Borobudur

Borobudur

Tidak disangka dari hanya sebuah replika dari relief di Candi Borobudur, alat-alat musik ini dapat dimainkan secara merdu. Alunan musik yang ditampilkan di Omah Mbudur, Jowahan, Wanurejo, Magelang ini dibawakan oleh musisi terkenal, seperti Dewa Budjana, Trie Utami, Bintang Indrianto dan lainnya. Dewa Budjana yang dulunya hanya berwisata melihat relief sebagai seni ukir, tergeraklah hatinya saat melihat kesempatan bersama Trie Utami untuk mereplika instrumennya. Ratusan alat musik tergambarkan di relief Candi Borobudur, dan tidak ada yang mengetahuinya apabila dahulu ada sebuah orkestra berlangsung di Borobudur. Sound of Borobudur, yakni sebuah projek memainkan alat musik yang wujud fisiknya berasal dari relief, yang dulu hanya dilaksanakan seadanya, sekarang  sudah terdapat 200 alat musik. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pun mengatakan bahwa Sound of Borobudur merupakan reinventing yang dahsyat, dimana sejumlah musisi melakukan riset mengeskplor alat musik yang ada di relief, kemudian di replika dan dibunyikan.

Mimpi para musisi ini terlihat nyata. Tidak hanya sekadar membuat, namun juga membunyikan alat tersebut. Mereka membuat riset dengan hipotesis bahwa ‘Borobudur memang pusat seni’, pusat musik dunia. Ganjar berkata bagaimana hipotesis ini akan diuji kembangkan, seperti dilihatnya bagaimana gitar dan kendang memiliki nama yang berbeda di lain tempat, yang membuat mereka bersemangat untuk membuat replikanya, dan memainkan alat musik tersebut. Sambung Ganjar dengan menyatakan bagaimana alat musik ini diproduksi dan dapat dimainkan dilanjutkan dengan dilakukannya workshop. Reinventing dari peralatan musik yang ada di relief Borobudur menunjukkan peradaban yang luar biasa. Dengan keberadaan alat-alat musik ini, dapat memperkaya Borobudur.