisis laporan keuangan untuk semua pihak yang berkepentingan. Integritas merupakan sebuah karakter dasar yang menjadi komponen penting untuk menimbulkan kepercayaan masyarakat sehingga mengharuskan seorang akuntan untuk selalu bersikap jujur dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya. Dalam melakukan tugasnya, seorang akuntan tidak hanya dituntut untuk ahli dalam menganalisis laporan keuangan, tetapi juga harus bersikap integritas. Jika seorang akuntan memiliki keahlian yang tinggi dalam menganalisis laporan keuangan, tetapi tidak memiliki sikap integritas maka seorang klien akan tidak yakin dan percaya dengan informasi yang disampaikan. Sikap integritas dari seorang akuntan dapat meningkatkan kualitas yang dihasilkan. Dengan harapan sebagai seorang akuntan dapat memiliki sikap integritas yaitu bersikap jujur dalam memberikan informasi agar para klien dapat yakin dengan semua informasi yang diberikan.

Akan tetapi terdapat juga akuntan yang tidak jujur dan menyimpang dari kode etik yang berlaku. Motivasi oknum melakukan hal tersebut yaitu keserakahan diri sendiri dan berusaha merasionalisasi perbuatannya sebagai standar praktik industri. Contoh dari perilaku tidak jujur yang dapat dilakukan oleh akuntan yaitu melakukan praktik penipuan, melanggar perjanjian, penawaran yang tidak adil, menerima suap, atau memanipulasi laporan keuangan seperti yang terjadi pada kasus Garuda Indonesia. Perilaku jujur atau tidaknya oknum tersebut dilatarbelakangi dua variabel penting, yaitu kemungkinan terdeteksi dan ukuran hukuman. Oleh sebab itu, diperlukan kebijakan monitoring yang ketat untuk mengawasi dan mengidentifikasi penipuan yang terjadi di suatu institusi.

Pembiasaan sikap jujur akan menjadikan kita sebagai pribadi yang memperoleh kepercayaan orang lain dan mengemban amanah dari banyak pihak, sehingga pembentukan sifat ini perlu menjadi pencitraan pribadi. Sebagai akuntan perlu memiliki loyalitas dan kesetiaan agar tumbuh keinginan menjadi seorang berintegritas dengan sikap jujur, konsisten, komitmen, berani, dan dapat dipercayai. Di dunia pendidikan tidak hanya diberikan pengetahuan keilmuan, tetapi juga membangun karakter serta mempelajari norma – norma dan hukum yang berlaku untuk menjadi insan berkualitas dan paham pada konsekuensi atas setiap tindakan. Perlu kejujuran sebagai akuntan terhadap pada penyajian informasi keuangan dan bukti – bukti transaksi, sehingga validitas penyajian laporan keuangan organisasi dapat dipertanggungjawabkan pihak berkepentingan yang dapat berpengaruh pada kemajuan organisasi. Maka dari itu kita perlu cerdas berpikir, cerdas bersikap, dan cerdas berkarakter.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa tugas seorang akuntan adalah sebuah profesi yang dimana memiliki tugas untuk mencatat keuangan suatu perusahaan. Dan menjadi seorang akuntan itu sendiri harus mempunyai sifat integritas, integritas itu sendiri memiliki arti bahwa seorang akuntan itu memiliki gambarannya terhadap diri sendiri melalui tindakan sehari-hari di dalam sebuah organisasi maupun perusahaan. Dan seorang akuntan juga harus memiliki sifat jujur, yang dimana sifat ini lah yang paling penting dan harus diterapkan di dalam kehidupan. Bagi seorang akuntan sifat jujur yang dimiliki untuk menganalisis sebuah laporan keuangan adalah hal yang wajib, karena ini adalah salah satu komponen penting yang akan menumbuhkan rasa kepercayaan seseorang atau masyarakat kepada seorang akuntan. Dan apabila seorang akuntan tidak jujur pastinya akan mendapatkan sanksi sosial yang dimana itu sudah menjadi resiko dari perbuatan yang mereka lakukan. Oleh karena itu, sifat jujur sangatlah penting di dalam kehidupan sehari-hari. Karena pada dasarnya sifat jujur telah diajarkan dari saat kita masih kecil hingga selamanya, dan dari sifat jujur itulah kita bisa hidup secara damai dan nyaman.

 

 

Referensi:

Winarno, Wing Wahyu. (2006). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.

Akuntansi. (2016). Pada KBBI Daring. Diambil dari https://kbbi.web.id/akuntansi.

 Jurnal. (2021). Macam profesi Dan Manfaat akuntan untuk perusahaan. Diambil dari https://www.jurnal.id/id/blog/profesi-dan-manfaat-akuntan-untuk-perusahaan/

Nurjaman, R. (2020). Pentingnya Sikap Integritas Auditor. Satuan Pengendalian Internal UPI. http://spi.upi.edu/2020/09/15/pentingnya-sikap-integritas-auditor/

Rosyida, I. A. 2016. “Perilaku Etis Dan Tidak Etis Oleh Akuntan Dalam Sebuah Organisasi”. Jurnal Ekonomi Universitas Kadiri, 2(1), 23-39. Diambil dari https://www.researchgate.net/publication/326918874_Perilaku_Etis_Dan_Tidak_Etis_Oleh_Akuntan_
Dalam_Sebuah_Organisasi.

Ilma, N. I., Hadi, R., & Rahmattullah, M. (2021). Pengaruh Persepsi Mahasiswa tentang Mata Kuliah Akuntansi terhadap Karakter Kejujuran Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP ULM. Journal of Economics Education and Entrepreneurship, 1(2), 52-59.