Behind The Melody, Rhythm, And Harmony
PENDAHULUAN: PERAN MUSIK DALAM MENDUKUNG KESEHATAN MENTAL
Musik telah menjadi bagian penting dalam kehidupan remaja dan mahasiswa melalui cara mengekspresikan emosi, menenangkan diri, serta memberi semangat dalam beraktivitas. Kehadirannya di berbagai momen menunjukkan bahwa musik bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga berperan positif bagi kesejahteraan mental pendengarnya. Menurut World Health Organization (WHO), 1 dari 7 remaja di dunia mengalami gangguan mental seperti depresi dan kecemasan, sementara menurut survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022 mencatat 34,9% remaja Indonesia pernah mengalami masalah serupa yang diperparah oleh tekanan akademik, perubahan sosial, dan paparan media digital, sehingga dalam situasi tersebut musik menjadi bentuk dukungan emosional yang dapat membantu menjaga keseimbangan mental.
MUSIK SEBAGAI CERMIN EMOSI DAN RUANG AMAN BAGI PARA GENERASI MUDA
Di tengah meningkatnya perhatian terhadap isu kesehatan mental, musik hadir bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk menenangkan pikiran dan menyalurkan emosi. Bagi remaja dan mahasiswa, musik menjadi bagian dari rutinitas yang membantu menjaga keseimbangan diri di kala menghadapi tekanan akademik dan sosial yang semakin kompleks.
1. Musik sebagai teman setia dalam mengelola emosi
Musik dapat mempengaruhi suasana hati dan kondisi psikologis seseorang. Ritme dan melodi tertentu dapat menenangkan pikiran, menurunkan stres, serta meningkatkan fokus. Menurut Kementerian Kesehatan RI, menjaga kesehatan mental berarti menjaga keseimbangan antara pikiran dan emosi. Dalam hal ini, musik menjadi sarana efektif untuk memperbaiki suasana hati secara alami, meningkatkan konsentrasi, dan menjaga semangat di tengah padatnya aktivitas.
2. Selera musik yang semakin beragam
Selera musik generasi muda kini semakin beragam dan dipilih sesuai suasana hati maupun aktivitas. Menurut hasil survei Jakpat tahun 2025, didapati bahwa musik pop menjadi genre paling populer di Indonesia dengan (71%) pendengar, disusul dangdut (38%) serta K-pop (35%) yang artinya menggambarkan keterbukaan remaja terhadap berbagai jenis musik dengan pengalaman emosional yang berbeda-beda.
Musik pop sering dipilih karena liriknya ringan dan mudah dipahami. Musik indie dan lo-fi digemari karena suasananya menenangkan, sedangkan K-pop dan dangdut dianggap kuat dengan energi positif serta kedekatan emosional antara artis dan penggemar.
3. Musik sebagai ruang aman untuk bertumbuh
Selain menjadi hiburan, musik juga mempererat hubungan sosial. Banyak individu menemukan rasa kebersamaan melalui komunitas musik atau fandom yang mereka ikuti. Contohnya terlihat pada budaya penggemar K-pop di Indonesia yang tidak hanya mendukung sang idola, tetapi juga menciptakan ruang aman untuk berbagi cerita dan saling memberi semangat.
Berdasarkan studi yang dikutip dari tirto.id, tertulis bahwa menjadi K-popers memberikan empat aspek kebahagiaan, yaitu kepuasan pribadi, rasa memiliki, keterlibatan sosial dan pengembangan diri. Dengan demikian, musik menjadi sarana terapi sosial yang menumbuhkan rasa kebersamaan satu sama lain.
MENIKMATI MUSIK SECARA SEIMBANG UNTUK KESEHATAN MENTAL
Dengan demikian melalui berbagai genre, musik telah menjadi bagian penting dalam menjaga kesehatan mental generasi muda yang tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga membantu menyalurkan emosi, menenangkan pikiran, dan mempererat hubungan di kalangan remaja. Meskipun begitu, tetap perlu diingat bahwa menikmati musik dan mengidolakan seseorang harus memiliki batas yang wajar.
Menurut psikolog Mega Tala Harimukthi dari ikatan Psikolog Klinis Indonesia, penggemar sebaiknya memiliki kendali atas rasa kagum mereka agar tidak berubah menjadi fanatisme, yakni tetap mampu membedakan antara kenyataan dan hiburan. Dengan begitu, generasi muda dapat menikmati musik secara lebih sehat dan seimbang. Musik akan terus menjadi ruang aman untuk beristirahat dari tekanan, menemukan inspirasi, serta menumbuhkan semangat positif tanpa menghilangkan kendali atas diri sendiri.
SUMBER:
- World Health Organization (WHO): Adolescent Mental Health
- Kementerian Kesehatan RI – Pentingnya Kesehatan Mental bagi Remaja
- RSJ Aceh – Krisis Kesehatan Mental Menghantui Generasi Z Indonesia
- Jakpat – Music Concert Trends 2025: Genre Preferences, Tickets, and Audience Experiences
- Tirto – Studi: Menjadi K-poper Adalah Cara Baik untuk Sehat dan Berbahagia
- First Media – Genre Musik Paling Populer di Indonesia
- ANTARA News. Penggemar Perlu Pahami Batasan agar Tak Jadi Fanatik.
