Tjong A Fie, Tionghoa Dermawan yang Danai Pembangunan Masjid Raya Medan
Tjong A Fie (dikenal juga dengan nama lain Tjong Hung Nam dan Tjong Jiauw Hian) adalah pendatang dari Tiongkok, yang menjadi terkenal di Kota Medan, Sumatra Utara pada abad ke-19 hingga awal abad 20.
Karakteristik orang Tionghoa yang rajin dan ulet dipegang teguh oleh Tjong A Fie. Konon dalam menjalankan bisnisnya, Tjong A Fie selalu mengamalkan tiga hal yakni, jujur, setia dan bersatu. Ia tahu ia adalah pendatang, maka dari itu ia selalu berprinsip “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung”.
Selain itu, sisi paling menonjol dari diri Tjong A Fie ialah pandai bergaul dengan semua orang, dari lintas etnis yang berbeda. Ia juga murah tangan sehingga banyak infrastruktur di Kota Medan dibangun akibat hasil campur tangannya. Mempekerjakan banyak orang, Tjong A Fie juga tidak lupa membagikan lima persen keuntungannya kepada para pekerjanya. Karena dikenal sebagai filantropis terpandang, momen pembaringan terakhir Tjong A Fie disaksikan banyak orang yang datang dari berbagai penjuru daerah.
Benny G. Setiono dalam buku berjudul Tionghoa dalam Pusaran Politikmenyebutkan Tjong A Fie sepanjang hidupnya sering melakukan aksi sosial dan senang menolong orang susah yang didera kemiskinan. Sifatnya yang murah hati mungkin didorong dari kesadarannya yang pernah bekerja sebagai pengusaha bisnis candu yang merupakan barang berbahaya. Ia yakin, sebagian hartanya yang didapatkan dari bisnis candu mesti dikembalikan ke masyarakat, termasuk ke pekerjanya yang berjumlah belasan ribu orang.
Untuk sesama Tionghoa, Tjong A Fie membangun ibadah kelenteng, tempat pemakaman di Pulo Brayan, dan mendirikan perkumpulan kematian untuk merawat kuburan. Demi masyarakat setempat, ia juga membangun rumah sakit Tjie On Tjie Jan, RS Tionghoa yang melayani pengobatan secara cuma-cuma dengan mengingat umur dan kemiskinan pasien.
Hubungan Tjong A Fie sangat baik antar penganut agama lain. Dengan penganut agama Islam misalnya, ia turut menyumbang sepertiga dari seluruh biaya pembangunan Masjid Raya Medan. Tjong A Fie juga membiayai seluruh biaya pembangunan Masjid Gang Bengkok di dekat kediamannya di Jalan Kesawan, yang kini menjadi Jalan Jenderal Ahmad Yani.
Kepiawaian sebagai pemimpin masyarakat Tionghoa membuat Sultan Deli merekomedasi Tjong A Fie diangkat sebagai anggota dewan kota (Gementeeraad) dan dewan kebudayaan (Culturaad). Pemerintah Hindia Belanda turut memberikan apresiasi dengan memberinya jabatan penasehat untuk urusan Tionghoa.
Pada 4 Februari 1921, Tjong A Fie tutup usia dalam usia 61 tahun karena menderita pendarahan otak (apopleksia). Seluruh masyarakat Kota Medan berduka, banyak orang tumpah ruah di jalan mengantar kepergiannya. Seperti sudah tahu akan kepergiannya, empat bulan sebelum wafat, ia meninggalkan wasiat agar hartanya diurus oleh Yayasan Toen Moek Tong, yayasan yang ia harap didirikan di Medan dan Desa Sungkow, tempat ia dilahirkan. Ia berharap pihak yayasan mau membantu pendidikan pemuda berbakat dan berkelakuan baik, para penderita difabel, dan korban bencana alam tanpa memandang perbedaan bangsa dan etnis.
Tidak cuma warga Kota Medan, tetapi ada banyak orang datang dari berbagai penjuru mulai dari wilayah Sumatra Timur, Aceh, Padang, Penang, Malaya, Singapura, hingga yang terjauh dari Pulau Jawa. Sekitar ribuan orang dari berbagai ras dan suku bangsa menyaksikan prosesi Pemakaman Tjong A Fie yang berlangsung dengan megah sesuai dengan tradisi dan jabatannya.
Sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/02/07/tjong-a-fie-tionghoa-medan
張阿輝,慷慨的华人,资助了棉兰大清真寺的建设
張阿輝(又名张鸿南,张耀轩)是来自中国的移民,19 世纪至 20 世纪初在北苏门答腊的棉兰市被熟知。
中华民族勤劳顽强的特点,被張阿輝牢牢把握住了。 据说,張阿輝在经商时,始终践行三件事,即诚实、忠诚和团结。 他知道自己是个移民,所以他始终秉持着“入乡随俗”的原则。
此外,張阿輝最突出的一面是他善于与来自不同种族的每个人相处。 他也很慷慨,因此在他的干预下,棉兰市的许多基础设施都建成了。 雇佣了很多人,張阿輝也没有忘记将他的利润的百分之五分配给他的工人。 正因为是受人尊敬的慈善家,張阿輝最后的安息时刻被来自各地的许多人目睹。
Benny G. Setiono 在他的《政治漩涡中的中国人》一书中提到,張阿輝一生经常做社会活动,喜欢帮助贫困的穷人。 他的慷慨本性可能是因为他意识到他曾作为商人从事鸦片工作,这是一种危险物品。 他认为,他从鸦片生意中获得的部分财富必须归还给社区,包括数以万计的工人。
为了中国同胞,張阿輝在 Pulo Brayan 建造了一座寺庙和一个墓地,并成立了一个小组来照顾坟墓。 为了当地社区,他还建造了Tjie On Tjie Jan医院,这是一家考虑到患者的年龄和贫困状况,提供免费医疗的中国医院。
張阿輝与其他宗教的信徒之间的关系非常好。 例如,对于伊斯兰教的信徒,他贡献了建造棉兰大清真寺总成本的三分之一。 張阿輝还资助了他在 Jalan Kesawan 住所附近的 Gang Bengkok 清真寺的全部建设成本,现在是 Jalan Jenderal Ahmad Yani。
他作为华人社区领袖的专业知识使德利苏丹建议任命張阿輝为市议会 (Gementeeraad) 和文化委员会 (Culturaad) 的成员。 荷属东印度群岛政府也对他表示赞赏,授予他中国事务顾问的职位。
1921年2月4日,張阿輝因脑溢血(中风)病逝,享年61岁。 整个棉兰城都在哀悼,许多人涌上路陪他离去。 就好像他已经知道他要离开一样,在他去世前四个月,他留下了一份遗嘱,将他的财产由 Toen Moek Tong Foundation 管理,他希望在他出生的棉兰和 Sungkow 村建立这个基金会。 他希望该基金会能够帮助教育有才华、行为端正的青年、残疾人和自然灾害的受害者,不分民族和种族差异。
不仅是棉兰市的居民,还有许多来自该地区各个地区的人,从东苏门答腊、亚齐、巴东、槟城、马来西亚、新加坡,到离爪哇岛最远的地方。 来自不同种族和民族的大约数千人目睹了張阿輝葬礼游行,按照他们的传统和立场盛大举行。
Penerjemah: Nelviana