Pengaruh Gangguan Mental Terhadap Proses Belajar

Gangguan mental atau gangguan jiwa adalah penyakit yang memengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya. Sama halnya dengan penyakit fisik, penyakit mental juga ada obatnya.

Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.

Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.

Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain depresi, gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis. Beberapa penyakit mental hanya terjadi pada jenis pengidap tertentu, seperti postpartum depression hanya menyerang ibu setelah melahirkan.

Kesehatan mental pada anak juga dapat mempengaruhi proses belajarnya. Ketika seorang anak mengalami kesulitan dan ia tidak dapat menyseuaikan diri atau menyelesaikan masalahnya, maka anak akan mengalami kecemasan, ketakutan , dan tidak dapat bergaul baik dengan sesamanya

Faktor kesehatan mental pada anak biasanya terjadi dari internal ataupun ekternal, faktor internal yaitu faktor dari diri anak sendiri yang kurang terbuka dan pendiam, sulit mengutarakan masalahnya, sedangkan faktor eksternal yang paling berpengaruh adalah lingkungan, bagaimana ia menyesuaikan diri dengan teman-temannya, apabila anak tidak  dapat menyesuaikan diri dengan teman-temannya, anak tersebut bisa dikucilkan dari pergaulan atau terkesan menjadi anak pendiam. Keadaan inilah yang harus diatasi setiap guru dan orang tua, agar kesehatan mental anak senantiasa seimbang sehingga proses belajarnya pun dapat berjalan dengan baik

Keadaan inilah yang harus diatasi setiap guru dan orang tua, agar kesehatan mental anak senantiasa seimbang sehingga proses belajarnya pun dapat berjalan dengan baik,

TUJUAN

  1. Mengetahui penyebab seseorang mengalami gangguan kesehatan mental
  2. Untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan mental
  3. Mengetahui pengaruh gangguan kesehatan mental terhadap proses belajar

MANFAAT

  1. Memiliki kemampuan dasar dalam pencegahan gangguan kesehatan mental
  2. Memahami makna kesehatan mental
  3. Memahami faktor-faktor penyebab gangguan kesehatan mental
  4. Meningkatkan kesehatan mental masyarakat

GAGASAN

  1. Kondisi terkini pengaruh gangguan mental terhadap anak melalui proses belajar meningkat. Di Indonesia sendiri, dari data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, dikombinasi dengan Data Rutin dari Pusdatin dengan waktu yang disesuaikan, prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta orang. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia, adalah 1,7 per 1.000 penduduk atau sekitar 400.000 orang.. Jika kondisi ini terus terjadi maka jumlah anak di Indonesia yang mengalami gangguan mental tidak akan mengalami penurunan.
  2. Solusi yang pernah diterapkan yaitu terapi dengan psikiater, pengobatan rawat jalan, hingga program bantuan masyarakat. Pengobatan rawat jalan dengan tenaga ahli pun terkadang sulit dilalui karena biayanya yang tidak murah, namun program bantuan masyarakat dapat memberikan pelayanan berkualitas dengan biaya paling rendah bagi mereka yang membutuhkannya.
  3. Kondisi pencetus gagasan saat diperbarui atau dikembangkan melalui PKM-GT jika gagasan tersebut diimplementasikan. Sejauh ini dengan diadakannya pengobatan rawat jalan dengan tenaga ahli masih belum menurunkan angka gangguan mental terhadap anak. Maka dari itu, kita membuat langkah-langkah yang diperkirakan dapat menurunkan angka gangguan mental. Kami menjamin langkah-langkah ini dapat mengurangi gangguan mental terhadap anak karena mereka membutuhkan orang yang bisa mengerti mereka disaat mereka ingin cerita.
  4. Pihak pihak yang dipertimbangkan dapat membantu yang pertama pastinya orang tua atau wali murid, orang tua dapat membangun hubungan yang baik dan kuat dengan anak. Dengan meluangkan waktu untuk bertemu, berdiskusi, dan melakukan kegiatan bersama mereka. Kedua adalah pihak sekolah, pihak sekolah dapat menciptakan kondisi sekolah yang nyaman, meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP. Yang ketiga adalah masyarakat termasuk teman, yang bisa melihat keadaan teman maupun orang disekitar kita yang sekiranya mengalami gangguan mental.
  5. Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan ide ini dimulai dari melihat teman disekitar kita. Diantaranya sebagai berikut :
  • Hargai mereka dan menjadi pendengar yang baik.

Salah satu hal yang paling dibutuhkan oleh orang yang mengalami gangguan mental adalah didengar. Jika mereka mengaku tengah mengalami kesulitan, pastikan diri Anda untuk sepenuhnya terlibat dalam dialog. Mendengarkan secara aktif dan penuh konsentrasi menunjukkan bahwa Anda sangat memahami apa yang mereka rasakan.

  • Pahami keadaan mereka

Hal yang harus Anda lakukan adalah mengenali kebiasaan-kebiasaan mereka. Kenali bagaimana biasanya mereka tidur, makan dan belajar atau seperti apa penampilan mereka. Pahami keadaan mereka, dan janganlah menjauh dari mereka. Bagaimanapun keadaan mereka, mereka tetap membutuhkan kehadiran Anda.

  • Perhatikan ucapan anda

Apapun yang mereka katakan dan lakukan, usahakan untuk Anda tidak diam karena diam bukanlah pilihan terbaik untuk memperlakukan mereka. Berikan dukungan Anda dengan, “Kalau kamu butuh sesuatu, kabari aku saja, ya.

KESIMPULAN

Mental adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam seorang anak menghadapi

pembelajaran atau pun saat kerja nanti. Memiliki mental yang baik seseorang akan melakukan aktifitas tanpa adaya rasa tekanan dalam diri sendiri akibat mental yang tidak baik dan bisa mengembangkan dirinya dengan baik. Maka dari itu dengan adanya kegiatan ini setiap anak yang memiliki mental yang bermasalah kembali menjadi seperti semula dan dapat menjalani hari-hari dengan penuh semangat. Oleh karena itu mental seorang anak dibentuk dari lingkungan yang kecil yaitu keluarga, karena keluarga yang bisa membentuk mental seseorang dan dapat memberi dukungan

DAFTAR PUSTAKA