Merangkai Questline yang Tak Terlupakan: Studi Kasus Questline “Family Matters” dari The Witcher 3: Wild Hunt

[Peringatan: Mengandung Spoiler untuk questline “Family Matters” dari The Witcher 3: Wild Hunt dan membahas kekerasan domestik]

“Family Matters” adalah salah satu questline di The Witcher 3: Wild Hunt, gim buatan CD Projekt Red. Pada artikel kali ini, kita akan menganalisis mengapa questline ini dapat menciptakan kesan yang kuat kepada para pemain.

The Witcher 3: Wild Hunt adalah gim action role-playing dalam dunia dark fantasy, dimana kita bermain sebagai Geralt of Rivia. Geralt adalah seorang Witcher, yaitu seorang pemburu monster sewaan. Dalam dunia The Witcher, manusia hidup bersama makhluk-makhluk dari dimensi lain seperti monster dan non-manusia. The Witcher seringkali menantang moralitas pemain dalam cerita-ceritanya, tidak ada pilihan yang “benar” atau “salah”.

Kita mengikuti cerita Geralt of Rivia dalam mencari anak angkatnya, Ciri, yang sedang diburu oleh Wild Hunt. Geralt harus mencari jejak Ciri di tiga tempat utama, yaitu: Velen, Novigrad, dan Skellige. Velen, disebut juga No Man’s Land, adalah provinsi bekas perang yang dipenuhi oleh monster, tentara bayaran, bekas tentara Temeria, dan bandit. Setelah perang, Velen dipimpin secara keras oleh Bloody Baron (Phillip Strenger).

Perjalanan Geralt of Rivia bersinggungan dengan Baron ketika ia sedang mencari jejak Ciri di Velen. Geralt mengunjungi Crow’s Perch (tempat Baron bernaung) untuk menanyakan informasi tentang Ciri. Tentunya, informasi itu tidak diberikan gratis. Baron berkata ia akan memberikan informasi jika Geralt dapat menemukan jejak istri (Anna) dan anaknya (Tamara) yang tiba-tiba menghilang. Pada titik ini, pemain akan memulai objektif “Family Matters”.

Sebagai salah satu questline utama yang didapatkan oleh pemain di fase pertama gim, “Family Matters” mempunyai peran penting dalam membuat pemain merasakan dunia dan tema besar The Witcher. Selama melakukan objektif, pemain berkeliling di daerah Velen dan menyaksikan peristiwa-peristiwa seperti perjuangan orang untuk hidup di antara monster, peperangan, dan kehadiran makhluk-makhluk mistis. Pemain juga merasakan hidup Geralt yang berprofesi sebagai Witcher ketika mereka harus menyelesaikan misi-misi seperti mencari jejak dengan mekanik Witcher’s Sense dan melawan berbagai monster dengan mengeksploitasi kelemahan mereka.

Quest ini dipenuhi dengan karakter yang dinamis, dan yang menjadi pusat perhatiannya adalah Bloody Baron. Baron adalah karakter yang penuh dengan ambiguitas moral. Paweł Sasko (Lead Quest Designer) dan Karolina Stachyra (Penulis questline “Family Matters”) melakukan hal tersebut dengan memberikan Baron sifat-sifat yang saling berkontradiksi. Sebelum sampai di Crow’s Perch, pemain mendapatkan impresi bahwa Bloody Baron adalah sosok pemimpin yang kejam dari omongan penduduk Velen. Impresi ini dipatahkan ketika pemain pertama kali ke Crow’s Perch dan melihatnya berlagak lucu serta ramah kepada tamu-tamunya. Pemain kemudian mengetahui bahwa Ciri pernah diselamatkan dan dirawat di Crow’s Perch atas arahan Bloody Baron.

Seiring berjalannya quest, pemain semakin banyak menemukan kontradiksi-kontradiksi baru. Baron adalah sosok ayah yang khawatir dengan keluarganya, tetapi investigasi lanjut oleh Geralt membongkar bahwa Baron telah menggunakan kekerasan terhadap Anna. Baron menceritakan bahwa Anna pernah mempunyai kekasih lain ketika Baron sedang bertugas di perang selama tiga tahun. Saat mengetahui Anna ingin pergi bersama kekasihnya, Baron terbawa amarah dan membunuh kekasih tersebut. Anna pun membenci Baron dan sering menyerangnya, sehingga Baron menggunakan kekerasan untuk melindungi diri. Sebagai alkoholik, Baron juga sering menjadi pemicu pertikaian mereka. Baron mengakuinya dengan penyesalan dan ia ingin memperbaiki situasi keluarganya. Sepanjang cerita, Pemain dapat bersimpati dengan Baron, tetapi dapat juga tidak setuju dengan perbuatannya. Kontradiksi-kontradiksi ini menghasilkan kompleksitas yang memanusiakan Baron; seseorang dengan sifat baik dan buruk, serta tidak luput dari kesalahan.

Seringkali keputusan yang dapat mempengaruhi jalan cerita berada di tangan Geralt (pemain). “Family Matters” mempunyai dua konsekuensi akhir yang berbeda. Terdapat bagian cerita dimana Geralt bertemu dengan para yatim piatu dan pengasuhnya (yang ternyata adalah Anna) di Crookback Bog. Anna terikat dengan para Crones, tiga penyihir dengan kekuatan magis. Dengan imbalan informasi mengenai Ciri, para Crones mengarahkan Geralt untuk pergi ke desa Downwarren, dimana ketua desa akan meminta Geralt untuk memusnahkan Tree Spirit. Ketua desa mengatakan bahwa Tree Spirit adalah sosok jahat yang telah meneror desanya. Ketika Geralt bertemu dengan Tree Spirit, sosok tersebut mengatakan para yatim piatu sedang dalam bahaya dan ia berjanji akan menyelamatkan mereka jika Geralt membebaskannya. Di titik ini, pemain akan diberikan dua opsi: bebaskan atau musnahkan Tree Spirit.

Opsi 1: Bebaskan Tree Spirit
Ketika Geralt membebaskan Tree Spirit, sosok tersebut akan pergi menyelamatkan yatim piatu Crookback Bog. Beberapa lama kemudian, Geralt akan kembali ke Downwarren yang telah dihancurkan oleh Tree Spirit. Semua warga desa, kecuali satu, tewas bersama kehancuran desa tersebut. Bebasnya Tree Spirit juga akan membuat para Crones marah. Ketika Geralt, Baron, dan Tamara ke Crookback Bog untuk menyelamatkan Anna, para Crones telah mengubahnya menjadi monster. Pada akhirnya, nyawa Anna tidak dapat diselamatkan dan Baron akan mengakhiri hidupnya dengan penuh penyesalan. Setelah menyelesaikan “Family Matters”, pemain dapat menemukan para yatim piatu di panti asuhan yang ada di Novigrad, membuktikan bahwa Tree Spirit menepati janjinya.

Opsi 2: Musnahkan Tree Spirit
Setelah Geralt memusnahkan Tree Spirit dan kembali ke Crookback Bog, ia disambut oleh para Crones yang telah mengkonsumsi para yatim piatu. Desa Downwarren tidak hancur. Ketika Geralt, Baron, dan Tamara datang untuk menjemput, Anna tidak mengingat siapa mereka dan terus menggumam dengan aneh. Ternyata, Anna kehilangan akal sehatnya setelah kehilangan para yatim piatu. Pada akhirnya, Baron akan membawa Anna berobat ke daerah yang jauh setelah berjanji kepada Tamara bahwa ia akan menjaga Anna.

Dari kedua opsi tersebut, tidak ada akhir yang bahagia. Ini adalah cerminan dari keabuan-abuan dunia The Witcher. The Witcher selalu menegaskan bahwa tidak ada jalan yang “benar” atau “salah”, hanya ada pilihan dan konsekuensi. Keputusan-keputusan yang menentukan konklusi kisah “Family Matters” berada di tangan pemain. Hal ini membuat pemain dilema hingga benar-benar mempertimbangkan keputusan mereka dengan jeli.

Adanya kisah Baron dari “Family Matters” memperkuat tema The Witcher 3: Wild Hunt dan mengasah kepekaan pemain terhadap tema tersebut. Kita dapat melihat paralel antara Baron dan Geralt sebagai sosok ayah yang sedang mencari anak/keluarganya. Selama pemain mengikuti kisah Geralt dan Ciri, mereka akan teringat dengan kisah Baron dan keluarganya. Karakter-karakter dimensional seperti Baron, keabu-abuan moral, keputusan dan konsekuensi yang sulit, serta paralel-paralel dengan kisah Geralt menjadikan “Family Matters” salah satu questline yang tak terlupakan oleh pemain The Witcher 3: Wild Hunt.