Makna dibalik Nikmatnya Bakcang

Sumber Gambar: https://tridharma.or.id/festival-perayaan-duan-wu-bak-cang/

Bakcang adalah makanan tradisional masyarakat Tionghoa yang terbuat dari beras ketan sebagai lapisan luar; daging, jamur, udang kecil, seledri, dan jahe sebagai isi. Ada juga yang menambahkan kuning telur asin. Untuk perasa biasanya ditambahkan sedikit garam, gula, merica, penyedap makanan, kecap, dan sedikit minyak nabati. Tentunya yang tidak kalah penting adalah daun pembungkus dan tali pengikat. Daun biasanya dipilih daun bambu panjang dan lebar yang harus dimasak terlebih dahulu untuk detoksifikasi. Bakcang biasanya diikat berbentuk limas segitiga. Penganan ini sudah cukup familiar bagi masyarakat di Tanah Air lantaran kerap dijual di pasar-pasar tradisional, sejajar dengan kudapan lain seperti lumpia dan pastel.

Konon, lahirnya bakcang tak lepas dari peringatan untuk mengenang tokoh Cina bernama Qū Yuán. Qū Yuán (340-278 BC) adalah seorang penyair dan pejabat negara yang setia, tetapi karena pejabat lain cemburu dengan kepintaran dan kebaikannya, Qū Yuán pun difitnah dan dituduh melakukan pengkhianatan kepada Sang Kaisar negara Chu.Pada tahun 278 BC, Qū Yuán yang mendengar berita mengenai negara Qin yang sudah menguasai ibu kota Chu pun putus asa dan bunuh diri dengan cara menenggelamkan dirinya sendiri disungai Miluo pada tangal 5 bulan 5 kalender lunar.

Sewaktu penduduk sekitar mengetahui berita kematian Qū Yuán, mereka pun sangat bersedih dan mencari tubuh Qū Yuán disekitar dan didalam sungai tersebut. Karena tubuh Qū Yuán tidak ditemukan, penduduk sekitar mengayuh perahu mereka kesana-kemari, memukul-mukul permukaan air dengan dayung perahu dan menabuh gendang untuk mengusir roh jahat. Para penduduk sekitar juga melempar nasi kepal kedalam air agar ikan-ikan didalam tidak memakan tubuh Qū Yuán. Sejak saat itulah, penduduk negara Tiongkok ini memperingati hari 端午节Duān wǔ Jié dengan cara memakan bakcang dan melakukan acara lomba mengayuh perahu

Bukan cuma sarat nilai sejarah, bentuk penganan yang memiliki empat sudut itu menyimpan makna filosofis. Sudut pertama berarti zhi zu. Artinya ialah merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Bisa bermakna pula bahwa orang tak boleh serakah. Sudut kedua ialah gan en atau bersyukur. Artinya, orang tidak boleh iri dengan apa pun yang dimiliki sesamanya. Sedangkan sudut ketiga berarti shan jie atau pikiran positif. Maksudnya, orang harus menilai sesamanya dari sisi baik. Sisi terakhir dari bakcang yakni sisi keempat adalah bao rong yang berarti merangku. Ini dimaksudkan supaya manusia mampu mengembangkan cinta kasih kepada sesama.

 

Daftar Pustaka:

https://squline.com/hari-makan-bakcang/

https://realitarakyat.com/2019/06/06/hari-ini-perayaan-hari-bakcang-atau-pe-cum-dan-sejarahnya/

https://id.wikipedia.org/wiki/Bakcang

Alicia Orchid