Review Game Borderlands 3

Borderlands 3 merupakan seri ke 4 dalam borderlands franchise yang dibuat oleh Gearbox Software dan 2K Games. Mengapa seri ke 4? Sebelumnya dalam franchise ini ada game Borderlands buatan Telltale yang bekerja sama dengan Gearbox Software yaitu Tales from the Borderlands serta Borderlands the Pre-Sequel dari Gearbox Software dan 2K Australia

Boderlands 3 hadir seperti game sebelumnya, loot and shoot dengan sisi cerita yang terlalu biasa.


read more

Menurut saya, game Borderlands 3 ini sangat menarik, desain UI lebih improved, desain senjata-senjata yang dihadirkan sangat beragam dang banyak jumlahnya, playable karakter yang disediakan unik dari satu sama lain, hanya saja menurut saya ceritanya kurang.

Dimulai dari bagian karakter. Dalam Borderlands 3, terdapat empat playable karakter seperti game sebelumnya, ada Zane, Moze, Fl4k ,dan Amara. Apa sih yang sukai dari keempat karakter ini? Penulis dari Borderlands 3 berhasil menceritakan background story setiap karakter ini dengan baik secara tidak langsung melalui dalam gameplay maupun dari EchoLog yang ditemukan atau dari komunikasi dengan NPC. Selain itu desain mereka lebih unik dari karakter sebelumnya, lebih improved daripada desain dari Borderlands 1 dimana playable karakternya menurut saya boring karena  desainnya yang sangat sederhana.

(source: https://borderlands.com ) (Atas. Fl4k | Kanan. Moze | Kiri. Amara | Bawah. Zane)

Walaupun playable karakternya memiliki desain yang menarik, sayangnya hal tersebut tidak terjadi pada NPC. Beberapa desain dari NPC menurut saya sangat mengecewakan mulai dari Moxxi. Ia merupakan karakter dari Borderlands 1 tetapi desainnya tidak terlalu berubah walaupun ada time skip pada franchise ini sehingga membuat desainnya sangat tidak realistis menurut saya. Tidak hanya Moxxi, rata – rata semua karakter perempuan yang hadir dari Borderlands 1 dan Borderlands 2 mengalami hal ini kecuali Tiny Tina dan Maya.

Sedangkan pada karakter NPC pria, mengalami perubahan drastis. Contohnya Rhys, pada Tales from the Borderlands, karakter ini tampil sebagai seorang programmer muda dan pada Borderlands 3, dimana time skipnya empat tahun dari Tales from the Borderlands, desainnya tampak lebih tua. Selain itu sebelumnya pada Tales from the Borderlands sudah di desain Rhys versi Atlas CEO tapi sayangnya Gearbox tidak menggunakan desain tersebut melainkan membuat desain sendiri yang menurut saya kualitasnya kurang.

(Source: Tales from the Borderlands, Borderlands 3) (Perbandingan desain Rhys sebagai CEO Atlas pada Tales from the Borderlands (kanan) dengan Borderlands 3 (kiri))

Lanjut ke bagian story. Overall menurut saya story kurang, mengapa? Main story sudah lumayan tetapi dalam story tersebut banyak komedi yang sebenarnya yang tidak perlu ada contohnya banyak bercandaan tentang turd. Selain itu story dan alasan dari antagonisnya kurang jelas. Dalam Borderlands 3, antagonisnya, Troy dan Tyreen, hanya ingin membuka Vault dan mengambil power tanpa alasan jelas untuk apa power tersebut. Hal ini sangat mengecewakan sebab sebelumnya pada Borderlands 2 dengan antagonis atau anti hero-nya, Handsome Jack, memiliki tujuan yang jelas, story yang sangat baik dalam menjelaskan tujuan dan background story -nya. Basically , menurut saya plot Borderlands 3 masih kurang tapi menurut saya masih bisa di improvisasi melalui DLC.

Terakhir, gameplay. Gameplay Borderlands 3 sangat menyenangkan dengan tambahan action baru seperti kali ini playable karakter dapat menggunakan 2 action skill, tidak seperti sebelumnya dimana kita hanya dapat menggunakan 1 skill. Selain itu ada tambahan dalam hal movement, player sekarang dapat climb dan slide dalam game sehingga menghadirkan map dengan level desain unik. Tapi ada hal yang dikecawakan, pada Borderlands Pre Sequel, terdapat suatu movement yang dinamakan gravity slam serta sistem OZ kit dimana player menggunakan equipment Oz kit agar dapat bernapas di luar angkasa. Pada Borderlands 3, player banyak mengunjungi luar angkasa dan planet lain yang menurut saya beberapa mapnya seharusnya memiliki system yang sama dengan Borderlands Pre Sequel, contoh pada mission di Skywell-27, yang merupakan sebuah map di asteroid, seharusnya player membutuhkan oksigen serta dapat melakukan gravity slam daripada ground slam biasa. Selama melakukan mission di map tersebut, player mengalami gravitasi tetapi tidak membutuhkan oksigen sehingga kurang realistik.

Secara kesimpulan, saya menilai visual game ini 8/10, story 5/10, dan character design 7.5/10. Saya merekomendasikan game ini untuk para fans Borderlands yang lebih fokus ke gameplay daripada storynya karena game ini hadir dengan genre shoot and loot klasiknya dengan mekanisme gameplay baru. Happy hunting vault hunters!

(Source: Gearbox) (DLC pertama Borderlands 3 akan dirilis pada tanggal 19 Desember)

 

Borderlands 3 hadir dalam Windows, Xbox ,dan Playstation. Game ini dapat dibeli melalu Epic Games mulai dari Rp634.000,00 untuk Windows, Rp845.000,00 di Xbox ,dan Rp740.000,00 di Playstation Store.