Uang Arwah untuk Kehidupan di Akhirat Bagi Rakyat Tiongkok
Bukan rahasia lagi apabila masyarakat berketurunan Tionghoa/Tiongkok sering melakukan ritual membakar kertas emas. Bagi masyarakat keturunan Tionghoa, kertas emas ini dianggap sebagai uang arwah agar anggota keluarga yang telah meninggal dapat membeli apa pun yang mereka inginkan di akhirat. Ada juga beberapa golongan yang mengatakan bahwa kertas emas ini digunakan untuk memberi tebusan kepada raja neraka agar arwah leluhur dibebaskan.
Kertas emas (金纸 jīnzhǐ) atau biasa dikenal sebagai uang arwah adalah lembaran kertas yang terbuat dari bambu kasar atau kertas mertang. Kertas emas ini sering kali dijadikan persembahan bakaran dalam perayaan tradisional Tiongkok. Biasanya ritual pembakaran kertas ini dilakukan sebelum imlek dan setelah terdapat anggota keluarga mereka yang meninggal. Uang ini juga dijadikan sebagai penghormatan kepada leluhur. Terdapat tiga jenis uang arwah:
1.Uang emas (金 jīn)
Uang arwah dari kertas emas dan terdapat cap emas. Biasanya kertas yang terdapat cap emas digunakan sebagai persembahan kepada orang yang telah meninggal dan dewa-dewa tinggi seperti Kaisar Giok.
2.Uang perak (银 yín)
Uang arwah dari kertas emas dan terdapat cap perak. Umumnya kertas yang terdapat cap perak digunakan sebagai persembahan untuk arwah leluhur.
3. Uang tembaga (铜 tóng)
Uang arwah dari kertas emas dan terdapat cap tembaga. Lazimnya uang kertas dengan cap tembaga dipersembahkan kepada orang yang baru meninggal atau roh-roh yang tidak diketahui asalnya.
Kertas emas ini secara tradisional berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar. Tergantung dari daerahnya, kertas juga didekorasi dengan cap atau berbagai motif lainnya. Semakin berkembangnya zaman, uang arwah mulai berubah mengikuti zaman modern. Sekarang uang arwah dibuat variasinya menjadi seperti bank akhirat, kartu kredit, cek, dan kesenian kertas lainnya. Ada juga yang membuat uang arwah menjadi seperti bentuk pakaian, rumah-rumahan, mobil, perlengkapan sehari-hari, dan benda-benda lainnya. Dari kebutuhan primer hingga tersier, pada zaman sekarang sudah dapat dibuat keseniannya secara detail dari secarik kertas.
Dalam sebagian kepercayaan masyarakat, nota bank akhirat yang dibuat dapat digunakan untuk mempersingkat masa penahanan atau untuk menebus hukuman manusia sehingga dapat bereinkarnasi lebih cepat. Nota bank akhirat merupakan bentuk modern uang arwah dan umumnya dalam nota bank ini tertera nominal uang per kertasnya. Biasanya terdapat gambar wajah Kaisar Giok di sisi depan dan pengurus bank akhirat di sisi belakang nota ini. Ada juga beberapa tampilan umum lain seperti gambar Kaisar Giok dan raja neraka bersama-sama. Pada tahun 2006, pembakaran kertas ini mendapatkan respon negatif di Tiongkok karena pembakaran kertas sebagai persembahan ini dianggap mengotor-ngotori lingkungan dan bank akhirat ini dianggap hanya seperti khayalan saja. Oleh sebab itu, pembakaran kertas dengan bentuk yang ekstrem ini akhirnya dilarang.
Selama ini kita hanya mengartikan uang emas atau uang arwah sebagai bentuk penghormatan bagi mereka yang telah meninggal. Namun, di berbagai daerah lainnya, pembakaran uang kertas ini memiliki tujuan lain seperti sebagai hadiah dari keluarga mempelai pria untuk meminta izin kepada leluhur keluarga wanita untuk menikahinya. Penghormatan leluhur ini didasari atas kepercayaan bahwa roh leluhur akan tetapi tinggal di dunia dan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi peruntungan dan nasib yang masih hidup. Pemujaan leluhur ini juga bertujuan agar para leluhur melindungi keturunannya, serta memberikan pertolongan pada saat diminta. Selain itu, ritual pemujaan terhadap leluhur meliputi persembahan barang-barang yang mereka butuhkan di akhirat, termasuk membakar uang arwah yang akan digunakan arwah leluhur untuk membeli kebutuhan mereka di akhirat.
Uang emas ini juga sangat dihormati di berbagai kuil yang dapat dilihat dari adanya tempat pembakaran yang besar di bagian luar gerbang utamanya untuk membakar kertas arwah. Sebelum kertas arwah tersebut dibakar, biasanya kertas tersebut dilipat terlebih dahulu seperti bentuk teratai atau pagoda yang melambangkan keberuntungan. Dahulu kertas emas tidak dilipat seperti sekarang. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar kertas emas ini dapat dibedakan dari uang asli, karena sebelum ada kertas emas, masyarakat Tiongkok membakar uang asli. Namun, terdapat opini di beberapa daerah bahwa membakar uang asli dapat mendatangkan kesialan kepada masyarakatnya sehingga masyarakat mulai mengurangi ritual pembakaran uang asli dan digantikan dengan kertas emas.
Banyak masyarakat yang menanyakan mengapa uang kertas emas tersebut perlu dibakar. Banyak perspektif agama yang menjawab pertanyaan ini. Namun, masyarakat yang menjalani ritual pembakaran kertas ini menyatakan bahwa tujuan dari tradisi ini hanyalah untuk berbakti kepada leluhur kita dan sebagai doa kepada mereka.
中国人民过世后世界的冥币
中国/中华后裔烧金纸的仪式已经不是什么秘密了。对于中华后裔来说,金纸被视为冥币,而这些冥币能够让过世后的家庭成员在过世后世界购买他们喜欢的东西。也有一些流派说,这些金纸被用来向阎罗王提供赎金,以释放祖先的灵魂。
金纸或冥币是由粗竹或纸吸管制成的纸张。这种金纸在中国传统的节日中经常被用作祭品。通常,这种烧纸仪式是在农历新年之前,并且已有家人去世后的情况下进行的。这些钱也被当作是对祖先的尊敬。冥币有三种类型:
1.金冥币
金冥币由金纸制成,并在上面印有金印。通常,金冥币被用作为死者和诸如玉皇大帝之类的神仙的贡品。
2.银冥币
银冥币由金纸制成,并在上面印有银印。通常,印有银印的纸张被用作为祖先的贡品。
3.铜冥币
铜冥币由金纸制成,并在上面印有铜印。通常,印有铜印的纸张会供奉给刚逝去的人和来历不明的魂魄。
传统的金纸的形状是矩形或者长方形。根据区域的不同,纸张的印记和图案都会不同。随着时代的发展,冥币也随着现代而改变其样式。现在,冥币被制成各种样式,如冥行、信用卡、支票和其他纸张艺术品。也有人将冥币制成衣服、房屋、汽车、生活用品和其他物品的样式。从主要需求到奢侈需求,如今已经可以用一张纸详细制作艺术品了。
在人民的信念中,冥钞票可用于缩短拘留期限或用来赎罪,以便家人可以更快地转世。冥钞票是现代冥钱,冥钞上也有写着钞票的价值。通常,在钞票正面印着玉皇大帝的脸,而钞票后面则印着冥行管理员的脸。还有其他的主要样式,如同玉皇大帝和诸位阎王的形象。2006年,这种烧纸在中国受到了负面的回应,因为烧纸被认为污染了环境,而且冥行也被认为是一种幻想罢了。因此,这种极端形式的烧纸被禁止了。
到目前为止,我们仅将冥币或者金纸视为对逝者的一种尊重。但是,在其他地区,烧纸钱有了别的目的,例如新郎家庭将冥币当作礼物送给女方家庭的祖先,以请求让女方嫁给他。这种对祖先的尊敬是建立在祖先灵魂将继续生活在世上,并且有能力影响活着的人的命运的信念之上。这种对祖先的崇拜旨在使祖先保护其后代,并在求助时施予援手。此外,对祖先的祭祀仪式中包括了提供死后所需的物品,其中包括烧掉能够让祖先在死后购买东西的冥币。
我们可以在庙宇门口的大型窑炉看出这些冥币也在各种庙宇中受到高度尊重。冥币被烧之前,人们通常会将其折叠成象征着好运的莲花或宝塔形状。以前冥币并没有被折叠成现在这样。人们这样做的目的是让他们能够更好地区分这些冥币和真钱,因为还没有冥币前,中国人烧的是真钱。但是,有些观点在某些地区认为,烧真钱会为人民带来厄运,因此人们开始减少烧真钱的仪式,并用冥币代替真钱。
许多人民问为什么这些金纸需要被烧掉,也有许多宗教观点回答了这个问题。但是,那些依然遵循着烧纸仪式的人们表示,这种传统的目的仅仅是为了敬拜自己的祖先,并作为对他们的祷告。
Penerjemah : Jasmin Anderson
https://www.zeropromosi.com/2017/01/asal-usul-tradisi-bakar-rumah-dan-uang.html