Anti-Burnout Akademik: Yuk, Pahami Diri, Rencanakan Aksi, Temukan Gayamu!

Menjelang Ujian Akhir Semester (UAS), mahasiswa seringkali dihadapkan pada tekanan akademik yang tinggi. Tugas yang menumpuk, tuntutan nilai, dan tenggat waktu yang semakin dekat dapat memicu stres dan kelelahan, baik secara fisik maupun mental. Dalam kondisi seperti ini, banyak mahasiswa terpaksa mengorbankan waktu tidur, pola makan, hingga keseimbangan hidup secara keseluruhan demi mengejar hasil akademik yang diharapkan. Namun, penting untuk diingat bahwa pendidikan yang berkualitas tidak dapat dipisahkan dari kesehatan yang terjaga.

Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, dua dari 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) sangat relevan dalam situasi ini, yaitu SDG 3 tentang “kehidupan sehat dan sejahtera” serta SDG 4 tentang “pendidikan yang inklusif dan berkualitas.” Ujian memang bagian dari pendidikan, tetapi mempersiapkan diri secara sehat dan seimbang juga merupakan bagian dari proses belajar yang utuh. Maka, daripada hanya fokus mengejar nilai, mari kita mulai membangun kualitas hidup yang berkelanjutan melalui persiapan ujian yang lebih bijak dan sehat.

Membangun Fondasi Diri dalam Pendidikan dan Kesehatan

Belajar efektif tidak hanya bergantung pada kecerdasan atau lamanya membaca buku, tetapi juga pada kondisi tubuh dan pikiran yang sehat. Tidur cukup 6–8 jam setiap malam dan konsumsi makanan bergizi seperti sayur, buah, protein, serta karbohidrat kompleks sangat penting untuk menjaga stamina dan konsentrasi selama belajar.

Dari sisi kesehatan mental, manajemen stres juga penting. Teknik sederhana seperti latihan pernapasan, meditasi, journaling, atau berjalan santai selama 10–15 menit bisa membantu menenangkan pikiran. Lingkungan belajar yang positif dan suportif juga dapat meningkatkan motivasi belajar.

Ingat, membangun fondasi pendidikan dan kesehatan adalah proses jangka panjang. Hal-hal kecil seperti tidur cukup, makan bergizi, dan istirahat sejenak bukan hanya membantu saat ujian, tetapi juga mendukung keberlangsungan hidup sehat di masa depan.

Tips Belajar Produktif dan Self-Care Minimalis

Menjelang UAS, banyak mahasiswa merasa kewalahan. Bingung harus mulai dari mana, mudah terdistraksi, atau terlalu lelah untuk produktif. Kebiasaan scrolling media sosial juga sering tanpa disadari menyita waktu berjam-jam. Untuk mengatasi hal ini, langkah pertama adalah mengatur manajemen waktu. Buatlah jadwal belajar yang realistis dan fleksibel. Bagi tugas besar menjadi bagian kecil agar lebih mudah dikerjakan. Gunakan metode seperti to-do list atau calendar blocking untuk mengatur waktu belajar, istirahat, dan aktivitas harian lainnya agar tetap seimbang.

Selain itu, batasi distraksi digital. Aktifkan mode Do Not Disturb saat belajar atau gunakan aplikasi pemblokir media sosial. Fokus belajar selama satu jam tanpa gangguan sering kali jauh lebih efektif daripada belajar tiga jam sambil terus terganggu notifikasi. Tak kalah penting, jangan lupakan aktivitas fisik. Duduk terlalu lama bisa membuat tubuh lelah dan pikiran jenuh. Cobalah stretching ringan, berjalan kaki, atau sekadar mengubah posisi duduk untuk mengembalikan energi dan meningkatkan fokus.

Terakhir, beri ruang untuk me time dan self-care. Kamu tidak perlu menghabiskan waktu lama, cukup 15–30 menit untuk melakukan hal-hal sederhana yang kamu nikmati, seperti mendengarkan musik, menonton video pendek, journaling, atau minum minuman favorit. Aktivitas ini dapat membantu menenangkan pikiran dan mengisi ulang energi, agar kamu bisa kembali menghadapi proses belajar dengan semangat dan kondisi yang lebih baik.

Tipe Mahasiswa Saat UAS: Kamu yang Mana?

Menjelang Ujian Akhir Semester (UAS), mahasiswa menunjukkan berbagai gaya dalam menghadapi tekanan belajar. Gaya ini tidak hanya mencerminkan strategi akademik, tetapi juga mengungkap cara seseorang mengelola stres, waktu, dan kesejahteraan diri. Mengetahui tipe kita sendiri bisa membantu memahami kebiasaan yang perlu dipertahankan atau diubah agar lebih sehat dan produktif. Berikut tiga tipe mahasiswa yang sering muncul menjelang ujian, kamu yang mana?

1. Si Kebut Semalam (SKS)

Tipe ini sangat umum di kalangan mahasiswa. Ciri khasnya adalah mulai belajar secara intens hanya satu atau dua malam sebelum ujian berlangsung. Alasannya bisa beragam,  dari merasa lebih fokus saat mendekati deadline, hingga kebiasaan menunda-nunda karena merasa “masih ada waktu”.

Biasanya, tipe SKS belajar dengan metode maraton semalaman, sering ditemani kopi, cemilan, musik keras, atau suasana kamar yang diubah jadi “ruang perang.” Walau terlihat semangat, metode ini menyimpan risiko besar. Informasi yang dipelajari dalam waktu singkat cenderung tidak melekat kuat di ingatan jangka panjang. Selain itu, kurang tidur akan mengganggu kemampuan konsentrasi dan membuat otak kelelahan saat ujian berlangsung.

Lebih dari itu, pola ini bisa menciptakan efek domino, kelelahan yang berkepanjangan, stres berlebihan, hingga rasa panik saat menghadapi soal ujian. Maka, jika kamu merasa termasuk tipe SKS, cobalah untuk mengubah pola belajar secara bertahap. Mulailah mencicil materi 15–30 menit per hari, seminggu atau dua minggu sebelum ujian. Dengan cara ini, kamu akan lebih siap, tenang, dan tidak harus begadang terus-menerus.

2. Si Kelelahan Total

Kalau SKS dikenal karena terlalu mepet, tipe ini justru berada di ujung spektrum yang berlawanan. Mahasiswa tipe “Kelelahan Total” adalah mereka yang sangat disiplin, tekun, bahkan perfeksionis. Mereka terbiasa belajar dari pagi hingga malam, mengisi hampir seluruh waktu luangnya dengan membaca materi, membuat rangkuman, atau latihan soal.

Mereka cenderung sulit merasa puas, dan ketika tidak belajar, sering muncul rasa bersalah. Waktu istirahat dianggap pemborosan, dan kesibukan dianggap sebagai ukuran produktivitas. Padahal, pola ini bisa sangat membahayakan, baik secara fisik maupun mental.

Terlalu memaksakan diri tanpa jeda dapat menyebabkan burnout, kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental yang terjadi akibat tekanan berlebih dalam jangka panjang. Tanda-tandanya bisa berupa susah tidur, sering sakit kepala, kecemasan, hingga penurunan imunitas tubuh. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi performa saat ujian, tapi juga berisiko terhadap kesehatan jangka panjang.

Ingat, belajar efektif bukan berarti belajar paling lama. Yang lebih penting adalah bagaimana kamu bisa mengelola energi dan fokus dengan seimbang. Beri ruang bagi diri sendiri untuk beristirahat dan melakukan hal yang menyenangkan. Ingat istirahat bukan bentuk kemalasan, tapi bagian penting dari strategi belajar yang sehat.

3. Si Seimbang & Berprestasi

Tipe ini adalah contoh ideal dari mahasiswa yang memiliki pola belajar dan hidup yang terstruktur namun tetap fleksibel. Mereka sudah merancang jadwal belajar sejak awal bukan hanya saat UAS mendekat. Mereka tahu kapan harus fokus, kapan harus istirahat, dan tidak merasa bersalah saat mengambil jeda.

Mahasiswa tipe ini juga menjaga keseimbangan hidup. Mereka tidur cukup, makan dengan teratur, tetap berolahraga ringan, dan punya waktu untuk melepaskan stres melalui hobi atau kegiatan ringan. Mereka tidak selalu berada dalam kondisi sempurna, tapi punya kesadaran untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. Jika hari ini sulit fokus, mereka tidak memaksakan diri berlebihan, melainkan memberi waktu untuk recharge.

Kunci dari tipe ini bukanlah “hebat sejak awal,” tapi disiplin kecil yang konsisten. Mereka membangun kebiasaan yang mendukung kesehatan fisik dan mental, seperti membuat to-do list harian, melakukan evaluasi mingguan, dan menjaga pola hidup sehat. Hasilnya? Mereka menghadapi ujian dengan lebih tenang, tidak panik, dan biasanya memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi karena merasa benar-benar siap.

Ujian memang penting, tapi jangan sampai kamu kehilangan dirimu dalam prosesnya. Pendidikan bukan hanya soal mengejar nilai, tetapi juga bagaimana kamu tumbuh sebagai manusia yang utuh cerdas secara kognitif, sehat secara fisik, dan tangguh secara mental.

Jadi kenali kebutuhanmu, temukan strategi belajarmu, dan jalani masa ujian dengan cara yang lebih sehat dan manusiawi. Karena pada akhirnya, keberhasilan sejati bukan hanya saat kamu mendapatkan nilai tinggi, tapi juga saat kamu tetap bisa tersenyum dan merasa damai setelah melewati semuanya.

Kiara Rania Rachman, Mercy Indriani, Jesslyn Djuwadi, Maissya Nabila, Angel Patricia