LDK AKTIVIS 2020

Sebelum memulai ijinkan diri saya untuk menjelaskan latar belakang artikel ini. Latihan Dasar Kepemimpinan atau lebih sering disebut LDK adalah sebuah pelatihan dasar tentang segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. Secara umum pelatihan ini biasa diberikan oleh Pengurus OSIS kepada calon pengurus OSIS, baik dalam tingkat SMP maupun SMA, namun kembali ke pengertian LDK juga sering ditemukan pada mahasiswa dan mahasiswi yang mengikuti Himpunan ataupun Unit Kegiatan Mahasiswa. LDK memiliki tujuan yaitu untuk mempersiapkan calon pengurus baru yang nantinya akan menjadi pemimpin dari komunitas yang bersangkutan.

LDK ini sudah menjadi menu wajib bagi kita yang ingin menjadi pemimpin atau calon pengurus suatu organisasi. Namun salah satu masalah yang sering terungkap saat berlangsungnya kegiatan ini adalah kesalahpahaman nada tegas dan nada marah. Walaupun LDK dibuat untuk mengasah mental calon pengurus, tidak semua yang diajarkan atau dituturkan oleh pengurus LDK baik dan benar. Apabila pengurus LDK cenderung menggunakan nada marah, maka calon pengurus juga cenderung merasa jengkel dan dapat mendapatkan salah paham. Apabila pengurus menggunakan nada yang tegas, calon pengurus akan cenderung lebih disiplin. Penggunaan kata dan gerakan tubuh merupakan cara menyampaikan pesan. Jika pesan itu sendiri tidak tersampai dengan benar maka munculah mindset yang merasa LDK hanya sekedar untuk dimarah-marahi tanpa ada tujuannya.

Sekarang mari saya ceritakan pengalaman LDK saya ini. Pada tanggal 11 hingga 12 Maret 2020 saya mengikuti kegiatan LDK Unit Kegiatan Mahasiswa Bersama Dalam Musik. Saya pernah mengikuti LDK sebanyak 2 kali dalam seumur hidup (termasuk LDK UKM ini) , yaitu sekali di saat saya duduk di bangku SMA, dan sekali lagi di UKM ini. Setelah sekian kali mengikuti LDK saya memang dapat merangkum bahwa LDK selalu berisi dengan marah-marah (untuk menguji mental). Tidak semua LDK dikenakan dengan amarah pengurus, dan tidak sepenuhnya hanya berisi amarah. Di waktu lain kegiatan berisi dengan fun and games serta pengenalan dengan satu sama lain.

DK BDM tidak jauh beda dengan pengalaman yang ditulis di atas. Dari mulainya berangkat dari kampus Kemanggisan ke kampus Alam Sutera, saya dan teman-teman saya menggunakan tronton untuk mencapai tempat tujuan LDK kami. Sesampai di sana pengurus sudah memperlakukan kami dengan tegas. Setelah itu kami menjalani perkenalan pengurus dari kedua kampus di saat itu juga kami diberikan peraturan dan diingatkan untuk harus bergerak cepat, disiplin dan mengingat etika serta sopan santun terhadap pengurus dan teman-teman. Selama hari berjalan pengalaman sama seperti sebelumnya, mental kami diuji setiap saat. Salah satu ujian yang diberikan adalah diberikannya ‘nyawa’ dan ‘nyawa angkatan’ yaitu kardus berbentuk lingkaran dengan dan terus yang sudah di rebus hingga matang yang kami perlu jaga baik-baik dan jangan pernah dihilangkan atau dirusak. Kami juga selalu diingatkan untuk menggunakan sopan santun terhadap semua orang dan apabila terjadinya pelanggaran atau kesalahan maka kami mendapatkan teguran dan amarah dari pengurus, kami juga diberikan tugas untuk membuat surat kesan dan pesan terhdapa pengurus yang dikumpulkan sebelum acara LDK selesai.

Walaupun LDK penuh dengan amarah dan teguran, sebenarnya LDK ini dibandingkan dengan LDK yang saya pernah alami tidak seketat sebelumnya. Kali ini LDK memiliki lebih banyak games dan aturan yang tidak terlalu ketat, namun karena banyak kesalahan kami juga mendapatkan banyak teguran jadi bisa dapat dibilang LDK kali ini 50-50 melelahkan dan menyenangkan. Kami juga mendapatkan presentasi tentang sejarah BDM yang dibawakan oleh Kak Deo selaku alumni dan mantan ketua umum BDM. Namun satu hal yang pasti bisa diingat menurut saya adalah saat kita menjalani kegiatan bonfire atau api unggun dimana kami tampil perkelompok. Bahkan pengurus pun turut memberikan pertunjukkan untuk kami bersama. Hal tersebut sangat terkenang karena merupakan salah satu kegiatan yang dapat melepaskan rasa lelah yang ada sejak siang.

Keesokan harinya, kegiatan yang diberikan adalah pembawaan materi komitmen, pelantikan calon aktivis, presentasi mengenai proposal dan EPJ dan pengumpulan surat pesan kesan di saat itu kami juga persiapan packing. Setelah itu kami berfoto dan saling bersalaman dan memulai perjalanan balik ke Binus Alam Sutera, lalu diakhiri dengan perhentian di Binus Anggrek.

Trimanto