Financial Deepening
Financial Deepening
Oleh : Grace Dieta Sarah / 2001578600
Financial deepening adalah ukuran rasio antara jumlah kekayaan yang dinyatakan dengan uang (financial asset) dengan pendapatan nasional”. Semakin tinggi rasio yang diperoleh menunjukkan semakin dalamnya sektor keuangan negara.
Terdapat beberapa pandangan mengenai indikator-indikator untuk mengetahui perkembangan sektor keuangan suatu negara, yaitu :
- Ukuran Kuantitatif (Quantity Measures) è Indikator kuatitatif bersifat moneter dan kredit, seperti rasio uang dalam arti sempit terhadap PDB, rsio uang dalam arti luas terhadap PDB, dan rasio kredit sektor swasta terhadap PDB.
- Ukuran Struktural (Structural Measures) è Indikator struktural menganalisis struktur sistem keuangan dan menentukan pentingnya elemen-elemen yang berbeda-beda pada sistem keuangan.
- Harga Sektor Keuangan (Financial Prices) è Indikator ini dilihat dari tingkat bunga kredit dan pinjaman sektor riil
- Skala Produk (Product Range) è Indikator ini diliat dari berbagai jenis instrumen keuangan yang terdapat di pasar keuangan, seperti produk keuangan dan bisnis (commercial paper, corporate bond, listed equity)
- Biaya Transaksi (Transaction Cost) è Indikator ini diliat dari speadsuku bunga.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Financial Deepening , yaitu:
- Nilai Tukar Mata Uang è Nilai tukar mata uang mencerminkan harga mata uang dibandingkan dengan mata uang lainnya. Besarnya nilai tukar mata uang tersebut akan tercermin dari nilai kurs uang lainnya.
- Pendapatan Nasional è Pendapatan nasional merupakan indikator utama dalam pengukuran kinerja perekonomian negara.
- Tingkat Bunga è Tingkat bunga merepretasikan harga diri suatu uang. Menurut McKinnon dan Shaw (1973) dalam Mukhlis menyatakan bahwa “Besar kecilnya tingkat bunga sangat terkait dengan adanyan kebijakan represi keuangan (financial repression) yang terjadi dalam perekonomian negara.
Dalam kejadian sehari-hari, Financial Deepening beresiko terhadap kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh penyaluran kredit yang tidak terbatas. Terjadinya penggelembungan ini disebabkan karena mudahnya menjual kredit sehingga rasanya tidak segan untuk melepas kredit. Dikarenakan pada saat memberikan kredit, pihak bank tidak memperhatikan perbandingan antara resiko yang terjadi dengan kredit yang diberikan. Dan apabila ada cicilan kredit yang naik, maka ada kemungkinan kreditur tidak bisa membayar cicilannya.
Adapun guna dari financial deepening yaitu untuk mengurangi volatilitas makro. Misalnya saat kurs Rupiah mengalami depresiasi bisa menghabiskan cadangan devisa karena BI melakukan intervensi. Terjadinya penggelembungan ini sangat berpengaruh kepada transaksi jual beli sehari-hari dalam hal impor ekspor.
Pasar uang yg tidak dalam, membuat para eksportir dan importir bisa mencari keuntungan dgn memanfaatkan penguatan maupun pelamahan Rupiah. Ekportir akan menunggu, saat menguat untuk mencairkan dollar. Begitu pula dengan importir akan mencairkan dollarnya saat Rupiah sedang melemah.
Perlunya pendalaman lebih lagi terhadap financial deepening karena pasar Indonesia sebagian besar masih dikuasai oleh pihak asing, selain itu transaksi harian pasar di Indonesia juga lemah nilainya. Dimana posisi Indonesia masih dibawah Thailand dan Malaysia.
Sumber :
http://ikachan22.blogspot.co.id/2017/09/makalah-financial-deepening.html
https://www.viva.co.id/berita/bisnis/533381-financial-deepening-berisiko-kerusakan-ekonomi