Hasil Akulturasi Kuliner Tiongkok terhadap Kuliner di Indonesia: Pempek
Pempek pasti sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan pempek menjadi salah satu makanan khas kuliner Indonesia asal Palembang. Namun, tahukah kalian bahwa pempek merupakan salah satu hasil akulturasi kebudayaan Tiongkok di Indonesia?
Pempek atau empek-empek merupakan makanan khas Kota Palembang yang terbuat dari daging ikan, tepung kanji/sagu, dan beberapa bahan pelengkap lainnya. Sejarah penemuan pempek sendiri berawal dari masuknya perantau Tiongkok ke Indonesia pada abad ke-16. Berdasarkan cerita rakyat, pempek dibuat pertama kali pada tahun 1615 oleh seorang apek yang tinggal di daerah perakitan (tepi Sungai Musi). Nama pempek sendiri diyakini berasal dari kata apek atau pek-pek yang merupakan sebutan untuk paman bagi orang Tionghoa. Hal ini karena pada saat itu hasil tangkapan ikan di Sungai Musi sangat melimpah, namun pengolahannya kurang maksimal sehingga beliau mencari alternatif lain untuk mengolah daging ikan tersebut. Oleh karena itu, beliau mengolah ikan tersebut dengan menggiling daging ikan tersebut hingga halus, mencampurnya dengan sagu serta beberapa bahan lainnya sehingga menjadi adonan pempek.
Lalu mengapa pempek menjadi hasil akulturasi makanan Tiongkok terhadap kuliner di Indonesia? Hal ini karena pengolahan pempek dipercaya sebagai bentuk adaptasi dari pengolahan ngo hiang yang merupakan makanan dari Tiongkok.
Ngo hiang (hanzi: 五香) atau heh gerng (hanzi: 虾卷) atau loh bak (hanzi: 滷肉) merupakan hidangan khas Hokkien dan Teochew. Ngo hiang biasanya dibuat menggunakan daging ayam atau daging babi yang dicampurkan dengan sagu. Di Indonesia, pengolahan ngo hiang yang sering ditemukan biasanya menggunakan daging ayam dibandingkan dengan daging babi, hal ini bertujuan untuk menjaga kehalalannya sehingga seluruh masyarakat dapat menikmati hidangan ngo hiang ini.
Dari penjabaran di atas, kita dapat mengetahui persamaan dari pengolahan pempek dan ngo hiang yaitu terbuat dari gilingan daging yang dicampur dengan sagu. Oleh karena itu, pempek dipercaya sebagai adaptasi dari hidangan ngo hiang yang merupakan hidangan asal Tiongkok.
Referensi:
https://www.cultura.id/ngohiang-kuliner-khas-bogor-yang-hampir-ditelan-zaman https://id.wikipedia.org/wiki/Ngo_hiang
https://ms.wikipedia.org/wiki/Loh_bak
https://id.wikipedia.org/wiki/Pempek
https://kaltim.idntimes.com/food/diet/prila-arofani/makanan-khas-indonesia-yang-dipengaruhi-budaya-tiongkok-regional-kaltim/4
Sumber gambar:
https://www.gastronomiac.com/wp/wp-content/uploads/2020/12/Pempek.jpg
https://i.pinimg.com/originals/5b/8e/b1/5b8eb19057a8ffd5af37371e5326adff.jpg
中国烹饪和印尼烹饪的涵化结果:Pempek
翻译者:Ryani Yuan Jie Lee
奔贝儿(Pempek)对于印尼人来说绝对不陌生。这是因为来自巨港的奔贝儿是印尼著名特色美食之一。然而,你们知道 pempek 是中国文化对印尼文化的涵化产物之一吗?
奔贝儿或印尼鱼饼是巨港市的典型特色食物,由鱼肉、淀粉或西米粉和其他几种配料制成。 奔贝儿本身的发现历史始于16世纪中国华侨进入印度尼西亚。根据民间传说,奔贝儿最早是在 1615 年由住在穆西河沿地带的一位老伯伯而制作的。 pempek 这个名字本身被认为来源于 apek 或 pek-pek 这个词,是华人对伯伯的称呼。当时因为在穆西河捕获的鱼量巨多,但因为在加工过程中没发挥到极致的效果,所以他另寻更优越的方法来处理鱼肉。因此,他将鱼肉研磨至细,后将其与西米和其他配料混合,使其成为我们现在所知的 pempek 面团。
那为何奔贝儿能被说为中印尼菜肴涵化而出的结果呢?这是因为奔贝儿的加工方式被认为是改编自中国食品五香肉的加工方法。
五香肉(ngo hiang),又被称为虾卷(heh geng)或卤肉(lohbak),是闽南和潮州特色菜肴。五香肉通常主要材料用鸡肉或猪肉与西米混合制成。然而在印尼,我们能经常发现五香肉的制作通常优先使用鸡肉而非猪肉。主要原因是为了保证其清真性,以便所有人都可以享用五香肉这道绝妙菜肴。
从以上的描述中,我们可以看到奔贝儿和五香肉的加工过程之间的相似之处,它们是用已剁碎的肉和西米混合而制成的。因此,奔贝儿被认为是来自中国的一道菜五香肉而改编。