Festival Perayaan Duan Wu Jie (Peh Cun / Bak Cang)

Sumber Gambar  http://blog.seasonwithspice.com/2011/06/zongzi-recipe-bak-chang-malaysian.html

 

Festival Duan Wu Jie (端午节), atau yang dikenal juga dengan sebutan Festival Twan Yang, Festival Peh Cun, atau Festival Bak Cang, adalah festival penting dalam kebudayaan Tionghoa. Festival ini dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek. Perayaan Festival Duan Wu Jie banyak diketahui sebagai festival makan Bak Cang dan festival perlombaan Perahu Naga.

Asal usul festival ini adalah berasal dari kisah Qu Yuan (屈原).
Qu Yuan (屈原) dilahirkan pada 340 SM dan merupakan salah satu anggota keluarga dari tiga keluarga terhormat pada Kerajaan Chu. Qu Yuan adalah seorang penasehat bagi Raja Huai yang memerintah dari 328 SM sampai 299 SM.

Karena kepandaian dan kejujuran Qu Yuan, banyak pejabat korup yang iri dan ingin menyingkirkan Qu Yuan. Persekutuan antara Negara Chu dan Negara Qin yang telah terjalin lama putus ketika Negara Qin mengumumkan perang terhadap Negara Chu dan mengambil alih sebagian wilayah Negara Chu. Di tengah masa pertempuran tersebut, Negara Qin mengajukan usul gencatan senjata kepada Negara Chu dan menginginkan diadakannya pertemuan membahas perdamaian.

Qu Yuan menasehati agar Raja Huai tidak bersedia datang ke Negara Qin untuk berunding. Namun bujukan dari para pejabat korup lebih berpengaruh di pikiran Raja Huai sehingga dia bersedia datang. Raja Huai langsung ditangkap pada saat tiba dan meninggal setelah tiga tahun dalam penjara.

Anak tertua Raja Huai, Qin Xiang menjadi raja. Sedangkan anak lainnya, Zi Lian, menjadi perdana menteri. Saat kedua orang itu berkuasa, Qu Yuan langsung disingkirkan dan diusir dari istana. Dalam pengasingannya Qu Yuan banyak mengabdikan hidup kepada rakyat dan membantu rakyat, sehingga rakyat sangat cinta dan hormat terhadap Qu Yuan.

Pada 278 SM tentara Negara Qin menguasai Ying, Ibukota Negara Chu. Berita ini membuat Qu Yuan sangat berduka. Qu Yuan sangat menyesali dirinya sendiri bahwa tidak satu hal juga yang dapat dilakukan demi menyelamatkan Negara Chu. Rasa sedih dan putus asa yang mendalam menyebabkan Qu Yuan memutuskan bunuh diri dengan menceburkan diri di Sungai Miluo.

Mengetahui bahwa Qu Yuan bunuh diri, banyak orang berusaha mencari jenasah Qu Yuan. Mereka memukul-mukul genderang untuk mengusir ikan-ikan agar tidak mengganggu jenasah Qu Yuan. Pencarian yang dilakukan tidak memberikan hasil. Kemudian mereka membungkus nasi dengan daun dan melemparkan ke sungai agar ikan-ikan yang ada menjadi kenyang dan tidak mengusik jenasah Qu Yuan. Demi mengenang Qu Yuan, kebiasaan yang dilakukan ini menjadi sebuah perayaan besar bagi bangsa Tiongkok dan dikenal sebagai Perayaan Perahu Naga.

Sejak Dinasti Jin, tradisi makan Bakcang secara resmi dijadikan sebagai salah satu kegiatan dalam festival Duan Wu Jie. Walaupun sebelumnya Bakcang telah populer di Tiongkok, namun belum menjadi makanan simbolis pada festival ini. Bentuk dan isi Bakcang juga bermacam-macam. Ada yang isinya daging, ada yang berisi sayur-sayuran, ada pula yang dibuat kecil-kecil namun tanpa isi yang kemudian dimakan bersama gula manis.

Viby Diana