Valentine’s Day in China

Sumber Gambar: https://i1.wp.com/www.redemperor.com.au/wp-content/uploads/2015/08/qi-770×522.jpg

 

情人节 (Valentine’s Day) qíng-rén-jié, merupakan hari kasih sedunia yang dirayakan secara global, tak terkecuali di negara Tiongkok. Namun, hari Valentine yang jatuh pada tanggal 14 Febuari ini disebut sebagai Western Valentine’s Day dan hanya di kota-kota besar di Tiongkok saja yang merayakan hari Valentine yang berasal dari negara bagian barat ini seperti Shanghai, Beijing, Hong Kong, dan Guangzhou. Sementara di kota kecil ataupun wilayah bagian pinggiran, hari Valentine tidak popular sehingga jarang ada orang yang merayakannya.

Orang-orang di Tiongkok pun merayakan Western Valentine’s Day dengan mengikuti tradisi dari negara bagian barat, seperti bertukar kado (bunga, coklat, dasi, dan jam tangan), membuat date yang spesial, makan malam romantis bersama, menonton film di bioskop bersama, atau bahkan mendaftarkan untuk menikah jika hari Valentine jatuh pada hari kerja. Selain itu, mereka juga membuat beberapa perubahan pada tradisi tersebut bagi pasangan yang sudah menikah. Suami akan menyiapkan makan malam bersama, atau membelikan sebuah gaun yang elegan kepada istrinya untuk menunjukkan apresiasinya. Sebagai kado untuk pasangan, tidak diperbolehkan memberi kado berupa payung dan sepatu karena bahasa Mandarin untuk payung adalah 伞 (san) yang mempunyai pengucapan seperti 散 yaitu putus, sementara untuk sepatu tidak diperbolehkan karena memberi hadiah berupa sepatu berarti ‘mengemasi cinta’, namun jika pasangan yang diberikan sepatu mengembalikan uang sebesar 1 yuan, kutukan tersebut dapat hilang.

Tidak hanya Western Valentine’s Day saja yang disebut sebagai hari Valentine di Tiongkok, namun ada 2 hari Valentine lain yang disebut sebagai Chinese Valentine’s Day. Yang pertama adalah Lantern Festival. Lantern Festival merupakan hari Valentine versi Cina di masa lampau. Perempuan dilarang keluar rumah pada zaman dahulu, hanya pada saat Lantern Festival lah mereka boleh keluar dari rumah dan menikmati indahnya pameran lampu berwarna-warni, atau bahkan dapat berkencan dengan pasangannya. Tradisi ini sampai sekarang masih dilakukan oleh orang-orang di Tiongkok.

Yang kedua adalah Double Seven Festival atau 七夕节 (Qixi Festival). Festival ini jatuh pada tanggal 7 bulan 7 pada kalender Cina (tahun ini jatuh pada tanggal 17 Agustus 2018) namun tidak ada libur nasional untuk Chinese Valentine’s Day ini. Terjadinya festival ini berdasarkan dari legenda romantis (sudah berumur hampir 2000 tahun sejak dinasti Han) tentang hubungan cinta tidak direstui dari anak perempuan ke tujuh dari raja di negeri khayangan (织女 Zhínǚ) dan penggembala sapi yang miskin (牛郎 Niúláng). Berkat perjuangan mereka dan belas kasih orang-orang di sekitar, akhirnya mereka dapat bertemu saat malam hari setahun sekali pada saat Qi Xi, yang artinya malam ke tujuh.

pada masa sekarang, daerah-daerah di Tiongkok mempunyai tradisi mereka masing-masing untuk merayakan Qi Xi. Di kota Shaoxing, perempuan sembunyi di ladang labu, percaya bahwa mereka yang bisa mendengar bisikan dari Niulang dan Zhinu akan menemukan cinta sejatinya sebentar lagi. Di provinsi Hunan, perempuan mengambil air dari pegunungan, percaya bahwa itu air suci, mereka mencuci rambut mereka dengan air tersebut sehingga mereka akan diberkati oleh Zhinu. Beberapa perempuan bahkan mengumpulkan embun (simbol dari air mata Zhinu dan Niulang) di pagi hari setelah Qi Xi, percaya bahwa meminum embun tersebut akan membuat mereka lebih pintar. Di Taiwan, orang-orang menerbangkan lantera yang bisa mengambang ke langit untuk membuat harapan bagi cintanya.

Sumber Penulisan/Daftar Pustaka:

https://www.chinahighlights.com/festivals/valentine-day.htm

https://qz.com/1062110/chinese-valentines-day-what-is-the-story-behind-   qi-xi-and-how-is-it-celebrated/

Jessica Ivana Poerjoto | 2001557022