Konsep Berlatih Aikido

Konsep Berlatih Aikidō

Konsep aikidō adalah melatih seseorang agar mampu menghadapi penyerang yang lebih kuat atau lebih jago dalam teknik bertempur. Teknik aikidō bekerja dengan menyelaraskan gerak dari penyerang dan kemudian mengarahkan tenaga si penyerang tersebut, ketimbang bergerak melakukan serangan balik. Pencapaian tertinggi seorang praktisi Aikidō adalah mampu menyelamatkan dirinya tanpa menghabisi nyawa penyerang, bahkan kalau bisa tanpa cedera pada diri sendiri maupun si penyerang.

 

Pada masa modern setelah Perang Dunia II, tujuan Aikidō adalah memberdayakan tubuh fisik dan mental sesuai dengan tingkatan kemahiran seseorang apa adanya, sehingga siapapun dapat mulai berlatih dan mengikuti semua porsi latihan. Dalam situasi damai ini, Aikidō tidak ditujukan untuk melatih seorang praktisi mencapai kesempurnaan dalam keahlian teknis, melainkan untuk pengembangan karakter si praktisi sesuai dengan hukum-hukum alam semesta.

 

Latihan aikidō bermanfaat juga untuk membangun percaya diri yang alamiah dalam kehidupan sehari-hari. Dojo atau sasana tempat berlatih adalah lokasi yang ideal untuk memperdalam wawasan manusia, untuk bertemu orang-orang dari berbagai usia, jenis kelamin, maupun pekerjaan.

 

Hanya melalui latihan untuk menggapai manfaat aikidō baik hasil yang terlihat atau hasil yang tak terlihat. Kebanyakan praktisi aikidō pernah mengalami proses keraguan menjadi berkomitmen untuk rajin latihan, dan selanjutnya menjadi paham dengan metode dan bentuk aikidō. Seseorang yang telah melaui siklus ini menjadi belajar beberapa hal tentang aikidō yang membuatnya unik.

 

Pertama adalah seseorang mungkin terkaget bahwa d ibalik penampilan teknik aikidō yang terlihat lembut di acara peragaan untuk publik, terdapat sisi keras, sengit, dan dinamis dari teknik kontrol yang mengunci persendian dan adanya aplikasi serangan (atemi). Hal ini kontras dengan asumsi sesorang yang masih awam memandang aikidō, di dalam tekniknya selalu ada kandungan dengan daya rusak untuk mengontrol dan menundukan lawan.

 

Berikutnya adalah, seseorang mungkin akan terkejut ketika menemukan bahwa dari tingkat pemula, gerakan teknik dasar sangat sulit dilakukan, seperti cara jatuh terbanting dengan aman (ukemi), pemahaman jarak serang yang tepat (ma-ai), gerakan masuk menembus pertahanan lawan (irimi) dan gerakan tubuh lainnya (taisabaki). Kenyataannya adalah setiap teknik membutuhkan gerakan serentak seluruh anggota tubuh dengan koordinasi seketika sambil menjaga keseimbangan pusat gravitasi tubuh, irama nafas, kesiagaan mencegah celah kelemahan yang mungkin timbul, serta jarak dan sudut kontrol yang aman.

 

Sensei Hiroshi Tada, seorang praktisi aikidō senior, menyampaikan analogi dari master Ueshiba Morihei bahwa dalam berlatih agar menganggap tubuh kita ibarat instrumen musik berkualitas terbaik dan menganggap pikiran kita ibarat pemain musik terbaik yang akan bermain musik dengan irama dan nada tepat. Sensei Hiroshi Tada adalah murid langsung dari Master Ueshiba Morihei. Beliau masih aktif mengajar di usia 90 tahun saat ini dan mulai berlatih aikidō sejak Maret 1950.

 

Ada sembilan aspek yang perlu diperhatikan oleh seorang aikidōka, atau praktisi aikidō, dalam berlatih, yaitu sebagai berikut:

  1. Kokyu: “kekuatan nafas dan irama yang tepat”. Nafas adalah kehidupan, berarti nafas yang bermasalah menandakan gejala stres, sakit dan ketakutan. Nafas juga menjadi pertanda bagi irama diri dengan alam semesta. Master Ueshiba mengatakan: “Segala sesuatu di langit dan di bumi itu bernapas. Nafas ibarat benang yang menghubungkan setiap ciptaan menjadi sesuatu. Jika seseorang mengenali variasi tiap irama napas, teknik yang sesungguhnya akan lahir.
  2. Shiho: “segala arah, universalitas”. Makna dari shiho adalah “empat arah”. Pada saat latihan pemanasan aikido, latihan diawali dengan shiho undo yang berasal dari tebasan empat arah. Stabilitas pinggang dilatih dengan intesif pada gerakan shiho undo. Shiho, atau “empat arah” memiliki makdsud untuk melatih cara pandang terhadap dunia dari segala aspek dan bergerak ke segala arah seperlunya.
  3. Irimi: ”masuk dan menyatu”. Ketika menghadapi serangan, langkah terbaik adalah masuk langsung ke hadapan serangan dengan penuh inisiatif. “Ketika lawan datang, bergerak dan sambut dia.” Cara terbaik menghadapi serangan adalah dengan langsung kembali ke sumber dan menyatu dengannya untuk meredam sifat agresif lebih lanjut.
  4. Kaiten: “berputar dan membuka”. Seringkali, menghindari serangan adalah cara yang efektif dengan melangkah ke segala sisi diluar jarak serang lawan. Konsep “terbuka terhadap segala kemungkinan” memiliki peran utama di dalam Aikido dan ini juga melatih sikap terbuka terhadap segala kemungkinan, pemikiran yang terbuka dan hati yang terbuka. Master Ueshiba berkata: “Setiap dari kita harus membuka jalan kita masing-masing, untuk membuka pintu diri kita terhadap kebenaran.”
  5. Osae: “pengendalian dan kontrol atas situasi”. Teknik Aikido terdiri dari beberapa kuncian di persendian. Hasil yang perlu digarisbawahi adalah dengan teknik kuncian tersebut, seseorang harus tetap menjaga genggaman yang erat dan menjaga situasi tetap terkendali.
  6. Ushiro Waza: “menghadapi yang tak diketahui”. Dalam Aikido, kita berlatih jika diserang dari belakang untuk mengasah kepekaan menghadapi serangan sebelum terjadi. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini diterjemahkan sebagai latihan sikap waspada menghadapi yang tak terduga.
  7. Tenchi: “berdiri kokoh di antara bumi dan langit”. Master Ueshiba berkata:”Berusahalah selalu menyatu dengan langit dan bumi, maka alam semesta akan memunculkan cahaya sejatinya. Jika kita memahami wujud langit dan bumi yang sesungguhnya, kita akan tercerahkan oleh wujud alami yang ada.”
  8. Aiki Ken and Aiki Jo. Dalam Aikido teknik dilakukan dengan sifat gerakan pedang yang lurus, tegas dan langsung. Selain itu, kita harus dapat bertindak dengan fleksibel, halus ke segala arah seperti gerakan jo atau tongkat dengan panjang 120 cm.
  9. Ukemi: “tujuh kali jatuh, delapan kali bangun”. Hal pertama yang kita pelajari di dalam Aikido adalah belajar ukemi agar menjaga menjaga tubuh terjatuh secara aman dan bisa bangkit dengan segera.