Taman Budaya Tionghoa

Etnis Tionghoa juga merupakan saudara sebangsa setanah air kita di Indonesia. Berbicara mengenai etnis Tionghoa, jika kita ingin mengetahui lebih banyak mengenai budaya, adat istiadat, dan ciri khas dari etnis Tonghoa, mungkin Taman Budaya Tionghoa adalah jawabannya.

Taman ini merupakan taman yang dibangun dengan menyuguhkan konsep bernuansa khas etnik Tionghoa. Taman ini berada di sisi timur, diapit oleh Wahana Pemancingan Telaga Mina dan Museum Perangko. Pendirian taman ini dimulai sejak tahun 2004, melalui Yayasan harapan Kita yang menyediakan lahan seluas 4,5 hektar kepada masyrakat Tionghoa Indonesia untuk membangun Taman Budaya Tionghoa di TMII. Kemudian pada tanggal 8 November 2006 dimulailah pembangunan Taman ini sekaligus peresmian pintu gerbang oleh ketua Yayasan Harapan Kita, H.M Soeharto.

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang diprakarsai pada tahun 1975 oleh First Lady Indonesia kedua, Ibu Tien Soeharto, juga turut menjembatani asimilasi atau pembauran budaya antara kaum Tionghoa dan masyarakat Indonesia.Presiden RI kedua, Soeharto, yang juga Ketua Yayasan Harapan Kita, meresmikan pembangunan Taman Budaya Tionghoa Indonesia (TBTI) pada tahun 2006 di TMII. Tahun 2012, Museum Hakka Indonesia (MHI) sebagai bagian TBTI dibuka bagi para pengunjung TMII. Selain MHI, di TBTI juga terdapat Museum Cheng Ho atau Museum Peranakan yang terletak tepat di samping MHI.

Sampai hari ini masih banyak warga Jakarta belum tahu bahwa kampung budaya pacinan di kompleks Taman Kebudayaan Indonesia-Tinghoa, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), kini menyimpan begitu banyak kisah heroik pahlawan dalam perjuangan melawan penjajah kolonial Belanda. Sesuai dengan sebutannya sebagai taman budaya Tionghoa, maka pengunjung cepat menangkap kesan bahwa kawasan tersebut lebih menonjolkan kultur negeri Tirai Bambu. Apalagi di dalam kompleks tersebut berdiri kokoh patung Cheng Ho dan guru Khonghucu yang bagi etnis Tionghoa di Tanah Air tidak asing lagi.

Suasana kultur etnis Tionghoa semakin terasa kental tatkala pengunjung menyaksikan taman 12 sio dan bangunan-bangunan indah dengan tulisan huruf kanji dan nama donaturnya. Kendati demikian, bangunan-bangunan yang merepresentasikan sebagai kawasan Tiongkok atau pacinan itu akan menyadarkan pengunjung bahwa mereka itu masih berada di Indonesia setelah menyaksikan patung burung Garuda dengan sayap lebar di tengah-tengah taman budaya tersebut.
Pengunjung sadar, bahwa bangunan indah di sekeliling itu hadir di Tanah Air sebagai perwujudan negeri ini yang majemuk, diikat dalam wadah Bhinneka Tunggal Ika dalam Negara Kesatuan RI.

Sepasang pilar pintu gerbang, lambing jantan dan betina, menjadi penanda pertama gugus taman. Di depan pintu gerbang terdapat sepasang patung kilin, hewan mirip Singa yang dipercaya sebagai peliharaan para Dewa. Di bagian belakang, tepat di tengah ruang, terdapat batu granit hitam berbentuk bulat sebagai citraan bola dunia. Batu dengan berat lebih dari satu ton itu ditopang penyangga sekaligus sebagai pipa yang dialiri air bertekanan tinggi untuk memutar batu granit ‘bola dunia’ itu dengan arah putaran sesuai fengsui.

Bukti nyata nasionalisme masyarakat Tionghoa di Indonesia dapat dilihat dengan hadirnya patung pahlawan nasional John Lie atau Jahja Daniel Dharma (1911 – 1988).Patung Laksamana Muda TNI yang berbintang dua tersebut berada dalam posisi berdiri dengan tangan kirinya bertumpu pada pedang panjang sementara tangan kanannya memegang Injil (Alkitab).

Selain berjiwa nasionalisme, masyarakat Tionghoa ternyata juga tetap mengenang tokoh leluhurnya yang bermoral mulia sehingga dapat dijadikan teladan bagi generasi penerusnya.Contohnya adalah patung Kwan Yu atau Guan Yu (140 -219 M).Jenderal ksatria yang setia, jujur, serta bijaksana dari marga Kwan tersebut memilih dihukum mati dan tetap setia pada negara yang dibelanya daripada harus menyerah sekalipun telah diiming-imingi harta oleh pihak lawan.Bahkan Kwan Yu kerap dipuja sebagai Dewa Kesetiaan (Kwan Sen Ti).

Dengan adanya Taman Budaya Tionghoa di TMII diharapkan akan menjadi daya tarik sekaligus menjadi salah satu wahana yang dapat memperlihatkan kepada masyarakat luas bahwa suku Tionghoa termasuk sejarah dan budayanya, merupakan bagian integral dalam sejarah dan budaya bangsa Indonesia. Pembangunan taman ini juga memiliki maksud dan tujuan untuk memamerkan artefak, foto-foto, arsitektur, taman, dan lain-lain yang berkaitan dengan eksistensi suku Tionghoa di kepulauan Nusantara ini.

 

Sumber :

  1. http://tangkasnews.com/menguak-sejarah-taman-budaya-tionghoa-indonesia/
  2. https://www.kompasiana.com/nisasan/55289c2bf17e61a06a8b4587/bersatunya-tionghoa-dan-indonesia-di-taman-budaya-tmii?page=all
  3. http://www.tamanmini.com/taman/taman-budaya-tionghoa
  4. https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-3128210/mengenal-etnis-tionghoa-di-taman-budaya-tmii
  5. https://www.tionghoa.info/taman-budaya-tionghoa-indonesia/

 

 

 

 

 

 

Mutiara Danyarsi