FOPASBIN Inside Out

FOPASBIN INSIDE OUT
Penulis: Wilson Suwenda

Apasih Fopasbin?
Fopasbin adalah sebuah organisasi kemahasiswaan Binus University yang memiliki fokus utama adalah nasionalisme. Setelah 17 tahun berlalulalang di Binus nyatanya tidak semua orang entah itu mahasiswa lama dan baru mengetahui keberadaan Fopasbin. Saya beberapakali mendapati kejadian salah pengucapan pada nama Fopasbin oleh orang awam. Dari Fopasbin, FO-PAS-BIN kadang bisa menjadi Forpasbin, korpasbin. Dan semua itu jelas dapat dimaklumi terlebih karena diucapkan oleh orang yang pada dasarnya tidak mengetahui nama Fopasbin.
Jika ada yang mengetahui nama Fopasbin mereka sering mengawali nya dengan “Ooo…. yang paskib-paskib itu ya?”. Dan jika kasusnya mereka tidak tahu maka yang muncul selanjutnya adalah “Itu apaan?”. Dan kadang saya menjawabnya dengan salah satu gerakan paskibra yang paling populer yaitu gerakan mengayunkan tangan saat langkah tegak maju. Dan ajaib nya mereka bisa langsung mengetahui yang saya maksud.
Secara pribadi, saya pertamakali mengetahui nama Fopasbin pada saat FEP B18. Saya ingat betul pada saat itu saya sedang sesi oleh kakak BC. Kemudian masuklah kakak-kakak berpakaian almamater dengan celana training dan topi yang kontras dengan kakak-kakak yang berpakaian almamater lainnya. Singkat mereka memperkenalkan diri dan menulis contact person yang dapat dihubungi jika berminat untuk bergabung. Pada awalnya saya tidak tertarik untuk bergabung, dan anehnya saya mencatat nomor cp yang ada dipapan tulis dengan asumsi jaga-jaga bila saya berubah pikiran nanti dirumah. Dan benar saja akhirnya saya memutuskan untuk bergabung pada malam harinya walaupun saya bukan paskibra sebelumnya.

Di Fopasbin ngapain aja?
Wow, bagi saya ini suatu pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab. Bukan karena tidak pernah mengikuti kegiatan yang ada atau kegiatan yang sedikit. Tidak mudah karena setiap kegiatan yang saya ikuti memiliki suatu nilai tersendiri bagi saya. Tidak mudah juga karena jam terbang saya di Fopasbin selama 3 periode berlalu bisa dibilang cukup tinggi. Banyak hal yang saya lalui dan lebih tepatnya yang kami lalui bersama teman-teman dan kakak-kakak senior. “Di Fopasbin ngapain aja” ini dimulai sejak saya memutuskan bergabung pada malam itu.
Kegiatan pertama saya dengan Fopasbin adalah latihan PBB (Peraturan Baris Berbaris). Kegiatan ini adalah kegiatan yang paling bergejolak sejak saya masuk di Binus. Disini saya mengenal banyak teman-teman baru dari berbagai jurusan dan latar belakang. Kami latihan bersama hingga pada Upacara 17 Agustus. Dan hingga pada saat nya hanya orang-orang yang kuat mental dan fisik dengan tekad yang kuat lah yang dapat menhyelesaikan latihan ini. Saya salah satunya bersama pasukan saya berjumlah 19 orang berhasil mengibarkan bendera merah putih di lingkungan Binus.
Setelah itu saya berkesempatan menjadi perwakilan jurusan mewakili jurusan Desain Interior angkatan Binusian 2018. Pada saat itu juga saya merasa kami adalah orang-orang yang terpilih, bukan sekedar kebetulan satu orang dari setiap jurusan di satu angkatan yang berjumlah kurang lebih lima ribu mahasiswa baru. Bagi saya ini sebuah kehormatan dapat tampil dan berjabat tangan dengan rektor beserta jajarannya pada saat diresmikan menjadi Binusian.
Kemudian ada satu kegiatan yang dimana saya menjadi supporting committee. Pelantikan Ketua Organisasi adalah yang sangat berkesan bagi saya. Saya membayangkan dulu saya menjadi usher yang mengarahkan para ketua baru ke bangkunya masing-masing. Sempat saya duduk di tempat mereka pada saat gladi bersih melihat ke arah panggung. Dan ternyata setelah 2 tahun saya yang duduk di posisi yang sama dengan para ketua organisasi yang baru duduk saat dilantik. Hal ini memberikan suatu perasaan yang tak dapat disuratkan.
Apakah kegiatan Fopasbin hanya itu saja? Tentu tidak! Kegiatan bukan hanya dikatakan kegiatan jika tertuang dalam proposal dan diakhiri dengan LPJ. Saya bersama teman-teman lebih banyak kegiatan berkumpul secara informal entah membicarakan perkembangan dan proses yang ada di internal Fopasbin. Hal itu juga yang membuat saya setia dengan Fopasbin hingga menjadi ketua saat ini. Saya percaya tidak akan cukup jika membahas satu persatu kegiatan yang dilakukan selama saya di Fopasbin.

Dapat apa aja di Fopasbin?
Saya yang di tahun 2014 cukup berbeda dengan yang sekarang. Dahulu saya seorang pendiam sejati di SMA ditambah saya seorang introvert. Saya sering berpikir bahwa keputusan saya malam itu untuk menghubungi kakak Fopasbin adalah keputusan terbaik saya saat pertama kali masuk di lingkungan Binus. Melalui Fopasbin saya belajar untuk move on dari kediaman saya saat ada di ruang umum. Fopasbin adalah sebuah komunitas paguyuban dimana anggotanya saling menyadari satu sama lain. Saling mengenal di satu angkatan bahkan antar angkatan. Hal ini yang mungkin menyebabkan saya terjaga untuk aktif berkomunikasi dalam forum.
Dengan Fopasbin juga saya terbuka dan berkemauan untuk terlibat dan mau repot dan capek dalam beberapa event di UKM lain dan program Binus seperti Buddy Coordinator dan Mentor. Dan hal ini sangat membantu saya dalam mengejar target saya seperti maba-maba pada umumnya yaitu poin SAT. Ada mahasiswa yang mati-matian demi memenuhi syarat 120 poin SAT, ada juga yang bahkan tidak menyadari jika poin SAT nya ternyata sudah ‘meluber-luber’.
“Anda harus berada cukup tinggi untuk dapat melihat semuanya”. Saya pernah mendengar kalimat ini dan ini terjadi pada saya saat ini. Semua orang ikut dalam unit kegiatan mahasiswa pasti kerena terdapat sebuah keuntungan yang diberikan dan akan didapatkan. Tetapi ini tidak terjadi pada Fopasbin. Kita harus sanggat jelih dan peka untuk melihat nilai-nilai yang ada dan apa saja yang sudah didapatkan dari Fopasbin. Dapat saya katakan, tidak semua anggota Fopasbin mampu melihatnya. Hanya beberapa saja yang diam dan memperhatikan. Sulit untuk didapat, dicari, dan dipahami. Tetapi jika sudah ditemukan, itu akan lebih berharga dari pada keuntungan-keuntungan tertulis apapaun yang dapat semua organisasi kemahasiswaan berikan.
Kemudian yang saya syukuri adalah saya berkesempatan menjadi ketua organisasi. Yang dimana tidak semua orang mempunyai kesempatan ini. Dari tiga puluh ribuan Binusian, hanya terdapat peluang untuk sekitar 70 orang untuk menjadi ketua organisasi per tahunnya. Karena ini juga saya bisa mendapatkan pengalaman yang tidak didapatkan ribuan Binusian lainnya. Memberikan perspektif baru mengenai pandangan saya terhadap kehidupan berorganisasi terutama di Fopasbin dan pandangan saya terhadap Binus. Memberikan saya kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan saya.