5 FAKTOR PENYEBAB NAIK TURUNNYA HARGA SAHAM
5 FAKTOR PENYEBAB NAIK TURUNNYA HARGA SAHAM
Oleh: Maharani Eka D.P (2001575252)
Naik turunnya harga saham lumrah terjadi. Adanya permintaan dan ketersediaan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi. Harga saham sekalipun saham tersebut masuk kategori blue chips juga bisa mengalami penurunan. Sebaliknya, saham yang dikategorikan Lapis Tiga tanpa diduga-duga harganya bisa naik secara signifikan.
Ada sejumlah faktor mendasar yang dapat mengakibatkan harga saham naik ataupun turun. Secara umum, faktor-faktor tersebut diklasifikasikan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam perusahaan.
Sementara faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar perusahaan. Faktor ini bisa dibilang sulit diatasi. Contohnya, adanya masalah-masalah berkaitan dengan ekonomi makro. Dari kedua faktor tersebut, faktor eksternal lebih dominan dalam memengaruhi harga saham. Untuk lebih jelasnya, bisa Anda ketahui dari penjelasan di bawah ini:
- Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi korporasi yang dimaksud di sini berbentuk kebijakan yang diambil jajaran manajemen perusahaan. Dampaknya dapat mengubah hal-hal yang sifatnya fundamental dalam perusahaan. Contoh dari aksi korporasi adalah terjadinya akuisisi, merger, right issue, atau divestasi.
- Proyeksi Kinerja Perusahaan pada Masa Mendatang
Perkiraan terhadap performa/kinerja perusahaan juga jadi salah satu yang turut memengaruhi fluktuasi harga saham. Sebab performa perusahaan dijadikan acuan bagi para investor maupun analis fundamental dalam melakukan pengkajian terhadap saham perusahaan.
Di antara beberapa faktor, yang paling menjadi sorotan adalah tingkat dividen tunai, tingkat rasio utang, rasio nilai buku/Price to Book Value (PBV), earnings per share (EPS), dan tingkat laba suatu perusahaan.
Perusahaan yang menawarkan dividend payout ratio (DPR) yang lebih besar cenderung disukai investor karena bisa memberikan imbal balik yang bagus. Dalam praktiknya, DPR berdampak pada harga saham. Selain itu, EPS juga turut andil terhadap perubahan harga saham. EPS yang tinggi mendorong para investor untuk membeli saham tersebut yang menyebabkan harga saham makin tinggi.
Tingkat rasio utang dan PBV juga memberikan efek signifikan terhadap harga saham. Perusahaan yang memiliki tingkat rasio utang yang tinggi biasanya adalah perusahaan yang sedang bertumbuh. Perusahaan tersebut biasanya akan gencar dalam mencari pendanaan dari para investor.
Meskipun demikian, perusahaan seperti ini biasanya juga diminati banyak investor. Sebab jika hasil analisisnya bagus, saham tersebut akan memberikan imbal tinggi (high return) karena ke depannya kapitalisasi pasarnya bisa meningkat.
- Kebijakan Pemerintah
Kebijakan Pemerintah juga dapat memengaruhi harga saham meskipun kebijakan itu masih dalam tahap wacana dan belum terealisasi. Banyak contoh dari kebijakan Pemerintah yang menimbulkan volatilitas harga saham, seperti kebijakan ekspor impor, kebijakan perseroan, kebijakan utang, kebijakan Penanaman Modal Asing (PMA), dan lain sebagainya.
- Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing
Kuat ataupun lemahnya kurs rupiah terhadap mata uang asing sering kali menjadi penyebab naik turunnya harga saham di bursa. Secara logika, ini sangat masuk akal. Konsekuensi dari fluktuasi kurs tersebut bisa berdampak positif ataupun negatif bagi perusahaan-perusahaan tertentu, khususnya yang memiliki beban utang mata uang asing.
Perusahaan importir atau perusahaan yang memiliki beban utang mata uang asing akan dirugikan akibat melemahnya kurs. Sebab hal ini akan berakibat pada meningkatnya biaya operasional dan secara otomatis juga mengakibatkan turunnya harga saham yang ditawarkan. Sebagai contoh kasus adalah melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS sering kali melemahkan harga-harga saham di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
- Kondisi Fundamental Ekonomi Makro
Kondisi fundamental ekonomi makro juga memiliki dampak langsung terhadap naik dan turunnya harga saham, misalnya:
Naik atau turunnya suku bunga yang diakibatkan kebijakan bank sentral Amerika (Federal Reserve). Naik atau turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan nilai ekspor impor yang berakibat langsung pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Tingkat inflasi juga termasuk dalam salah satu faktor kondisi ekonomi makro. Pengangguran yang tinggi yang diakibatkan faktor keamanan dan goncangan politik juga berpengaruh secara langsung terhadap naik atau turunnya harga saham.
https://www.cermati.com/artikel/faktor-faktor-penyebab-naik-turunnya-harga-saham-apa-saja
https://www.google.co.id/amp/s/www.sahamok.com/apa-penyebab-harga-saham-naik-atau-turun/amp/