Atlet Renang Qian Hongyan yang Memotivasi
Seorang bocah asal negeri China, Qian Hongyan, mampu menjadi terang yang terus bersinar di tengah gelap. Cobaan yang menimpa Qian begitu berat dikarenakan di saat ia berumur 3 tahun(Oktober 2000), ia harus diamputasi dari bagian pinggang hingga bawah dikarenakan kecelakaan fatal yang dialamainya. Karena keadaan ekonomi keluarganya yang sulit, keluarganya yang tinggal di Zhuangxia tidak mampu memberikanya kaki palsu melainkan bola basket yang dijadikan penyangga tubuh Qian.
Hingga suatu masa ia menghadiri pertandingan yang banyak diikuti atlit cacat di kunming (Mei 2007) dan menjadi termotivasi oleh perjuangan mereka, Qian pun tergerak untuk menjadi seperti mereka. Selepas pertandingan tersebut, Qian meminta kepada pelatih Zhang Honghu, seorang pelatih renang khusus bertubuh cacat yang terkenal, untuk melatihnya menjadi atlit renang. Tekad Qian ini didukung penuh oleh keluarganya. Bagi Zhang, tekadlah yang dapat membantu Qian dalam dunia renang karena baginya sangatlah sulit untuk berenang hanya dengan kedua lengan. Tapi dengan tekad Qian yang kuat, ia mampu diberikan jadwal renang tambahan untuk lebih melatih kedua lengannya.
Qian sangat bertekad untuk menggapai keinginanya menjadi atlit renang. Keinginannya tak pernah padam. Dengan latihan yang cukup berat, dalam sehari ia mampu menempuh jarak 2000 meter untuk melatih otot-ototnya. Qian pun juga semangat dalam mengikuti latihan lainnya seperti sit-up dan mengangkat beban. Qian ingin mendunia dengan usahanya mewakili China pda tahun 2012 di kejuaraan renang olimpiade khusus orang cacat. Qian mematok ingin menjadi juara di olimpiade itu. Semangat Qian inilah yang membuat Qian dikenal di seluruh dunia. Kisahnya banyak dimuat di berbagai media cetak. Dengan tekad yang kuat seperti Qian, tidak ada yang mustahil. Tekadlah yang membuat kita berhasil, bukan keterbatasan. Dengan kerja keras dan niat, segala sesuatu menjadi mungkin untuk dicapai. Kisah inspiratif seperti Qian menunjukkan kepada kita, bahwa memiliki badan cacat bukanlah sesuatu yang harus disesali, tetapi harus dibuktikan kepada dunia bahwa badan cacat bukanlah penghalang untuk berkarya, melainkan motivasi untuk berkarya.
“Tak ada cacat yang bisa memadamkan semangat hidup yang tetap berkobar bagi manusia yang tak pernah menyerah. EVERYONE IS NUMBER ONE”
Source : Qian Hongyan