TALK SHOW “BE AN INTELLIGENT INVESTOR”

Bicara soal investasi, tentu sudah menjadi hal yang sangat fenomenal bagi kalangan masyarakat dan generasi muda untuk mencari penghasilan lebih untuk mencukupi kebutuhan masing-masing orang. Terdapat banyak sekali jenis investasi yang dapat dilakukan bagi masyarakat dan generasi muda, salah satunya adalah investasi saham. Namun, di balik keuntungan ataupun cuan yang didapatkan, ada beberapa hal yang harus dan perlu dipertimbangkan dalam berinvestasi supaya tidak menimbulkan kegagalan dalam berinvestasi. Lantas, hal apa saja yang harus dipertimbangkan dalam berinvestasi ini?

BINUS Mandarin Club (BNMC) mengadakan talk show dengan tema “Be An Intelligent Investor” untuk membantu para peserta yang ingin berinvestasi dengan tepat dan sesuai dengan harapan. Talk show kali ini dihadiri oleh Kak Raymond Bonakapvi dan Kak Fadjar Sidiq sebagai narasumbernya. Talk show kali ini diselenggarakan pada tanggal 28 Agustus 2021 pukul 13:00 WIB melalui platform Zoom Meeting yang dihadiri oleh 136 peserta yang berasal dari BINUSIAN dan Non-BINUSIAN.

Kak Raymond Bonakapvi adalah founder dari bonakapvi.com. Ia mengawali investasi sejak masa sekolah dengan berinvestasi di deposito untuk mendapatkan penghasilan lebih dari tabungan yang ia dapatkan. Singkat ceritanya, ia tertarik di investasi saham hingga sekarang. Awal mula ia mendirikan bonakapvi.com adalah secara tidak sengaja, ia melihat fenomena bahwa orang-orang awam yang terjun ke pasar modal masih belum memiliki pengetahuan ataupun fundamental dalam berinvestasi. Ia ingin sekali berbagi dan memberi informasi tentang investasi, karena investasi menurutnya adalah bagaimana cara kita mengatur dan mengelola risiko yang benar. Ia mengawalinya dengan membuat konten di media sosial dan mengadakan webinar. Karena laku dan banyak diminati orang, dia kemudian membuat platform belajar investasi yang bernama bonakapvi.com untuk masyarakat yang ingin belajar investasi hingga saat ini.

Kak Fadjar Sidiq merupakan founder dari @senipasarmodal_. Awal mula ia berinvestasi adalah setelah ia menamatkan pendidikannya jenjang SMA, ia merasa ia masih kurang dalam mengelola keuangannya dan harus melakukan improvisasi, maka dari itulah ia memutuskan untuk memulai berinvestasi. Ia memulai investasinya melalui investasi deposito, obligasi, reksadana hingga akhirnya ia mendapatkan passion-nya dalam investasi saham. Kak Fadjar kemudian mendirikan @senipasarmodal_ yang  dapat menjadi mediator dan fasilitator bagi investor dalam berinvestasi yang cocok dengan profil risikonya, karena ia melihat bahwa kurangnya edukasi dan informasi bagi investor, terutama untuk pemula yang baru terjun ke dalam pasar modal.

Talk show diawali dengan registrasi ulang oleh para peserta talk show yang dipandu oleh sdr. Leonardo Alonso selaku MC pada acara talk show. Acara dibuka dengan penyampaian kata sambutan dari MC yaitu sdr. Leonardo Alonso dengan menyampaikan tata tertib selama talk show berlangsung dan juga penjelasan singkat dari acara talk show. Acara kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari project manager dari talk show yaitu sdri. Amanda. Beliau berharap melalui talk show ini, peserta dapat lebih memahami dan mengerti tentang fundamental maupun hal-hal yang harus diperhatikan dalam berinvestasi.

Talk show kemudian dimulai dengan pengenalan narasumber kepada peserta, yaitu Kak Raymond Bonakapvi dan juga Kak Fadjar Sidiq. Menurut Kak Raymond, sebagai investor pemula, penting untuk memperhatikan profil risiko, tempo, dan juga likuiditas dalam berinvestasi, karena ketiga hal ini akan berpengaruh dengan keuntungan yang akan didapatkan. Adapun kutipan yang membuat Kak Raymond terus termotivasi dalam berinvestasi dari Warren Buffett, seorang investor yang sudah tidak asing didengar oleh para investor di dunia. Warren Buffett berkata “Be greedy when others are fearful, and be fearful when others are greedy”. Menurut Kak Raymond, kutipan ini lebih berkonsep pada menghindar jika orang-orang sedang memamerkan cuan mereka dan mengajak kita untuk berinvestasi di tempat dia, karena pasar saham tersebut sedang mahal yang berarti kemungkinan besar kita akan kehilangan uang daripada mendapatkan uang. Namun, Jika banyak orang yang menolak untuk membahas investasi adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi dimana kita bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Adapun dua peraturan yang penting untuk diketahui oleh seorang investor. Pertama, jangan pernah kehilangan uang. Kedua, jangan melupakan peraturan pertama. Hal ini ditegaskan oleh Kak Raymond, karena menurut ia, investasi hanya memiliki 2 teman, yaitu waktu dan pengetahuan. Jika kedua hal ini sudah diterapkan, maka kita hanya menunggu waktu untuk bisa menjadi kaya.

Sedangkan menurut Kak Fadjar, hal yang harus diperhatikan oleh seorang investor pemula adalah mengenal profil risiko dalam berinvestasi, banyak belajar dengan memperdalam diri dengan ilmu  yang ada, dan juga mencari mentor yang ahli. Ia berhipotesis bahwa mental anak-anak Indonesia adalah mental-mental instan yang di mana, kita lebih cenderung ingin cepat kaya dibanding bersabar dengan proses yang ada. Hal ini tentu membuat anak-anak muda cepat terjun dan cenderung berpikir bahwa sekali mencoba dan berhasil, itu akan membuat mereka diakui sebagai seorang yang profesional. Padahal mereka sama sekali belum mengenali dan juga mendalami ilmu ataupun fundamental dalam dunia investasi. Selain itu, penting bagi seorang investor untuk menggunakan modal yang nyaman dalam konteks mereka rela kehilangan uang mereka untuk berinvestasi ke depannya seperti meletakkan telur-telur ke dalam satu keranjang.

Referensi yang dapat digunakan oleh Kak Raymond maupun Kak Fadjar dalam belajar berinvestasi adalah mengikuti webinar-webinar, belajar dari mentor, membaca buku dan juga evaluasi dari kesalahan dari kegagalan mereka dalam berinvestasi. Karena menurut mereka, jangan pernah puas dengan pencapaian ataupun keberhasilan yang sudah mereka dapatkan, mampu mempelajari kesalahan mereka dan belajar untuk menanggulangi kesalahan tersebut, serta terus bereksplorasi dengan potensi yang dimiliki. Adapun buku yang direkomendasi oleh kedua narasumber seperti “One Up on Wall Street”, “The Essence of Warren Buffett”, “Be an Intelligent Investor”, “The Art of Mr. Market”, dan “Millennial Investing”.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Banyak sekali peserta yang antusias bertanya dalam sesi tanya jawab ini. Adapun pertanyaan yang menarik pada sesi tanya jawab tersebut, yaitu pertanyaan seputar pemilihan emiten dari segi fundamental atau teknikal. Pertanyaan ini pun dijawab oleh Kak Raymond. Menurut Kak Raymond, ada 3 faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih emiten. Faktor pertama yaitu dari segi finansial perusahaan. Menurut Kak Raymond, perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang tidak memiliki banyak utang, modal yang sedikit, dan memiliki profit yang banyak. Faktor kedua adalah dari segi kualitas bisnis. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam menilai kualitas bisnis sebuah perusahaan. Pertama, model bisnis dan profitnya yang lebih terjamin. Kedua dari segi competitive advantage, apakah perusahaan tersebut bisa bersaing atau tidak, dan ketiga adalah management yang dapat dipercaya oleh orang-orang. Faktor ketiga adalah valuasi/harga saham sendiri. Dengan kata lain, apakah harga saham tersebut di bawah bisnis valuenya sehingga membuat harga sahamnya murah, dan itu akan menjadi kesempatan bagi orang-orang untuk membeli sahamnya. Selain seputar emiten, ada juga pertanyaan menarik seputar cryptocurrency. Pertanyaan ini pun dijawab oleh Kak Fadjar Sidiq. Menurutnya, cryptocurrency dan sejenisnya memiliki profil risiko yang sangat tinggi dan kemungkinan uang hilangnya lebih tinggi dan hingga saat ini, belum ada aturan yang mengatur hal tersebut yang membuat keamanan, kenyamanan, serta jaminan investor yang berinvestasi dalam cryptocurrency dan sejenisnya belum terjaga.

Selain itu juga, ada peserta yang menanyakan tentang tapering. Hal ini ditanggapi oleh kak Raymond. Menurut kak Raymond, tapering itu sangatlah kompleks dan harus dimengerti dengan benar. Ia menceritakan sejarah asal usul dari istilah tapering yang berawal dari krisis finansial global yang bermula di Amerika Serikat yang mengakibatkan bank Lehman Brothers bangkrut yang disebabkan oleh krisis kredit perumahan. Hal ini membuat bank sentral Amerika yaitu Federal Reserve yang merupakan bank sentral di Amerika membuat keputusan untuk menurunkan suku bunga menjadi nol untuk meningkatkan kepercayaan terhadap lembaga finansial di sana. Yang membuat orang-orang menjadi malas untuk berinvestasi di deposito dan cenderung berinvestasi di saham, obligasi, dan lain lain. Namun hal itu saja tidak cukup untuk mempercayakan masyarakat kepada lembaga finansial, Federal Reserve pun mengeluarkan kebijakan quantitative easing yaitu membeli surat utang negara hingga sekarang. Sebenarnya quantitative easing tidak diperbolehkan untuk dilakukan oleh Federal Reserve. Dan sesuatu bisa dikatakan taper jika Federal Reserve mengurangi pembelian. Ada lagi yang disebut dengan red lift off yaitu suku bunga dinaikkan. Dampak dari taper adalah dapat meningkatkan nilai suku bunga yang menyebabkan saham tersebut dapat dijual atau diobral di negara-negara berkembang seperti di Indonesia yang mengakibatkan keluarnya modal yang akan mengalir ke Amerika dikarenakan naiknya suku bunga dan nilai dolar yang kuat. Namun jika taper tersebut tidak dapat meningkatkan suku bunga, hal tersebut itu tidak akan terjadi. Taper menurut Kak Raymond itu tidak akan terjadi, dikarenakan utang Amerika Serikat sudah lebih dari 100% dari GDP-nya.

Sesi tanya jawab pun berakhir dengan pesan yang disampaikan oleh Kak Raymond dan Kak Fadjar. Kak Raymond berpesan bahwa semuanya hanya membutuhkan proses untuk mendapatkan keuntungan dari berinvestasi, seperti yang ia ceritakan tentang pertemuan Warren Buffett dengan Jeff Bezos. Warren Buffett mengatakan kepada Jeff Bezos bahwa, orang-orang tidak ingin mau kaya perlahan alias kaya instan dan hal ini bisa menjadi refleksi bagi diri kita sendiri. Kak Fadjar berpesan bahwa melalui quotes sederhana yang dipegang oleh kak Fadjar dalam berinvestasi yaitu “Tujuan Investasi itu adalah memberikan kenyamanan bagi uang kita untuk bertumbuh”. Investasi telah memberikan kita kemudahan untuk bisa memberikan keuntungan yang sangat besar. Semuanya hanya bergantung kepada kita semua, apakah kita mau atau tidak untuk bisa menggali ataupun bereksplorasi. Acara kemudian diakhiri dengan dokumentasi yang dipandu oleh sdr. Bryan Emerson selaku panitia dokumentasi dan pengisian exit ticket yang dipandu oleh MC sdr. Leonardo Alonso. Kami segenap panitia Talk show “Be An Intelligent Investor” mengucapkan terima kasih kepada Kak Raymond Bonakapvi dan Kak Fadjar Sidiq yang berkenan menjadi narasumber yang luar biasa pada acara talk show kali ini. Tak lupa juga kami juga mengucapkan terima kasih kepada para peserta atas antusiasnya ikut aktif berpartisipasi dalam acara talk show pada kali ini. Semoga semua ilmu dan pengalaman yang diberikan oleh Kak Raymond dan Kak Fadjar dapat bermanfaat bagi kita semua.

Lampiran 1: Poster Talk Show

 

Lampiran 2: Sesi Talk Show dengan narasumber

 

Lampiran 3: Sesi Dokumentasi dengan narasumber

Endrew Rudiyono