Harmonisasi Musik: Musik Klasik Meningkatkan Relaksasi & Konsentrasi dalam Belajar

Musik memiliki pengaruh besar pada otak dan emosi manusia. Musik Klasik dipercaya dapat meningkatkan konsentrasi dan relaksasi seseorang. Musik Klasik telah dikenal karena kemampuannya yang unik untuk menenangkan pikiran, meningkatkan konsentrasi, dan membantu dalam proses belajar. Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana musik klasik dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan relaksasi dan konsentrasi selama belajar.

 

Pengertian Musik Klasik

Menurut buku Sejarah Musik dan Apresiasi Seni karya Sila Widhyatama (2012: 12) musik klasik adalah jenis musik yang berasal dari tradisi seni musik Barat dan biasanya merujuk pada musik yang dibuat dari sekitar abad ke-9 hingga awal abad ke-21. Komposer terkenal seperti Wolfgang Amadeus Mozart, Ludwig van Beethoven, Johann Sebastian Bach, dan Frederic Chopin adalah beberapa nama besar dalam musik klasik. Musik ini biasanya memiliki struktur yang kompleks, berlapis-lapis, dan menggunakan alat musik seperti piano, biola, cello, dan orkestra penuh.

 

Mengapa Musik Klasik Penting dalam Belajar?

Musik Klasik merupakan salah satu alat penting dalam belajar karena dapat digunakan untuk meningkatkan daya ingat, mengurangi stress serta dapat meningkatkan konsentrasi & relaksasi terutama pada aktivitas belajar. Penelitian menunjukkan bahwa musik klasik dapat mempengaruhi suasana hati, merangsang otak serta meningkatkan kemampuan kognitif dan hal inilah menjadikan musik klasik memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas belajar seseorang terutama dalam konsentrasi dan relaksasi.

 

Hubungan Musik Klasik dan Relaksasi

Relaksasi merupakan salah satu aktivitas dimana tubuh dan otak merasa rileks dan tenang. Menurut Tumorang (2020:1) menyatakan bahwa pencegahan stress, pencegahan kejenuhan, pengurangan rasa sakit, pengurangan kecemasan serta perbaikan mood seseorang merupakan salah satu fungsi musik. Pada saat ini, salah satu macam relaksasi yang banyak digunakan yaitu musik sebagai alatnya, adapun jenis musik yang digunakan sebagai media relaksasi adalah musik klasik. Dharmawan (2015:372) mengatakan bahwa musik klasik merupakan salah satu genre yang memiliki khasiat diantar sejumlah genre dan aliran musik lain jika dibandingkan. Maka dari itu musik klasik dipercaya dapat membuat tubuh serta pikiran menjadi lebih rileks bagi para pendengarnya yang disalurkan melalui ritmik dan dinamik pada musik klasik yang didengarkan.

Musik klasik yang memiliki tempo yang lambat dan melodi yang lembut mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi sistem saraf parasimpatik manusia yang bertanggung jawab untuk mengatur respons relaksasi tubuh. Ketika mendengarkan musik klasik yang tenang, seperti karya Johann Pachelbel atau Claude Debussy, otak kita merespons dengan menurunkan kadar kortisol (hormon stres) dan meningkatkan produksi serotonin dan dopamin, yang berfungsi untuk meningkatkan suasana hati dan relaksasi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Nakamura dan komplotsnnya (2007) menunjukkan bahwa musik klasik dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi tingkat kecemasan pada pasien yang mengalami stres. Dalam penelitian ini, peserta yang mendengarkan musik klasik selama 30 menit menunjukkan penurunan signifikan dalam tingkat stres dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendengarkan musik. Dapat disimpulkan bahwa memang benar musik klasik dapat menurunkan hormon kartisol serta berfungsi sebagai media relaksasi.

 

Hubungan Musik Klasik dan Konsentrasi

Musik klasik dapat meningkatkan fokus dan konsentrasi seseorang. Hal ini dikarenakan musik klasik memiliki struktur musik yang harmonis, memiliki ritme yang stabil, dan tidak memiliki lirik sehingga tidak mengganggu proses berpikir. Misalnya, karya Mozart dikenal dengan “Efek Mozart,” yang mengacu pada peningkatan sementara dalam kemampuan kognitif dan performa dalam tugas-tugas tertentu setelah mendengarkan musik Mozart.

“Efek Mozart” merupakan fenomena yang ditemui dalam penelitian yang dilakukan oleh Rauscher, Shaw, dan Ky (1993). Dalam penelitian ini, mereka menemukan bahwa mendengarkan musik Mozart dapat meningkatkan kemampuan spatial-temporal reasoning—jenis kecerdasan yang diperlukan untuk memvisualisasikan pola dan urutan. Meskipun ada perdebatan tentang seberapa lama efek ini bertahan, banyak penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan musik klasik memang dapat meningkatkan konsentrasi dan pemecahan masalah.

 

Bagaimana Musik Klasik Bekerja pada Otak?

Musik Klasik dan Aktivitas Otak

Mendengarkan musik klasik dapat merangsang beberapa area di otak, termasuk korteks prefrontal (yang bertanggung jawab untuk pengambilan keputusan dan perencanaan), hippocampus (yang terkait dengan memori dan pembelajaran), dan amigdala (yang memproses emosi). Kombinasi aktivitas di daerah-daerah ini memungkinkan musik klasik untuk meningkatkan kemampuan belajar dan pemrosesan informasi.

Aktivasi Neurotransmitter

Saat mendengarkan musik klasik, otak melepaskan neurotransmitter seperti dopamin, yang tidak hanya meningkatkan suasana hati tetapi juga memotivasi belajar dan meningkatkan fokus. Hal ini juga dapat meningkatkan kadar hormon norepinefrin, yang terkait dengan kewaspadaan dan konsentrasi.

Gelombang Otak dan Musik Klasik

Studi EEG (Electroencephalography) menunjukkan bahwa musik klasik dapat mengubah aktivitas gelombang otak. Gelombang otak alfa (8-14 Hz) biasanya terkait dengan keadaan relaksasi yang terjaga dan kewaspadaan yang lembut, yang ideal untuk belajar dan pemecahan masalah. Mendengarkan musik klasik, seperti karya Bach atau Beethoven, telah ditemukan untuk meningkatkan aktivitas gelombang alfa, menciptakan lingkungan mental yang optimal untuk konsentrasi.

 

Studi Kasus: Pengaruh Musik Klasik pada Mahasiswa

Penelitian lain yang dilakukan oleh Jones dan Estell (2007) menemukan bahwa mahasiswa yang mendengarkan musik klasik selama sesi belajar atau saat membaca menunjukkan peningkatan pemahaman dan kemampuan mengingat. Musik klasik dengan tempo lambat, seperti karya Chopin atau Debussy, terbukti membantu dalam menjaga fokus dan mengurangi kelelahan mental selama belajar.

 

Strategi Menggunakan Musik Klasik untuk Meningkatkan Kualitas

1. Memilih Musik Klasik Tanpa Lirik

Salah satu alasan utama mengapa musik klasik efektif untuk meningkatkan konsentrasi adalah karena tidak adanya lirik yang dapat mengganggu. Musik tanpa lirik memungkinkan otak untuk tetap fokus pada tugas tanpa terpecah perhatian.

2. Mempertimbangkan Tempo dan Dinamika Musik

Musik dengan tempo yang moderat (60-80 BPM) dianggap optimal untuk belajar, karena dapat meniru ritme detak jantung saat tubuh sedang dalam keadaan relaks. Karya seperti “Clair de Lune” oleh Debussy atau “Air on the G String” oleh Bach adalah contoh sempurna.

3. Membuat Playlist yang Beragam

Membuat playlist dengan berbagai komposer klasik dapat membantu mencegah kebosanan dan menjaga suasana hati yang positif selama sesi belajar. Seperti contoh kita dapat menggabungkan berbagai komposer, seperti Baroque (Bach), Classical (Mozart), dan Romantic (Chopin), dapat memberikan berbagai efek yang menenangkan dan memotivasi.

 

Rekomendasi Musik Klasik untuk Belajar

  • Musik Baroque untuk Meningkatan Konsentrasi

Musik di era Baroque, seperti karya Johann Sebastian Bach dan Antonio Vivaldi, sangat direkomendasikan untuk meningkatkan konsentrasi karena strukturnya musiknya yang teratur dan memiliki pola ritme yang stabil.

  • Musik Romantis untuk Relaksasi

Untuk relaksasi, musik dari era Romantis, seperti karya Frederic Chopin dan Franz Schubert, dengan melodi yang mengalir dan harmonisasi yang lembut, sangat ideal untuk menciptakan lingkungan belajar yang tenang dan fokus.

 

Kesimpulan

Musik klasik memiliki potensi besar untuk meningkatkan konsentrasi dan relaksasi selama belajar. Musik klasik dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk meningkatkan kesehatan mental dan pembelajaran dengan menggunakan musik yang tepat, menyesuaikan lingkungan belajar, dan menerapkan teknik pembelajaran yang sesuai. 

#SalamBDM

 

Referensi

Allo, O. A., Sugiyanto, S., & Palamba, A. (2021). Musik klasik terhadap konsentrasi belajar mahasiswa keperawatan. JIK Jurnal Ilmu Kesehatan, 5(2), 295-304.

Des Moines Symphony. (2021, October 15). How classical music improves mental health. Des Moines Symphony. Retrieved from https://www.dmsymphony.org/about/news/how-classical-music-improves-mental-health/ 

Kumparan: Kabar Harian. (2022, September 19). Musik klasik: Pengertian, sejarah, dan jenis-jenisnya. Kumparan. Retrieved from https://kumparan.com/kabar-harian/musik-klasik-pengertian-sejarah-dan-jenis-jenisnya-1xAlHAPby99 

NRO Music. (2021, December 10). Listening to classical music, especially live, is seriously good for you. NRO Music. Retrieved from https://www.nromusic.org/listening-to-classical-music-especially-live-is-seriously-good-for-you/ 

Universitas Dian Nusantara. (n.d.). Harmoni emosi: Bagaimana musik mempengaruhi mood dan kesejahteraan manusia. Universitas Dian Nusantara. Retrieved from https://undira.ac.id/read/128/harmoni-emosi-bagaimana-musik-mempengaruhi-mood-dan-kesejahteraan-manusia 

Vokasi Kemendikbud. (2023, August 25). Suka mendengarkan musik klasik? Ini dia 5 manfaat musik klasik menurut SMKN 2 Kasihan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Retrieved from https://www.vokasi.kemdikbud.go.id/read/b/suka-mendengarkan-musik-klasik-ini-dia-5-manfaat-musik-klasik-menurut-smkn-2-kasihan#:~:text=Musik%20klasik%20mampu%20menciptakan%20suasana,sehingga%20menghasilkan%20relaksasi%20yang%20nyata 

Widhyatama, S. (2012). Sejarah musik dan apresiasi seni. PT Balai Pustaka (Persero).

Michelle Magdalena