Tren Berkain Sebagai Penunjang Usaha Lokal

Pesatnya kemajuan dan adanya modernisasi dalam berbagai aspek kehidupan menjadi salah satu penyebab adanya resesi budaya. Di Indonesia sendiri, tidak sedikit budaya yang telah luntur dan hampir punah terkena imbas dari besarnya arus globalisasi dan hilangnya pewaris-pewaris. Hal ini sudah seharusnya menjadi kekhawatiran tersendiri bagi generasi-generasi penerus bangsa yang memiliki kewajiban untuk mempertahankan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Namun, belum lama ini muncul sebuah tren yang mencuri perhatian banyak orang, terutama para kaum muda, karena bersangkutan dengan salah satu budaya Indonesia. Tren tersebut tidak lain adalah tren berkain bersama yang mengambil budaya berkain yang telah lama menjadi identitas Indonesia. Tren berkain bersama dijadikan sebagai tren fashion yang kian digemari oleh banyak orang. Dengan memadukan kain tradisional Indonesia dengan gaya berpakaian sehari-hari, Anda dapat ikut berpartisipasi dalam tren ini. Sebutan ‘berkain bersama’ juga sekaligus menjadi ajakan kepada banyak orang untuk dapat ikut melestarikan budaya negeri dan sekaligus sebagai bukti bahwa suatu budaya tradisional yang memiliki stereotip ‘kuno’ atau ketinggalan zaman dapat dihilangkan. Di era modernisasi seperti sekarang ini, masih terdapat ruang bagi budaya tradisional untuk berkembang dan menciptakan harmonisasi dengan segala perkembangan yang ada.

Maraknya tren berkain bersama juga ternyata mendatangkan titik cerah kepada sektor ekonomi yang saat ini sedang terimbas dengan adanya COVID-19. Hal ini dapat dirasakan khususnya oleh para pengrajin kain yang ada di Indonesia. Bagi Anda yang memiliki atau ingin membuka bisnis, khususnya pada bidang fashion, adanya fenomena berkain dapat menjadi peluang Anda untuk berkembang karena melihat antusiasme dan demand yang meningkat. Selain dapat mendatangkan keuntungan bagi bisnis sendiri, mengikuti tren berkain juga dapat menunjang atau bahkan menyelamatkan berbagai usaha-usaha pengrajin lokal, Anda dapat melakukan kerjasama dengan para pengrajin sebagai pemasok utama atau berkolaborasi untuk menciptakan produk yang dapat digemari oleh konsumen. 

Mengikuti keinginan dan beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi menjadi salah satu kunci untuk dapat mengelola bisnis dengan baik. Namun, diluar hal itu terdapat banyak  faktor yang harus ikut dipertimbangkan. Sebagai pengelola bisnis perlu diperhatikan pula bagaimana keberlanjutan yang dapat dilakukan untuk tetap mempertahankan tren dalam jangka waktu yang lama sehingga tidak akan merugi atau dalam skenario terburuknya harus berhenti di tengah jalan.

Referensi :

 

Dyvanka
Divisi Public Relation Kemanggisan