Saham Vs Reksadana

Saham Vs Reksadana

Oleh: Digniti Prihatini

Pernahkah Anda mendengar istilah reksadana? Apakah investasi di reksadana menguntungkan? Apa bedanya dengan investasi saham? Reksa dana saham adalah reksa dana yang kebijakan investasinya minimum 80 persen ditempatkan pada efek saham.

Saham adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan. Dalam konteks pasar modal, saham perusahaan yang telah go public dapat diperjualbelikan. Investor bisa membeli langsung saham perusahaan yang go public ataupun tidak langsung melalui reksa dana saham yang dikelola manajer investasi.

Baik saham maupun reksa dana saham, dikenal sebagai instrumen investasi yang high risk high return. Untuk itu investor perlu memahami perbedaan antara kedua instrumen ini sebelum melakukan kegiatan berinvestasi.

Dalam transaksinya pembelian dan penjualan saham dapat dilakukan melalui Perusahaan Perantara Pedagang Efek atau lebih dikenal dengan istilah broker atau perusahaan sekuritas. Caranya calon investor membuka rekening di perusahaan broker.

Selanjutnya, investor saham dapat membeli dengan memesan melalui jasa broker atau melalui fasilitas online trading yang disediakan oleh perusahaan.

Investasi reksa dana dilakukan melalui perusahaan manajer investasi dan perusahaan agen penjual reksa dana. Yang dapat menjadi agen penjual reksa dana adalah bank dan perusahaan perantara pedagang efek.

Untuk pembukaan rekening awal  umumnya minimum nominal untuk pembukaan rekening saham berkisar antara Rp 5 juta hingga puluhan juta. Namun belakangan mulai banyak perusahaan sekuritas yang menawarkan pembukaan rekening mulai dari Rp 100.000 meskipun hanya terbatas pada mahasiswa.

Minimum investasi pada reksa dana saham adalah mulai dari Rp 100.000. Meski demikian, untuk nominal ini masih lebih banyak ditemui pada manajer investasi dan sekuritas. Untuk bank masih agak jarang.

Keuntungan dari investasi saham dan reksadana adalah sama yaitu dividen dan capital gain yang akan diperoleh oleh investor dan resikonya adalah Risiko terbesar dari saham adalah risiko fluktuasi penurunan harga saham. Penyebabnya bisa bermacam-macam mulai dari kondisi fundamental perusahaan dan perekonomian yang memburuk, keluarnya dana asing, hingga aksi spekulasi penjualan, serta berbagai sebab lainnya.

Karena karakteristiknya yang high risk, penurunan harga saham dapat mencapai puluhan persen dalam hitungan hari.

Risiko fluktuasi harga juga terdapat di reksa dana saham karena berinvestasi pada saham. Meski demikian, secara persentase risiko tersebut lebih kecil dibandingkan investasi pada invidiual saham langsung karena manajer investasi diwajibkan melakukan diversifikasi.

Kesimpulannya adalah Dalam konteks perencanaan keuangan, reksa dana saham cocok untuk calon investor dengan profil agresif, mampu menerima risiko fluktuasi harga, dan memiliki jangka waktu investasi di atas 5 tahun.

Untuk calon investor yang memiliki keahlian, waktu dan ketertarikan yang mendalam mengenai dunia pasar modal, dapat langsung berinvestasi pada saham. Bisa juga berinvestasi pada reksa dana saham terlebih dahulu sebagai proses belajar, ketika sudah merasa lebih ahli, baru berinvestasi langsung pada saham.

Hal yang paling penting dari investasi saham dan reksa dana saham adalah kesiapan untuk menerima risiko fluktuasi harga.

Sumber :

http://• https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/13/123000626/ini-beda-investasi-langsung-pada-saham-vs-reksa-dana-saham

http://• https://encryptedtbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTMsSV3pQeQ20bNJ5CiMLLN3g3z54g4fLN66ynE2NJvtiKPIrUtqyzdJBOevQ (Gambar Cover)

http://• https://www.ellen-may.com/v3/investasi-saham-atau-reksadana/

 

Danny Willsen