Budaya Bisnis di Indonesia

Dibutuhkan lebih dari sekedar pengetahuan pasar, modal dan sumber daya manusia untuk menjalankan bisnis yang sukses di Indonesia. Ada juga aturan praktis tertentu yang perlu dipahami dan diambil oleh investor asing saat menetap di negara ini atau memulai bisnis. Karena mendominasi budaya dan tradisi yang beragam dan kaya, budaya bisnis Indonesia selalu menjadi titik fokus dalam berbisnis. Berbisnis di Indonesia dan berbaur dengan penduduk setempat memerlukan pemahaman tentang etika, aturan, dan adat istiadat yang harus dipelajari dan diikuti. Mendekati bisnis di Indonesia membutuhkan kepekaan dan perencanaan yang matang terhadap dinamika budaya dan lingkungan bisnisnya, termasuk peraturan yang sering berubah.

Berorientasi Hubungan
Hubungan pribadi memainkan peran besar dalam budaya bisnis Indonesia. Mereka melihat kepercayaan sebagai kunci untuk bisnis yang baik dan akan mencari komitmen yang jujur untuk hubungan. Jaringan bisnis seringkali terdiri dari kerabat dan rekan karena nepotisme dianggap menjamin kepercayaan. Di Indonesia orang umumnya melihat diri mereka melakukan bisnis dengan orang, bukan entitas. Anda mewakili diri Anda sebagai individu lebih dari yang Anda lakukan untuk perusahaan Anda. Karena itu, harapkan mereka untuk mengajukan banyak pertanyaan tentang keluarga dan kehidupan pribadi dalam upaya untuk mengenal. Kadang-kadang ini bisa dianggap langsung dan terlalu pribadi, tetapi tidak dimaksudkan seperti ini dan mereka akan mengharapkan untuk menanyakan hal yang sama kepada mereka. Melakukannya sebagai balasan akan menandakan rasa hormat.

Harmoni
Dalam budaya bisnis Indonesia, orang percaya bahwa keharmonisan dan hubungan yang baik adalah komponen terpenting untuk kesuksesan bisnis. Konsep bahwa ‘waktu adalah uang’ tidak diterjemahkan secara budaya. Alih-alih menjadi sangat produktif, orang mencoba mempertahankan suasana yang menyenangkan/menyenangkan saat mereka bekerja. Oleh karena itu, perlu diingat bahwa mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk bernegosiasi dan menyelesaikan sesuatu. Jangan memaksa atau bersikeras pada ketepatan waktu atau kecepatan karena menunjukkan agresi atau desakan yang berat dapat membuat orang ragu untuk berbisnis dengan Anda. Terimalah bahwa mereka dapat lebih mementingkan negosiasi bisnis yang lancar daripada menghasilkan keuntungan yang didorong dengan susah payah.

Pertimbangan
Budaya bisnis Indonesia bersifat hierarkis berdasarkan usia dan jabatan. Kepemimpinan bersifat paternalistik dan orang yang paling tua biasanya memimpin diskusi. Terlepas dari struktur hierarkis bisnis Indonesia, konsensus dicari dari semua orang sebelum keputusan dibuat untuk menjaga keharmonisan. Pada Indeks Persepsi Korupsi (2017), Indonesia menempati peringkat ke-96 dari 180 negara, menerima skor 37 (dalam skala 0 hingga 100). Persepsi ini menunjukkan bahwa sektor publik negara itu agak korup.

Reference link:
http://al-terity.blogspot.com.au/2009/08/indonesian-etiquette.html
http://www.indosight.com/blog/understanding-indonesian-business-culture/
https://www.cekindo.com/blog/indonesian-business-culture
https://culturalatlas.sbs.com.au/indonesian-culture/indonesian-culture-business-culture

Gabriela Fortuna
Divisi Public Relation Alam Sutera