Ibaratnya seperti profesi dalam dunia kedokteran yang didalamnya ada spesialisasi-spesialisasi tertentu mulai dari dokter anak, dokter kandungan, dokter saraf, dokter mata, dokter gigi dan seterusnya. Meskipun berasal dari bidang ilmu yang sama yakni fotografi tetapi cara kerja, teknik dan metodenya berbeda.
Lantas apa perbedaan fotografi, videogragrafi dan sinematografi? Pasti penasaran kan? Nah berikut disajikan artikelnya untuk anda.
1. Fotografi
Pandangan paling konvensional tentang fotografi adalah kamera, studio besar, dengan lampu-lampu penerang hingga pada percetakan foto. Pandangan ini tidak salah tapi tidak sepenuhnya benar. Karena di era modern, fotografi telah merambah semua dimensi kehidupan.
Begitu juga dengan cakupan ilmunya yang sudah semakin kompleks. Kamera ada dimana-mana dan dimiliki oleh hampir sebagian besar orang. Mulai dari yang berkualitas rendah seperti Video Graphics Array [VGA] hingga yang berkualitas tinggi seperti Mega Pixel [MP].
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia [KBBI], fotografi adalah seni untuk menghasilkan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Rupanya, pengertian ini tak jauh beda dari kamus Exford English Dictionary. Dimana, fotografi diartikan sebagai seni atau praktik mengambil foto.
Sementara, Mirriam-Webster menjelaskan pengertian fotografi lebih jauh. Menurutnya, Fotografi adalah seni atau proses menghasilkan gambar dengan aksi dari energi radiasi terutama dari cahaya pada permukaan yang sensitif seperti yang terdapat pada film atau sensor optik. Pada dasarnya tiga pengertian diatas adalah sama, yakni suatu seni, praktik dan aksi untuk menghasilkan foto.
Sebagai suatu seni, Fotografi sudah menjadi satu kegiatan yang lazim dilakukan entah yang oleh seorang profesional ataupun amatir.
Fotografi juga telah menjadi lahan bisnis yang menjanjikan, ilmu yang dipelajari di kampus-kamus, minat yang ditekuni banyak orang hingga menjadi suatu kegiatan mencitrakan diri dengan lebih terbuka.
Dalam dunia fotografi juga sudah terdapat berbagai aliran atau genre yang banyak sekali jumlahnya. Dan genre ini dipastikan akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah fotografer dan spesifikasi yang dipilih.
Tapi sebenarnya, fotografi tetap bergantung pada sebuah alat yang disebut dengan nama Kamera. Tanpa kamera maka kegiatan fotografi tidak akan ada. Supaya kamera dapat menghasilkan gambar atau foto yang bagus dibutuhkanlah manusia. Manusia adalah pusat dari semua kegiatan fotografi ini. Dengan manusia, ilmu fotografi dan kamera ditemukan. Manusia yang menggunakan kamera untuk melakukan kegiatan fotografi kemudian disebut sebagai fotografer baik yang amatir atau profesional.
a. Fotografer amatir
Fotografer amatir adalah seorang atau lebih yang akan atau sedang melakukan kegiatan fotografi bukan untuk tujuan komersial melainkan hobi belaka.
Selfie termasuk salah satu kegiatan fotografi amatir karena tidak butuhkan kemampuan dan keahlian khusus untuk bisa menghasilkan foto diri [cenderung mengarah ke wajah].
b. Fotografer profesional
Fotografer profesional adalah seseorang atau lebih yang sedang melakukan kegiatan fotografer secara profesional untuk tujuan komersial.
Fotografi jurnalisme, fotografi studio hingga wedding fotografer masuk dalam kategori fotografer profesional. Peralatan yang mereka gunakan juga dapat merujuk pada istilah ini.
Bagi beberapa orang, fotografi adalah sumber penghasilan sementara bagi orang lain fotografi adalah kreativitas tanpa batas untuk menghasilkan gambar.
Apapun pengertiannya, fotografi dipastikan akan jauh lebih kompleks dari segi praktiknya. Yang berarti, fotografi telah menjadi bagian integral dari hidup manusia.
2. Videografi
Seperti juga fotografi, videografi juga dianggap sebagai seni untuk menghasilkan gambar bergerak. Gambar bergerak ini kemudian disebut video dan diambil menggunakan kamera
Orang-orang yang bekerja dibidang videografi ini kemudian disebut videografer, baik yang amatir ataupun yang profesional.
Pada dasarnya, pekerjaan ini menekankan pada proses menghasilkan video mulai dari merekam gambar bergerak, mengeditnya, menambahkan suara hingga akhirnya bisa di tonton.
Dunia videografi sebenarnya sangat beruntung dengan hadirnya kamera. Pada tahun 1985, Sony merilis camcorder D1 yang merupakan cikal bakal kamera video modern.
Perilisan alat perekam video ini telah menciptakan suatu hobi baru yang lebih unik. D1 juga menjadi alat pertama yang bisa merekam subjek bergerak dan mengkonversinya menjadi video berkualitas tinggi yang dapat digunakan untuk siaran terkompresi.
Namun, D1 membutuhkan banyak bandwith agar bisa berfungsi dengan baik. Pada tahun 1992, Ampex memperkenalkan format video digital pertama yakni DCT [Discrete cosine transform] yang memanfaatkan teknologi kompresi data.
Format ini masih digunakan hingga kini. Dan dengan hadirnya penyimpanan video digital sekarang, beberapa produsen kamera video seperti Sony, Panasonic, JVC dan perusahaan lain mulai memperkenalkan format penyimpanan baru yang lebih efisien yakni DV [Dimension video].
Hingga tahun 2005, format DV telah menjadi menjadi standar penyimpanan bagi semua industri baik industri perfilman dan lain sebagainya.
Namun format ini akhirnya digantikan dengan format baru yakni HDV [High dimension video] yang memungkinkan seseorang untuk merekam video dengan kualitas tinggi.
Pada dasarnya, teknologi videografi memanfaatkan rekaman digital yang disimpan dalam kartu memori. Meskipun kaset masih merupakan format penyimpanan paling populer saat ini.
Sejak tahun 2003, rekaman video tanpa pita sudah populer ketika Sony dan Panasonic memproduksi kartu memori yang mampu merekam rekaman video digital termasuk untuk format HD. Format kartu memori yang tidak dapat di tab ini memungkinkan seseorang untuk mentransfer dan mengedit rekaman video dengan mudah.
Perbedaan utama antara fotografi dan videografi adalah dari jenis profesinya. Videografer sering di sewa untuk merekam cuplikan peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Ada banyak contoh perusahaan videografi saat ini. Dalam skala korporasi ada perusahaan Televisi seperti RCTI, SCTV, KompasTV, TRANS7 dan lain sebagainya.
Contoh paling sederhana adalah para Youtuber. Mereka termasuk dalam profesi ini. Namun tentu saja, agar bisa disebut sebagai videographer profesional harus punya studio rekaman sendiri dan izin.
3. Sinematografi
Sebelum masuk ke pembahasan, saya yakin salah satu dari anda pasti pernah menonton film, kan? Misalnya film dari Disney atau film-film sinetron nusantara yang berjilid-jilid itu.
Sebenarnya, sebelum film tersebut bisa anda tonton dengan nyaman ditemani popcorn ada sebuah proses sinematografi yang panjang dan rumit. Sinematografi secara umum didefinisikan sebagai seni membuat gambar bergerak. Tetapi deskripsi ini tidak mampu menggambarkan pengertian sinematografi yang sebenarnya.
Dalam sinematografi, ada naskah atau script, kamera, aktor, direktor, drama dan lain sebagainya. Semua ini masuk dalam bagian sinematografi.
Istilah ini juga jauh lebih dari sekedar kegiatan merekam adegan yang sudah direncanakan dan ditulis dalam naskah atau merekam drama pada suatu lokasi atau panggung. Sebab, istilah ini juga harus melibatkan peran penonton.
Pada intinya, sinematografi adalah sebuah istilah untuk menggambarkan proses visualisasi objek dengan perencanaan yang matang sehingga mendukung cerita yang diceritakan.
Tak hanya visual, adegan demi adegan juga akan ditampilkan dalam film sehingga menghasilkan respon dan emosi yang berbeda-beda antar satu orang dengan orang lain.
Jadi, setelah membaca hal ini, menurut anda apa perbedaan ketiga hal ini? Jawaban paling sederhana terletak pada kegiatan yang dilakukan. Fotografi lebih mengedepankan pada gambar yang dihasilkan, videographer lebih suka menghasilkan gambar bergerak yang terjadi dengan spontan. Sementara sinematografi lebih mengutamakan per adegan yang terjadi guna menghasilkan gambar bergerak yang kemudian disebut film atau video. Pada dasarnya, ketiga hal ini berbeda dari segi profesi namun semua tetap melibatkan kamera dalam kegiatan yang dilakukan.
source: https://bungkul.com/perbedaan-fotografi-videografi-dan-sinematografi/