Bagaimana “Klasik” Menang Dalam Dunia Sepak Bola
Formasi di dalam sepak bola sangat fundamental tentang bagaimana cara bermain team itu, ada 4-3-3 nya Barcelona yang mengandalkan dengan passing passing pendek, 4-4-2 nya Leicester yang membawa mereka menjuarai Priemer League periode 2015/2016, dan formasi “klasik” yaitu 3-5-2, mampu membawa Chelsea sebagai peringkat 1 sementara Priemer League,Sevilla dapat memutuskan rekor Real Madrid dengan tidak terkalahan kan di 49 pertandingan di segala kompetisi. Seakan akan formasi ini “Lahir kembali”.
Berawal dari Italia di ajang Euro 2012,Italia di kompetisi tersebut tidak diandalkan sebagai pemenang,tetapi dengan kecerdasan sang pelatih yaitu Cesare Prandelli Ia menggunakan formasi 3-5-2 dan terbukti Italia mampu sampai ke babak final walau akhirnya kalah dengan spanyol yang sedang jaya jayanya.Dan berdampak kepada Juventus yang waktu itu di tangani oleh Antonio Conte, yang mampu meraih Scudetto dan Coppa italia pada tahun 2012.
Formasi ini mengandal kan pemain gelandang cerdas dan mampu mengalir kan bola ke pertahanan musuh untuk di selesaikan oleh pemain penyerang,dan tentu komunikasi,stamina,dan mental sangat berpengaruh pada formasi ini,dan Dua Gelandang sayap kiri dan kanan mempunyai dua peran di dalam formasi ini, yaitu menjadi penyerang pada saat menyerang dan menjadi wingback ketika bertahan. Formasi 3 – 5 – 2 disebut lebih seimbang ketika bertahan dan menyerang dengan memakai prinsip “jumlah pemain bertahan mesti sama dengan jumlah penyerang plus satu”.
Tetapi di dunia ini tidak ada yang sempurna,Formasi ini pertahanan terlalu tebuka,apalagi jika stamina pemain sayap tidak fit,dan terutama umpan yang menusuk langsung ke jantung pertahanan,bisa kita lihat bagaimana Tottenham Hotspur dengan Delle Alli nya menghancurkan Chelsea dengan skor 2-0.Padahal kedua goal tersebut dengan skema yang sama.dengan mengandalkan bola umpan yang langsung ke jantung pertahanan lawan oleh Christian Erriksen dan di selesaikan oleh sundulan Delle Alli.
Intinya Komunikasi antar pemain bagus, skill bagus, dan pemahaman antar pemain juga bagus maka formasi ini akan dahsyat.Contoh Italia yang mampu meredam tiki taka Spanyol ( bahkan sempat unggul lebih dulu adalah keunggulan formasi ini ). Italia pun kemarin bermain rapat tidak memberikan kebebasan kepada Spanyol ( yang bermain tanpa striker murni sampai pertengahan babak 2 ) yang diisi midfielder yang mampu menguasai bola dan tajam didepan gawang.