Coffee Talk – 17 Juni 2022 – Marketing and PR in the game Industry
Pada tanggal 17 Juni yang lalu, BGDC kembali mengadakan Coffee Talk, sebuah acara bulanan dimana member-member BGDC diundang untuk berbincang dan berdiskusi mengenai berbagai topik terkait pengembangan dan industri game. Topik yang diambil malam ini adalah Marketing dan PR di industri game, dipimpin oleh Kak Hosea Aldri, Kuwera, Daniel Alexander, dan Rionaldi.
Diskusi diawali dengan sebuah opini mengenai marketing dari Kak Hosea yang sudah berpengalaman bekerja di Agate sebelumnya dalam bentuk dua kata, mahal dan overrated, namun overrated bukan dengan arti tidak penting, namun dengan arti terlalu didewakannya marketing di industri game masa kini, seperti contohnya Cyberpunk 2077, dengan marketingnya yang luar biasa yang berhasil menarik sangat banyak hype, dari seluruh dunia, malah terlalu banyak hype, alhasil gamenya terpaksa dirilis terlalu awal dalam kondisi yang broken dan disertai oleh kekecewaan dari para korban hype yang terlalu berlebihan dengan ekspektasi yang terlalu besar.
Pembahasan berikutnya yaitu dos and don’ts dalam marketing, diawali dengan sebuah don’t dari Rionaldi, yaitu Don’t try to pander to an audience that is too wide, hal ini dikarenakan upaya marketing yang terlalu lebar dapat menyebabkan sebuah miskomunikasi mengenai identitas dari game yang dipromosikan akibat salahnya target pemasaran, seperti contohnya Battlefield 2042, dengan marketing yang sangat menargetkan fans-fans Battlefield lama dengan hal-hal seperti manuver ‘Rendezook’ yang sangat familiar bagi fans-fans Battlefield lama, sehingga trailernya seperti mengatakan “oh! Game ini dibuat untuk fans-fans Battlefield lama lho!” namun ketika rilis, Battlefield 2042 sangat dikritik oleh para fans tersebut karena desain gamenya yang sangat berbeda dengan game-game Battlefield klasik, sehingga menyebabkan kekecewaan dari para fans yang harapannya telah dilambungkan tinggi akibat dari marketing tersebut.
Terkait hal ini, kak Hosea berkomentar bahwa kasus Battlefield 2042 ini terjadi karena terlalu didewakannya marketing tersebut yang menyebabkan adanya ketidaksambungan antara upaya marketing dan upaya developmentnya sendiri, sehingga menghasilkan sebuah upaya marketing yang lebih ambisius daripada game developmentnya, dan menghasilkan suatu efek dimana marketing yang terlalu banyak menarik perhatian dan menghasilkan ekspektasi yang terlalu tinggi sedangkan gamenya sendiri masih jauh dari penyelesaian dan karena banyaknya hype yang telah dikumpulkan oleh marketing, sehingga membuat hal-hal seperti delay sulit dilakukan karena dianggap jelek untuk PR dan menghasilkan game yang pada waktu rilis mengecewakan dan rusak. Sehingga dari hal ini, Kak Hosea berpesan bahwa kita harus pintar dalam memilih publisher, karena merekalah yang akan melakukan marketing dan menjual game kita.
Singkat cerita, pembahasan pada malam ini cukup berwawasan, dan untungnya, kami ditemani oleh Kak Hosea yang memiliki banyak wawasan dan pengetahuan untuk pembahasan ini, kami berharap pembahasan pada malam ini bermanfaat bagi yang mengikuti dan kami ucapkan terimakasih karena telah berpartisipasi ^^
(Sc : Dokumentasi BGDC)
(Sc : Dokumentasi BGDC)
Pemenang Giveaway Malam ini (Sc : Dokumentasi BGDC)