Dampak Perang Rusia-Ukraina terhadap Perekonomian Indonesia

Ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina tengah berada dalam krisis. Rusia mengintensifkan invasi militernya ke ibu kota Ukraina di Kiev dengan mengirimkan pasukan dan tank militernya melewati perbatasan. Selain itu, Rusia juga membombardir Ukraina melalui jalur udara dengan serangan rudalnya pada Jumat dini hari (25/2/2022). Akibat serangan ini, Kementrian Pertahanan Ukraina menyerukan rakyatnya dari segala umur untuk mengangkat senjata melawan Rusia. Serangan invasi Rusia ke Ukraina menjadi aksi militer terbesar di Eropa setelah Perang Dunia II.

Secara historis, Rusia dan Ukraina merupakan dua dari enam negara pendiri Uni Soviet pada tahun 1922. Keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991 menjadikan Ukraina sebagai negara yang independen. Namun, sejak Vladimir Putin menjadi presiden di Rusia, konflik antar negara menjadi semakin tegang. Putin yang memiliki cita-cita untuk membangkitkan kejayaan Uni Soviet, menginginkan agar Ukraina menjadikan Rusia sebagai orbit negaranya. Sebaliknya, Ukraina ingin agar tidak terlalu bergantung pada Rusia dan dapat menjadi negara yang netral dimana negara tersebut dapat bekerja sama dengan Rusia dan negara-negara barat melalui sebuah aliansi, seperti NATO (The North Atlantic Treaty Organization). Amerika Serikat mendukung keinginan Ukraina menjadi anggota NATO, tetapi ditentang oleh Prancis dan Jerman setelah Rusia menyuarakan ketidaksetujuannya. NATO merupakan aliansi militer antar pemerintah yang terdiri dari 28 negara Eropa dan 2 negara Amerika Utara yang bertujuan untuk menjaga kebebasan dan keamanan anggotanya melalui politik dan militer.

Pada tahun 2014, terjadi sebuah revolusi untuk menggulingkan Viktor Yanukovych dari jabatannya sebagai presiden karena tidak mampu membuat persetujuan dengan Uni Eropa yang dinamakan sebagai Revolusi Maidan. Pada tahun yang sama pula, Rusia menganeksasi Krimea dari Ukraina. Krisis antara Rusia dan Ukraina semakin meningkat pada 2021 dimana Rusia mengirimkan 100 ribu pasukannya menuju perbatasan Ukraina dengan berpura-pura sedang melakukan latihan militer. Ukraina yang dipimpin oleh Volodymyr Zelensky semakin mendesak NATO untuk menjadikan Ukraina sebagai salah satu anggotanya untuk menghadapi agresi militer Rusia.

Perang antara Rusia dan Ukraina mendorong harga minyak dunia ke level tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun, menembus US$100 per barel. Rusia sendiri merupakan pengekspor minyak mentah terbesar kedua dan eksportir gas alam terbesar di dunia. Perang ini memunculkan kekhawatiran akan wewenang Presiden Vladimir Putin untuk memakai sumber daya alamnya sebagai senjata dan berdampak pada pengurangan pasokan gas ke Eropa.

Efek ekonomi lainnya dari invasi Rusia ke Ukraina juga menghantam kebutuhan pangan dunia. Rusia dan Ukraina yang dijuluki sebagai “keranjang roti Eropa” mengekspor sekitar seperempat gandum dunia. Para analis memperingatkan bahwa invasi atau perang antar kedua negara ini akan berdampak produksi biji-bijian sehingga membuat harga gandum global naik berkali-kali lipat. Hal ini akan sangat berdampak pada negara-negara bagian Afrika Utara, seperti Mesir, Turki, dan lainnya.

Adanya kenaikan harga bahan pokok dan bahan lainnya memberi kejutan bagi bursa global, baik itu mata uang, saham, obligasi, hingga komoditas. Data terbaru menunjukan indeks harga konsumen Amerika Serikat mencapai 7,5% yoy dan merupakan inflasi AS berturut-turut yang berada di atas level 6%. Bagi Rusia sendiri, saat ini saham Rusia jatuh 45% per tanggal serangan terhadap Ukraina muncul. Selain itu, terpantau hampir 500 saham melemah per 1 hari sejak dinyatakan kedua negara ini bersitegang. Namun, analis menyebutkan bahwa kondisi geopolitik Rusia – Ukraina tidak akan berdampak signifikan terhadap pasar modal Indonesia. Justru, ketegangan ini dapat memungkinkan kontribusi positif bagi Indonesia yang merupakan penghasil komoditas terbesar di dunia.

Pada periode 1945- 1950 Indonesia berjuang untuk mencari pengakuan dunia internasional atas kemerdekaan bangsa Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan dibacakan. Uni Soviet berperan besar dalam perjuangan bangsa Indonesia. Pada tanggal 25 Januari 1950 Uni Soviet menyatakan secara tertulis bahwa Uni Soviet mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia. Tahun 1956-1962 hubungan Indonesia dan Uni Soviet semakin erat karena adanya kunjungan kedua kepala negara. Dari hasil kunjungan tersebut tercapai kesepakatan – kesepakatan peningkatan hubungan dan kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, kemanusiaan, dan militer. Tetapi pada tahun 1990-an terjadi perubahan geopolitik di fora internasional, yang ditandai dengan runtuhnya tembok berlin dan bubarnya Uni Soviet. Hal ini memberikan dampak pada hubungan Indonesia dan Rusia.

Uni Soviet dinyatakan bubar pada 25 Desember 1991 dan diakui secara resmi Federasi Rusia sebagai “legal successor” Uni Soviet oleh Pemerintah Indonesia pada 28 Desember 1991. Kemudian hubungan kedua negara semakin mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat pada saat, Presiden Megawati Soekarnoputri menandatangani persetujuan kerjasama di bidang Teknologi Antariksa Rusia, kerjasama Teknik- Militer antara pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Rusia, Pertukaran informasi antara Bank Indonesia dan Bank Sentral Federasi Rusia. Rusia sebagai pasar potensial bagi produk Indonesia, seperti minyak sawit, produk ikan, kopi, garmen, sedangkan Indonesia menawarkan gandum dan produk-produk berteknologi tinggi kepada Rusia. Tetapi karena terjadinya perang antara Rusia – Ukraina saat ini, memberikan dampak yang cukup signifikan bagi Indonesia. Seperti:

Dampak pertama atau utama akibat perang Rusia – Ukraina terhadap Indonesia:

  1. Ekspor impor yang berhubungan dengan Indonesia tidak beroperasi lagi
    Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki hubungan dagang yang erat dengan Ukraina. Indonesia adalah salah satu negara importir utama gandum di dunia. Dan Ukraina menjadi salah satu negara teratas yang menyuplai gandum untuk Indonesia yang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
  2. Meningkatkan inflasi dan biaya logistik
    Menyebabkan adanya harga bahan pokok akan meningkat dan daya beli masyarakat semakin rendah, Indonesia perlu melakukan antisipasi dengan menaikkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang sebagian dialokasikan untuk menjaga stabilitas harga pangan dan energi.
  3. Gangguan suplai minyak dan gas
    Hal ini dikarenakan adanya embargo global kepada Rusia yang dapat berpengaruh terhadap stabilitas pasokan dan harga minyak global.

Dampak lain akibat perang Rusia – Ukraina terhadap Indonesia:

  1. Mempengaruhi tatanan ekonomi global
    Sebagian besar pihak yang berkonflik itu pun merupakan anggota G20. Walaupun G20 tidak berfokus pada keamanan dan politik, tetapi membiarkan tatanan ekonomi global, yang itu pasti akan terpengaruh konflik ini.
  2. Pembatalan pengiriman pemain olahraga bulu tangkis
    Pada bulan Maret akan dilaksanakan All England, namun bisa jadi Indonesia batal mengirimkan pemain bulutangkisnya kesana, karena konon jalur penerbangan menuju Inggris melewati wilayah konflik saat ini. Dan itu justru akan membahayakan warga Indonesia yang akan melaksanakan lomba All England.
  3. Krisis perdamaian dan keamanan global serius dan multidimensional

    Menurut Rusia, 10 negara eks Uni Soviet selain sebagai anggota NATO juga menjadi komunitas Uni Eropa yang secara ekonomi lebih menjanjikan dan memberikan harapan akan kesejahteraan dan demokrasi. Di sisi lain Rusia tidak ingin Ukraina menjadi anggota NATO dan berpotensi membangun pangkalan militer sebagai garis terdepan untuk berkonfrontasi dengan Rusia.

Konfrontasi antara Rusia dan Ukraina berdampak tidak hanya pada dunia fisik tetapi juga pada ekonomi global. Hal ini terjadi sebagai akibat dari keterkaitan ekonomi global. Karena pandemi COVID-19 di Eropa dan di seluruh dunia, invasi Rusia ke Ukraina akan menghambat pemulihan ekonomi. Hal ini tentunya dapat memberikan dampak kepada Indonesia terutama dalam bidang perekonomian, seperti kegiatan ekspor-impor yang terhentikan akibat perang tersebut. Indonesia terkenal dengan tingginya pengimpor-an gandum di dunia, dan Rusia merupakan salah satu negara yang menyuplai gandum untuk Indonesia dalam dua tahun terakhir ini. Selain itu hal ini juga akan meningkatkan inflasi serta gangguan suplai minyak dan gas. Di luar bidang ekonomi, bidang olahraga juga terkena dampaknya dimana seharusnya pada bulan maret Indonesia mengirimkan atlet bulu tangkis atas penyelenggaraan All England namun mengingat jalur penerbangannya melalui titik wilayah konflik hal tersebut diprediksi dapat membahayakan.

Sumber:
Council on Foreign Relations. (2022, February 22). A Historical Timeline of Post-Independence Ukraine. Retrieved from PBS Newshour: https://www.pbs.org/newshour/world/a-historical-timeline-of-post-independence-ukraine