Dibalik Kursi Panas Anak Akuntansi
Dapat disebutkan bahwa jurusan Akuntansi di Indonesia menempati urutan lima besar jurusan paling digemari, demikian pula dengan profesinya. Alasannya jika bukan karena lapangan kerja yang luas maka karena gaji yang menggiurkan. Walaupun jurusan Akuntansi termasuk salah satu jurusan terpopuler, tidak sedikit yang gugur menjadi anak Akuntansi. Penyebabnya mulai dari kurangnya menguasai skill sampai menganggap pekerjaan-pekerjaannya membosankan.
Memang betul untuk menjadi anak Akuntansi membutuhkan banyak keahlian, begitu juga dengan jurusan lainnya. Apakah anak Akuntansi harus menguasai pelajaran matematika? Jawabannya tentu tidak. Tiga hal paling mendasar yang harus dimiliki anak Akuntansi adalah dapat mengidentifikasikan, menganalisasikan, dan mengomunikasikan suatu kejadian transaksi. Skill lainnya yang dapat membantu mengembangkan tiga hal mendasar tersebut adalah ketelitian, kesabaran, kecermatan dan kerapihan.
Mungkin setelah mendengar kata “Akuntansi” yang terlintas dipikiran mayoritas masyarakat adalah sebuah kegiatan menoton yang berisi mencatat dan menghitung transaksi keuangan. Pekerjaan di bidang akuntansi tidak hanya seputar keuangan. Setiap harinya, pekerjaan di bidang Akuntansi bisa berubah-rubah seperti menghadapi client, mengurusi perpajakan, memberi saran kepada perusahaan atau menganalisi suatu masalah. Yang terpenting, kepuasan dan ketercapaian perusahaan harus terpenuhi. Di samping itu, anak Akuntansi harus menikmati pekerjaannya nanti.
Tentu untuk dapat diterima dan bertahan di suatu perusahaan harus memiliki banyak strategi. Salah satu strategi nya adalah mengasah kemampuan diri sendiri dan memiliki tiga hal paling mendasar untuk menjadi seorang anak Akuntansi. Yang kedua adalah menikmati kegiatan akuntansi sehingga tidak tercipta suasana yang monoton.